webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
275 Chs

Perjodohan

Zen saat ini sudah bersama Yuna pada sebuah Istana Kerajaan, dimana mereka sedang menunggu pertemuan yang akan dilakukan oleh pihak kerajaan kepada mereka. Zen sengaja mengajak Yuna, karena dia tahu pihak kerajaan akan mendiskusikan sesuatu kepada mereka.

Zen dan Yuna mulai mengobrol ringan sambil menunggu pihak kerajaan memanggil mereka saat ini. Mereka memang tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh pihak kerajaan, namun Zen tetap menghadirinya karena ini permintaan langsung dari Lilliana.

Zen sebenarnya tidak mau mengikuti pertemuan ini, dan mungkin mengirimkan beberapa wanitanya saja, karena dia hendak menaklukan labirin terakhir. Namun atas desakan Shizuku dan Kaori, yang memaksa dirinya karena permintaan dari sahabat mereka putri Liliana, mau tidak mau Zen berada disini.

"Maaf tuan Zen, nona Yuna, kalian sudah ditunggu diaula kerajaan saat ini" kata salah satu prajurit yang ditugaskan untuk menjemput mereka.

Zen dan Yuna akhirnya mengikuti arahan prajurit tersebut, dan memasuki sebuah aula yang terdapat sebuah singgasana disana. Saat ini seluruh keluarga kerajaan berada ditempat ini, dan diikuti oleh beberapa bagsawan saja.

"Terima kasih telah meluangkan waktu kalian Tuan Zen, Nona Yuna" kata Raja kerajaan ini.

Zen dan Yuna akhirnya mulai menyapa mereka dengan sopan hingga mereka dipersilahkan untuk mengambil tempat untuk duduk. Anehnya, putri kerajaan ini entah mengapa bisa terlihat sangat gelisah saat ini.

"Baiklah, alasan Kerajaan kami mengundang anda, dikarenakan kami ingin membahas perjodohan Putri Kerajaan ini yaitu Lilliana. S. B Heilight bersama Tuan Zen" kata Raja kerajaan ini.

Lilliana sedari tadi hanya menunduk dan tidak berani menatap pria yang akan dijodohkan kepadanya, namun Zen dan Yuna saat ini sedikit terkejut akan jalannya pertemuan ini. Yuna mulai menatap Zen saat ini, lalu mengirimkannya sebuah telepati.

"Apa yang harus aku lakukan Zen?" tanya Yuna.

"Aku juga tidak tahu" jawab Zen singkat.

"Apakah kamu tidak menyukainya? Kalau dilihat – lihat dia sangat cantik" kata Yuna kemudian.

"Aku tahu, tetapi dia berumur 14 tahun Yuna. Apakah kamu mau aku menikahi seorang remaja?" tanya Zen kembali.

"Hmm... benar juga" kata Yuna.

Pihak kerajaan terutama Lilliana, saat ini masih menunggu jawaban dari pihak Zen saat ini. Namun yang mereka lihat saat ini, seakan pasangan didepan mereka sedang saling menatap seakan sedang mengobrol menggunakan tatapan mata mereka.

"Kalau begitu, maafkan kami karena kami akan menolak permintaan anda Yang Mulia" kata Yuna.

Mendengar ini, semua orang yang berada disana sangat terkejut, terutama para bangsawan ditempat ini, karena kecantikan putri Lilliana meupakan nomor satu pada kerajaan mereka bahkan di Tortus, sebelum para pahlawan datang dan anggota Elite diperkenalkan pada dunia ini.

Mereka tidak menyangka pihak Zen akan menolak, terutama Putri Lilliana yang saat ini berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya yang akan jatuh saat ini, karena kekecewaaannya atas penolakan Zen saat ini.

"Kalau begitu, bolehkan kami tahu alasan anda menolak permintaan kami?" tanya Raja ditempat ini. Namun bukan Yuna yang menjawab, tetapi Zen mencoba untuk menengahi saat ini.

"Maafkan kami Yang Mulia, alasan kami menolak permintaan anda, dikarenakan Saya bukan berasal dari dunia ini dan saya akan memastikan untuk kembali pulang kedunia asal saya dan tidak mungkin membawa Putri anda." Jawab Zen.

"Untuk itu kami tidak mempunyai masalah, anda bisa membawa putri kami ketempat asal anda, bahkan putri kami akan menerimanya dengan senang hati" Kata kerajaan tersebut sambil menatap Lilliana saat ini, untuk meminta konfirmasi dari perkataannya dan dijawab anggukan semangat oleh Lilliana.

"Saya tahu yang Malia, tetapi pada dunia tempat saya berasal, saya tidak bisa menikahi putri anda karena masih dibawah umur, dan terlebih lagi Saya sudah mempunyai banyak wanita disisi saya saat ini" kata Zen kemudian.

"Aku tidak mempermasalahkan kamu mempunyai banyak wanita Zen" kata Lilliana yang mulai menyela percakapan Zen dan Ayahnya.

"Saya tahu Putri Lilliana. Tetapi apakah anda mendengar perkataan Zen sebelumnya, dia tidak bisa menikahi anda karena anda masih dibawah umur untuk menikah diduniannya" kata Yuna.

"Bagaimana dengan ini, kita akan melakukan pertunangan saja saat ini dan saat Lilliana cukup umur untuk menikah, baru kalian melaksanakan pernikahannya" kata Ibu dari Lilliana saat ini.

Yuna dan Zen kembali terdiam saat ini, memang ide dari ibu dari Lilliana merupakan ide yang bagus, tetapi Yuna tidak tahu harus menjawab apa dan kembali mengirim telepati kepada Zen saat ini.

"Bagaimana sekarang Zen, sepertinya sang Putri juga menyukaimu sehingga mereka sangat bersikeras menjodohkanmu dengannya saat ini" kata Yuna.

"Aku juga tidak tahu, tetapi Putri itu saat ini mempunyai tandaku" kata Zen kemudian.

Mendengar itu semua, Yuna mulai menghela nafasnya karena tahu ini akan terjadi. Akhirnya dia mulai menatap keluarga kerajaan yang berada didepannya dan akhirnya memutuskan sesuatu saat ini.

"Baiklah, kami akan menerima pertunangan ini" kata Yuna yang saat ini langsung membuat Zen sangat terkejut.

"Apa yang kamu lakukan Yun-" kata Zen melalui telepatinya, namun terpotong setelah Yuna menyambung kalimatnya tadi.

"Tetapi kami mempunyai persayaratan saat ini" kata Yuna kemudian.

"Baiklah, apa persyaratan anda Nona Yuna?" tanya raja ditempat ini, yang entah mengapa membuat Yuna seakan menjadi wali dari Zen saat ini.

"Pertama anda tahu sendiri, Zen mempunyai banyak wanita termasuk saya salah satunya. Lalu saat pertunangan ini berjalan, kami ingin Putri Lilliana akan tinggal bersama kami, dan kami ingin Gelar putri Kerajaan Heilight harus dihapus darinya." kata Yuna, karena dia tidak mau pihak kerajaan akan memanfaatkan mereka kedepannya.

"Baiklah aku setuju" kata Lilliana tegas dengan persyaratan dari Yuna tersebut.

Tindakan Lilliana ini membuat Raja dan Ratu pada kerajaan ini, hanya tersenyum saja saat ini. Memang permintaan Yuna tentang Lilliana akan tinggal ditempat Zen dengan mudah bisa dipenuhi, namun untuk melepas gelar putrinya, merupakan hal yang sedikit susah dilakukan.

Mereka akhirnya mau tidak mau menyetujui permintaan dari Yuna itu, dan akhirnya memutuskan bahwa Lilliana akan meninggalkan Istana ini hari ini juga. Dikarenakan saat Raja dan Ratu kerajaan ini melihat putri mereka yang saat ini sangat berharap hidup bersama Zen, akhirnya mereka menerimanya.

"Kalau begitu, kami akan mengumumkan pertunangan ini keesokan harinya kepada seluruh masyarakat kerajaan ini" kata Raja Heilight. Akhirnya pertemuan ini selesai, dan Zen dan Yuna sudah meninggalkan ruangan ini dan saat ini menuju kearah pintu gerbang untuk menunggu Yuna yang saat ini pergi kekamarnya.

Lilliana sudah bersama para pelayannya mulai menuju kamarnya dan menyiapkan barang – barang yang dibawanya untuk menuju kekediaman Zen, yang dia tahu merupakan markas dari Elite dikerajaan ini.

Zen dan Yuna saat ini mulai menunggunya dipintu gerbang kerajaan ini. Namun saat ini mereka bertemu beberapa pahlawan yang menghadang mereka ditempat ini. Bukan tanpa alasan mereka melakukan ini, karena mereka ingin meminta sesuatu kepadanya.

"Kudengar kamu akan menuju sebuah Labirin Zen?" tanya seorang wanita yang merupakan Suzu.

"Yap, aku akan menuju kesebuah Labirin" kata Zen. Memang mereka mendengar kabar Zen akan menuju sebuah labirin dari sahabat mereka Shizuku dan Kaori, yang akan menemani Zen pergi kesana.

"Bisakah kamu membawa kami ikut denganmu?"