Saat ini, kelompok yang bersama Zen memasuki labirin ini sudah berhasil mengalahkan semua bayangan Iblis mereka, yang mencoba menguji mereka untuk dapat menaklukan kegelapan didalam hati mereka, walaupun beberapa dari mereka belum sepenuhnya mengalahkannya.
Terutama seorang pria yang saat ini sedang dibantu berjalan oleh sahabatnya, karena perbuatannya sebelumnya. Kouki saat ini terlihat seperti orang yang linglung, setelah dia melihat sesuatu yang mengerikan sebelumnya.
"Apa benar dia akan baik – baik saja Zen?" tanya Shizuku yang khawatir dengan sahabatnya tersebut.
"Tenanglah, dia masih dalam proses memahami dirinya sendiri saat ini" kata Zen.
Zen memang menggunakan sharingannya dan memberikan Tsukuyomi kepada Kouki dan menyebabkan dia seperti ini. Suzu dan Ryutarou hanya diam saja melihat teman mereka seperti ini, karena mereka menyadari bahwa Zen bisa saja membunuh Kouki jika dia mau.
Disisi lain, seorang wanita Vampire mulai semakin bimbang saat ini, karena tiba – tiba saja dia mendapatkan perasaan yang tidak enak, setelah Zen mengatakan jika dia menyelesaikan labirin ini dan dapat menghilangkan kerisauannya.
"Aku ingin tahu apa yang dimahsut oleh Zen" gumamnya saat ini.
Kelompok tersebut berjalan semakin dalam, hingga menemukan sebuah jalan yang memperlihatkan sebuah tempat yang dipenuhi dengan Es yang menutupinya, dan dipusatnya terdapat sebuah Istana yang juga terbuat dari Es.
"Akhirnya kita sampai" gumam Zen dan membuat beberapa mereka mulai tersenyum, terutama Suzu yang akhirnya akan bisa mendapatkan sebuah kekuatan saat ini.
Zen lalu mengajak kelompok yang dibawanya menuju Istana Es tersebut. Perlahan dia mulai membuka pintunya dan mulai mencari keberadaan lingkaran sihir yang akan memberikan mereka kekuatan saat ini.
Sebuah lingkaran sihir akhirnya ditemukan oleh mereka pada sebuah ruangan diistana ini. Tanpa pikir panjang, mereka semua mulai memasuki lingkaran sihir tersebut dan mendapatkan pengetahuannya.
[Kakak berhasil menyelesaikan sebuah Main Quest dan Mendapatkan Main Quest baru] kata Irene.
Tentu saja perkataan Irene tersebut membuat Zen terkejut, terutama setelah dia menyelesaikan Main Quest sebelumnya, dia mendapatkan tiket 1.0 yang menandakan semua tugasnya didunia ini selesai.
"Mengapa aku masih mendapatkan Main Quest lagi Irene?" tanya Zen kepada adiknya.
[Irene tidak tahu Kak, tetapi Kakak bisa memeriksanya terlebih dahulu] kata Irene.
Zen yang tidak mendapatkan jawaban, juga mulai bingung tentang kejadian ini. Akhirnya Zen memutuskan untuk melihat Main Quest yang baru saja dia dapatkan saat ini.
<Quest>
Main Quest:
[Lanjut atau Berkorban]
[Gunakan Metaformosis kepada tubuh Host saat ini]
[Hadiah: ???]
[Gunakan Metaformosis kepada tubuh Host saat selesai mengalahkan Ehit]
[Hadiah: ???]
[Peringatan: Ticket 1.0 Disegel Sementara Penggunaaannya setelah Host menyelesaikan Quest ini]
Zen yang melihat layar imaginer didepannya, sempat terkejut karena dia mendapatkan sebuah Main Quest yang sama saat dia hampir mati dahulu. Namun bedanya dia sekarang diberi pilihan yang jelas saat ini.
"Apa – apaan ini Irene?" kata Zen.
[Maafkan Irene Kak, tetapi sudah Irene katakan sebelumnya, semua yang menyangkut Main Quest bukan Irene yang memberikannya] jawab adiknya saat ini.
"Tunggu.. tetapi aku masih bisa menggunakan skill Metamorfosisnya bukan?" tanya Zen kemudian.
[Ya, tetapi pastikan Kakak memikirkan dua kali, jika ingin memetamorfosiskan tubuh Kakak sendiri] kata Irene.
Zen mulai memikirkan baik – baik pilihannya saat ini. Dia juga baru tahu, Metamorfosis Magic bisa digunakan oleh Manusia, jadi dia mulai merenungkan pilihan apa yang akan dipilih olehnya saat ini.
"Hm... aku tidak tahu Irene, tetapi perasaanku merasakan kedua pilihan tersebut sama – sama membuat kesusahan bagiku dimasa depan" kata Zen.
[Maka dari itu, sebaiknya Kakak memilihnya dengan bijak] kata Irene.
Semua wanita Zen akhirnya mulai mendapatkan pengetahuan yang memasuki pikiran mereka saat ini. Beberapa dari mereka mulai tersenyum, karena skill tersebut sangat cocok untuk mereka terutama Suzu.
Disisi lain, Yue yang juga mendapatkan pengetahuan ditempat ini, merasa bingung karena perkataan Zen sebelumnya. Karena dia masih belum menemukan apapun yang menjawab kegelisahannya saat ini.
Akhirnya dia mulai menatap Zen dan mencoba menanyakan hal tersebut, namun saat ini dia melihat Zen yang sedang berfikir keras saat ini. Bukan hanya Yue, semua wanita Zen juga bingung dengan tingkah Zen yang tidak ikut merayakan keberhasilan mereka saat ini.
"Zen?" tegur Shea saat ini yang mulai mendekatinya.
Zen sempat terkejut dengan panggilan Shea, namun dia langsung memberikan senyum manisnya kepadanya, karena bisa terlihat raut wajah khawatir yang berasal darinya dan beberapa wanita yang berada disana.
"Tenanglah, aku hanya memikirkan sesuatu saat ini" kata Zen dan langsung berjalan kesebuah tempat dan mengambil sesuatu.
Setelah melihat benda yang ditanganya, Zen mulai menatap Yue dan mulai berjalan kearahnya saat ini sambil memberikan benda yang dia ambil sebelumnya kepadanya.
"Apa ini Zen?" tanya Yue.
"Benda yang akan menjawab semua keraguanmu" balas Zen.
Yue sempat bingung dengan benda pemberian Zen, karena terlihat seperti sebuah bukti penyelesaian labirin yang sering mereka kumpulkan saat menaklukan sebuah Labirin. Melihat Yue yang semakin bingung, Zen mulai menepuk sejenak kepalannya.
"Nanti, kembalilah ketempat kamu terkurung sebelumnya dan bawalah benda ini. Semua akan terjawab disana" kata Zen.
"Tempat aku terkurung?" kata Yue yang saat ini semakin bingung.
.
.
Disebuah tempat, Asuna saat ini sedang berjalan mengelilingi domain Zen saat ini. Dia sebelumnya membaca sebuah artikel, dimana berjalan sangat bagus untuk Ibu Hamil. Walaupun perutnya masih sangat kecil, tetapi Asuna tetap semangat melakukannya.
"Mama!" teriak Yui yang saat ini berlari dan langsung memeluk Asuna saat ini.
"Kamu sudah pulang?" tanya Asuna dan dibalas anggukan oleh Yui,
"Lalu Myu kemana?" tanya Asuna kemudian.
"Dia kembali menuju tempat Remia Mama" jawab Yui.
Asuna hanya mengangguk saja mendengar jawaban yang dia terima dari Putrinya itu. Akhirnya dia mulai meraih tangan mungilnya dan mulai berjalan bersama dengannya sambil mengobrol ringan saat ini.
"Tumben kamu langsung mencari Mamamu ini?" tanya Asuna.
"Soalnya Yuna Mama sedang bersama Lily Mama tadi. Yui ingin menyapa mereka, tetapi mereka sedang serius, jadi Yui langsung mencari Asuna Mama" kata Yui.
Memang bisa dikatakan dari antara semua Mama yang dimiliki Yui, Yuna merupakan orang yang paling dekat diantara mereka, walaupun Yui mencintai mereka semua. Jadi wajar jika Yui langsung mencari Yuna pertama kali, jika menginginkan sesuatu.
"Benarkah, Mama penasaran apa yang mereka lakukan" tanya Asuna kemudian.
Ditempat lain, dua orang wanita yang sedang dibicarakan oleh Yui, saat ini sedang serius dengan kegiatan mereka saat ini. Yuna sibuk mengajarkan tentang bisnis kepada Lilliana, karena Lilliana memintanya untuk mengajarinya.
Alasannya sederhana, Lilliana tidak mau kalah dengan yang lainnya, karena merasa dia sendiri yang belum berkontribusi sepenuhnya didalam keluarga ini.
"Apakah kamu sudah mengerti?"