webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
275 Chs

Memindahkan

Zen memasuki tempat tersebut dam melihat banyak sekali Lightcube cluster, yang dikumpulkan dalam sebuah wadah transparan besar, berbentuk kotak dengan sebuah lingkaran yang berputar dengan stabil disitu.

Lalu Zen berjalan kearah komputer didekat area itu dan mencari Lightcube dari Cardinal dan Quenella.

"Bagiamana Irene?" tanya Zen.

[Tunggu sebentar Kak] kata Irene sambil mengkoneksikan dirinya dengan Lightcube dari Cardinal dan Quenella.

[Baiklah, sudah terhubung] kata Irene.

Didalam dunia Underword Cardinal yang saat ini berada dipusat gereja Akiom dan Quenella berada dipusat kerajaan dark Territory, mulai melaksanakan pemotongan koneksi dengan dunia luar dari masing – masing konsole yang berada diruangan mereka.

Bisa terlihat langit didalam dunia ini menggelap dan menutupi seluruh dunia underword, atas perbuatan mereka saat ini, lalu mengirim tanda untuk Zen bahwa pekerjaan mereka sudah selesai.

Dengan sigap Zen menyentuh benda yang menampung Lightcube tersebut dan memindahkan tepat ke Alaska, dimana dia sudah membuat fasilitas yang sama dengan milik oleh Rath saat ini.

Higa yang saat ini masih berada kontrol room sangat terkejut, dengan terputusnya konekstivitas dari dunia Underword, namun tiba – tiba saja sebuah alarm berbunyi menandakan tempat penyimpanan Lightcube sedang dimasuki.

"Sial, apa yang terjadi." Kata Higa.

Lalu dia mulai membuka monitor CCTV pada tempat itu, namun sayangnya semua pantauan dari CCTV masih rusak sepenuhnya saat ini. Dia sekarang saat ini bingung, karena ditempat ini dia hanya sendiri, dibarengi dengan seorang pengawal. Sedangkan yang lainnya fokus untuk menghentikan ledakan dari mesin utama tempat ini.

Setelah semua itu selesai, Zen mulai tersenyum dan hendak kembali menuju ruangan dimana dia berada sebelumnya, yaitu tempat Soul tranlator. Dia dengan cepat meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke Soul Translatornya.

Seijirou yang mendengar kabar bahwa tempat Lightcube sudah ditrobos, mau tidak mau berlari cepat menuju kesana bersama beberapa agen. Namun saat sampai disana, dia langsung berlutut setelah melihat semua yang mereka sudah buat selama ini telah hilang.

Para penyerang yang melihat para agen dari Rath terpisah, mulai berjalan kesebuah kapal selam yang mereka gunakan saat menuju tempat ini. Dengan tergesa – gesa, mereka memasuki kapal selam tersebut.

Lalu mereka mulai melarikan diri dari tempat tersebut dan menyelam kedalam lautan luas ini dan melarikan diri dari tempat ini.

"Sial!" teriak salah satu penyerang setelah mereka sudah berhasil kabur tersebut.

Saat ini mereka semua meratapi kedua mayat dari kapten dan rekan mereka yang saat ini mati mengenaskan. Kapal selam itu melaju semakin jauh, namun tiba – tiba saja kapal itu meledak dan menghancurkan kapal itu beserta isinya dan tidak menyisakan apapun.

Sebelumnya, saat Zen menuju kearah tempat penyimpanan Lightcube, dia terlebih dahulu pergi kekapal selam dari penyerang tersebut. Dengan bantuan arahan dari Irene, dia dengan mudah menyelinap menuju kesana tanpa ketahuan, melalui beberapa jalan rahasia.

Dengan sigap dia memasangkan beberapa bom yang pernah dia buat sebelumnya di Alaska. Dengan bantuan skill airnya, Zen menyelam dan memasangkannya tepat diseluruh bagian bawah kapal, yang terendam air untuk menyamarkannya agar tidak ketahuan. Lalu saat dia sudah berada di Soul Translator setelah kembali dari mencuri Lightcube, dia mengaktifkan pemicu dari bom tersebut setelah merasakan mereka sudah pergi jauh.

Aki yang selama ini mengawasi gerak – gerik Zen, hanya menatapnya dengan tatapan yang meminta penjelasan tentang semua yang dia lakukan selama ini.

"Tunggulah oke, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu" kata Zen.

Perawat tersebut akhirnya kembali memasangkan peralatan medis seperti infus ketubuh Zen untuk menghindari kecurigaan. Zen masih memperhatikan Aki dengan sigap memakaikannya peralatan medis.

Setelah selesai, dia mulai memperhatikan seluruh tubuh Zen, dan memeriksa tubuh Zen dan memastikan tidak ada sesuatu yang salah pada tubuhnya. Namun saat Aki hendak memeriksa kepala Zen, dia menatap Zen yang saat ini menatapnya dengan senyum diwajahnya.

"Terima kasih Aki-san, aku berhutang banyak kepadamu" kata Zen.

"Baiklah, tetapi pastikan kamu menjelaskan semuanya kepadaku tentang dirimu dan semua rahasiamu kepadaku" kata perawat tersebut.

"Baiklah, setelah aku keluar dari sini, aku akan menjelaskannya kepadamu" kata Zen.

Aki akan beranjak dari tempat tersebut, namun tangannya ditarik oleh Zen dan saat ini dia sudah bersandar ditubuh Zen karena tarikan tersebut. Kepalanya saat ini menatap Zen yang saat ini wajah mereka sangat dekat.

"Tapi sebelum itu, kamu harus menjadi wanitaku" kata Zen.

Lalu Zen mulai menempelkan bibirnya kearah Aki. Tindakan ini membuat Aki melebarkan matanya karena terkejut. Namun dia perlahan menutup matanya dan menikmati ciuman hangat mereka ditempat tersebut.

Sedangkan ditempat kontrol room, Higa masih mengawasi mesin utama dalam monitornya setelah kendali CCTV sudah kembali, setelah para penyerang tersebut melarikan diri. Dia melihat mesin utama sudah hancur meledak, namun katup penghubung tempat itu sudah tertutup.

"Untunglah" kata Higa. Walaupun dia tidak mengetahui bagaimana katup penghubung itu telah tertutup, dan menyebabkan dampak dari ledakan tersebut tidak berdampak sampai disini.

Namun tiba – tiba saja, Higa kembali memperhatikan CCTV dimana Lightcube berada dan saat ini ruangan tersebut kosong. Seijirou, lalu memasuki tempat tersebut dan diikuti oleh Rinko yang entah dari mana.

Lalu mereka mulai berjalan menuju kearah tempat Zen berada dan melihat keadaannya, dan mungkin dia mempunyai pendapat tentang apa yang sedang terjadi saat didalam tempat tersebut.

Mereka sekarang memasuki tempat tersebut, Dan mereka melihat Zen sedang berbaring dengan Aki yang sedang mengawasi peralatan monitor pada tubuh Zen. Aki saat ini masih menyembunyikan rona merah pada wajahnya karena perbuatannya tadi bersama Zen.

"Zen, bagaimana keadaanmu?" kata Seijirou menatap Zen saat ini.

"Aku sedikit sakit kepala saat ini Seijirou-san" kata Zen.

"Lalu apakah kamu mengetahui apa yang sedang terjadi saat didalam dunia Underworld?" tanya Seijirou.

"Aku tidak tahu Seijirou-san, aku setelah menyelesaikan pertarunganku dengan dua pemimpin dari Dark Territory, tiba – tiba saja langit menggelap dan aku tiba – tiba saja terbangun disini" kata Zen.

"Apakah kamu tidak mempunyai informasi apapun Zen?" tanya Seijirou

"Maafkan aku Seijirou-san, aku tidak mempunyai informasi apapun" kata Zen.

Sebenarnya Seijirou merasa sedikit curiga kepada Zen, namun dia masih bingung bagaimana cara dia melakukannya. Dia memikirkan bahwa Zen termasuk salah satu anggota dari penyerang, namun mengapa dia bersusah payah melawan mereka didalam dunia underworld.

"Baiklah, beristirahatlah Zen. Kami akan memindahkan kamu kesebuah fasilitas kedokteran untuk pemulihanmu" kata Seijirou. Namun dia sudah menyuruh beberapa agennya untuk mengawasi Zen dengan ketat saat ini.

Sedangkan dibelakang, seorang wanita menatap Zen dengan intens.

"Apa rencanamu selanjutnya Zen?" katanya didalam hati.