webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
275 Chs

Peperangan

Saat ini, Zen sudah berdiri pada sebuah barisan beberapa pasukan yang dipimpinnya. Disebelahnya terdapat beberapa wanitanya yang juga bersiap untuk mengikutinya dalam peperangan yang akan berlangsung saat ini.

Zen sudah membagi mereka dalam dua kelompok. Yang pertama kelompok yang dipimpin olehnya dan diikuti oleh semua pasukan kelinci beserta Yue, Alice dan Rina akan bertugas menyerang secara langsung Ibukota kerajaan Hoelscher.

Lalu kelompok kedua akan dipimpin oleh Tio, yang membawa semua pasukan Demi-human yang berasal dari Verbergen bersama Shea, Shizuku, Kaori, Suguha dan Sinon. Akan menyelamatkan semua Demi-human yang menjadi budak pada kerajaan ini.

"Kalian semua sudah mengerti?" tanya Zen kepada semua pasukan yang dipimpinnya.

"Sudah Jenderal" jawab mereka serentak.

Disisi lain, pihak Kerajaan Heilight yang dipimpin oleh seorang Jenderal sudah membawa setengah pasukan yang dimiliki oleh Kerajaan Heilight beserta beberapa pahlawan yang ikut serta dalam peperangan ini.

Memang mereka tidak membawa semua pasukannya, karena setengah pasukan mereka masih berusaha waspada akan serangan dari pihak Iblis, dan juga dipastikan kekuatan militer Kekaisaran Hoelscher sangat lemah saat ini, karena kekalahan mereka pada peperangan di hutan Haulia.

"Baiklah, siapkan pasukan dan kita akan menyerang sebentar lagi" kata Jenderal yang memimpin pasukan Heilight tersebut.

"Baiklah Jenderal" kata bawahannya dan mulai keluar dari sebuah tenda dan langsung menyampaikan pesan dari Jenderalnya tersebut kepada semua pasukan yang mengikuti perang ini.

"Dan kalian para pahlawan, bersiaplah" kata Jenderal itu sekali lagi.

"Baiklah" jawab mereka serempak, terutama Kouki yang saat ini mengikuti peperangan ini.

Disisi lain, pihak Hoelscher sudah menyiapkan semua pasukannya dan merekrut semua penduduk atau bisa dikatakan memaksa mereka untuk ikut dalam peperangan ini. Sebenarnya mereka akan segera menyerah, namun seseorang yang membuat sebuah rencana penyerangan Verbergen sebelumnya muncul kembali saat ini.

Entah mengapa, Kaisar yang awalnya sudah tidak mempercayai orang tersebut, akhirnya kembali mempercayainya dengan mengikuti sarannya untuk ikut berperang melawan kerajaan Heilight, karena kata wanita tersebut dia akan mendapatkan bantuan dari mereka.

"Yang mulia, kami sudah mengumpulkan semua budak saat ini" kata salah satu prajurit disana.

"Ya, pastikan mereka akan menjadi tameng bagi peperangan kita kelak, dan membuat pasukan dari Verbergen berfikir dua kali untuk menyerang kita, karena kita menggunakan kaum mereka sebagai tameng dalam peperangan ini" kata Kaisar kerajaan Hoescher.

Namun yang tidak diketahui oleh pihak Kekaisaran, saat ini sudah terjadi sebuah pertarungan yang tidak jauh dari tempat tersebut. Suara benturan pedang mulai terdengar, diantara dua orang wanita yang mempunyai sayap yang sedang bertarung saat ini.

"Mengapa kamu menghianatai Mastermu sendiri?" tanya seseorang dengan nada yang sangat dingin.

"Aku tidak pernah menghianati Masterku" jawab wanita lawannya yang merupakan Noint.

Sebelumnya, Zen sudah mencurigai dalang dalam keberanian dari Kekaisaran Hoelscher merupakan seorang ututsan dari dewa, hingga dia menyuruh Noint untuk menyelidikinya. Dan benar saja, saat Noint berada dikekaisaran ini, dia menemukan bahwa Kaisar sedang dikendalikan oleh seorang Apostle.

"Lalu kamu menyebut tindakanmu ini dengan apa?" kata Apostle tersebut.

"Hm.. mungkin aku menyebutnya sebagai melayani Master baru" jawab Noint. Dan jawaban dari Noint tersebut, membuat Apostle yang dilawannya sangat murka, karena wanita didepannya terang – terangan mengakui dia berhianat terhadap Masternya.

"Mati kamu" lalu mereka kembali bertarung ditempat tersbut.

.

.

Seseorang Jenderal saat ini sudah membawa pasukannya untuk menunggu datangnya musuh yang akan menyerang wilayahnya saat ini. Bahkan dibagian depan pasukan mereka, terdapat banyak sekali Demi-human yang mereka libatkan dalam peperangan ini.

Namun tidak jauh dari sana, akhirnya pasukan Kerajaan Heilight mulai terlihat. Walaupun pasukan kekaisaran sudah kalah jumlah, tetapi mereka merasa mereka akan memenangkan pertarungan ini, karena mempercayai Kaisar mereka saat ini.

"Bersiap untuk berperang!" teriak Jenderal yang memimpin pasukan Hoelscher saat ini.

Disisi lain, pihak Kerajaan Heilight saat ini sudah melihat pasukan musuh yang sudah dipenuhi Demi-human pada bagian depan barisan mereka. Beberapa orang terlihat mulai marah saat ini, terutama Koiki.

Kouki yang memiliki syndrom pahlawan, ingin segera menyelamatkan para Demi-human tersebut. Namun Jenderal yang memimpin pasukan ini, sedang menunggu sesuatu saat ini, sebelum dia menyerang pasukan didepannya.

"DUARRRRRRRRRRRRR"

"BOOOMMMMMMMM"

"ARGHHHHHHHHHHHH"

Begitulah terdengar berbagai suara yang ledakan bercampur beberapa suara teriakan yang berasal dari Ibukota Kekaisaran. Jenderal yang memimpin pasukan Hoelscher tidak menyangka ada pasukan lain yang menyerang dari tempat lain.

Hal ini membuatnya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Apakah dia harus kembali membawa pasukannya, atau terus melawan pasukan yang berada didepannya. Namun karena pikirannya yang kacau, Musuh didepannya akhirnya memulai aksinya.

"SERANG!!!!!" Teriak Jenderal yang memimpin pasukan Heilight saat ini.

Mau tidak mau Jenderal yang fikirannya bercabang tersebut, akhirnya mengintruksinkan pasukannya untuk maju dan menyerang pasukan kerajaan Heilight.

"AHHHHHHHHHH" teriak semua pasukan yang mulai maju kedalam medan perang,

Namun disisi lain, para Demi-human yang terpaksa mengikuti peperangan ini, mau tidak mau mereka harus bertarung untuk melindungi nyawa mereka sendiri. Pasukan kedua belah pihak semakin mendekat, walaupun pada bagian depan pihak Hoelscher merupakan Demi-human.

Mereka semua semakin mendekat, dan para Demi-human bersiap untuk melawan, tetapi anehnya semua pasukan kerajaan Heilight melewati pasukan Demi-human tersebut dan menerobos menuju pasukan kekaisaran Hoelscher berada.

"Sial mereka melewati pasukan Demi-human" kata Jenderal Kekaisaran Hoelscher yang melihat kejadian tersebut, karena dia mengira pihak kerajaan akan membabibuta membantai mereka semua.

"Gunakan mereka sebagai sandera!" teriak Jenderal itu lagi, dan beberapa prajuritnya langsung mengikuti intruksinya.

Namun, pihak kerajaan Heilight sudah membaca pergerakan mereka dan menghalangi pasukan dari Hoelscher untuk melakukan tindakan tercela tersebut. Peperangan itu akhirnya resmi dimulai, semua pasukan mati – matian bertempur ditempat tersebut.

Kouki sendiri, sudah melawan seseorang prajurit saat ini, namun saat hendak menebas lehernya untuk membunuhnya, dia masih saja ragu. Hal ini tidak disia – siakan oleh prajurit yang dilawannya dan langsung menebas kearahnya.

Kouki yang tidak siap dengan serangan prajurit didepannya, mencoba menghindar. Namun tebasan pria tersebut mengenai pipinya dan mengores pada kulitnya tersebut. Kouki mulai sadar, bahwa dia berada didalam peperangan saat ini.

Mau tidak mau, dia harus membunuh saat ini, namun tetap saja dia masih tidak sanggup melakukannya. Peperangan tersebut mulai berlanjut, para pahlawan yang mengkutinya kecuali Kouki mulai menunjukan kemampuannya.

Seperti ada yang membuat barier, menyerang secara langsung dan sebagainya. Peperangan ini, mulai terlihat berat sebelah, setelah Demi-human yang awalnya dipersiapkan sebagai tameng hidup, ternyata berbalik melawan pasukan Hoelscher saat ini.

"Demi kebebasan" kata seroang Demi-human saat ini yang akhirnya memutuskan untuk menyerang orang – orang yang memperbudak mereka.

"DEMI KEBEBASAN!!!"