webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
275 Chs

Masih Berperang

Di Ocean Turtle, saat ini beberapa orang sedang menyaksikan sebuah rekaman CCTV, yang saat ini rusak dan mereka tidak tahu apa penyebabnya saat ini. Mereka hendak melihat rekaman tersebut, setelah seorang peneliti dari Rath, tiba – tiba saja ditemukan meninggal dengan luka yang amat parah pada sekujur tubuhnya.

Namun anehnya, Luka yang diterima dari peneliti itu yang bernama Yanai, seperti orang yang terkena berbagai benda tumpul yang terus memukul dirinya hingga meninggal saat ini. Rinko yang masih melihat hal tersebut, mulai memperhatikan luka – luka dari peneliti tersebut.

"Sepertinya, bekas pukulan ini tidak asing" kata Rinko.

"Lucthlight Zen, kembali seperti semula!" Teriak Higa yang saat ini mengawasi monitornya.

"Apa!" teriak Seijirou dan Rinko berbarengan dan mulai mendekat dan menyaksikan layar yang menunjukan Fluctlight dari Zen.

"Yap, sudah dipastikan, saat ini dia sedang melawan seorang dari penyerang yang memasuki dunia underword" kata Higa.

Mendengar ini semuanya mulai senang, namun tidak dengan Rinko yang masih mencurigai sesuatu. Seijirou akhirnya melihat raut wajah Rinko tersebut yang sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa Rinko-san?" tanya Seijirou.

"Ah.. tidak aku hanya memikirkan sesuatu" kata Rinko.

"Baiklah" kata Seijirou lalu mulai kembali memperhatikan monitor tersebut.

Melihat sudah tidak ada yang menhiraukannya, Rinko mencoba izin untuk pergi ketoilet. Namun saat dia sudah keluar dari tempat tersebut, dia mulai berbelok kearah berlawanan menuju toilet dan menuju kesuatu tempat, dan melewati sebuah jalan rahasia.

Dengan tergesa – gesa, dia membuka sebuah ruangan yang saat ini sedang terkunci, dan memasukinya. Bisa terlihat berbagai robot yang akan digunakan untuk sarana Fluctlight berada disini.

Rinko terus memasuki tempat ini semakin dalam melewati beberapa robot, hingga dia berhenti disebuah robot yang penuh dengan bercak darah pada tubuhnya. Rinko lalu menutup mulutnya dan melebarkan matanya karena terkejut dengan hal yang dilihatnya itu.

Lalu dia mengeluarkan sebuah kabel dari belakang robot tersebut dan menyambungannya pada komputer yang berada diruangan tersebut, untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Namun sialnya semua data dari robot ini dan Flcutlight yang digunakan semuanya terhapus.

Melihat ini Rinko mencoba duduk sambil bersandar ditempat itu, dan merenungkan apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Lalu dia mulai mengingat sesuatu dan memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sedangkan dipihak penyerang, saat ini seorang sedang mencoba menurunkan FLA, guna menyelamatkan temannya yang saat ini daya hidupnya terlihat akan menghilang.

"Sial, mengapa sekarang aku tidak bisa menurunkannya" kata pria sambil mengetik sesuatu pada komputer diruangan kontrol room tersebut.

"Ada apa Bro?" tanya salah satu penyerang yang berada disitu.

"Jangan menggangguku, aku sedang konsentrasi" kata pria tersebut.

"Sial, sial, sial" kata pria tersebut sambil memukul meja didepannya dan menyebabkan kerusakan dari konsole yang dia gunakan, karena apa yang dia perbuat tidak ada yang berhasil.

"J-Jangan rusak sekarang" kata pria itu panik melihat konsole yang dia gunakan telah retak dan rusak.

.

.

Zen masih menatap pria didepannya dengan niat membunuh yang tinggi. Saat ini bisa terlihat banyak luka yang disebabkan oleh Zen, karena saat ini dia belum puas menyiksanya saat ini. Namun dari atas terlihat seorang sedang menunggangi sebuah naga datang mendekat kearahnya.

"B-Bro.." kata pria didepan Zen melihat orang tersebut.

Zen menatap pria tersebut, lalu mengayunkan pedangnya dan memutuskan kepala dari PoH yang ada didepannya. PoH sendiri mati dengan kepala yang terjatuh dengan matanya yang melebar.

Namun pria itu tidak peduli dengan apa yang dilihatnya, saat ini dia sedang mencari seseorang yang dia incar. Setelah melihat sekeliling area tersebut, dia mulai tersenyum jahat karena menemukan apa yang dicarinya.

Saat ini Alice berlari secepat mungkin mendekat ketempat Zen, namun tiba – tiba saja dia dihalangi oleh sebuah naga dengan seorang menungganginya saat ini.

"Alicia" kata pria tersebut.

Lalu dia menyuruh tunggangannya meraih Alice, namun Alice dengan sigap menghindar. Melihat ini pria tersebut mengeluarkan aura kegelapannya dan membuat Alice melemah dan akan kehilangan kesadarannya.

Namun saat hendak meraih Alice, Zen langsung mengeluarkan tebasannya dan membuat Naga yang ditungangi pria tersebut terbunuh dan membuatnya terjatuh saat ini. Zen dengan cepat berlari kearah Alice dan menggendongnya membawanya kearah dimana tempat beberapa ksatria berkumpul.

"Zen! / Zen-senpai" teriak Rina, Tize, dan Ronnie setelah Zen tiba didepan mereka.

"Jagalah dia untukku" kata Zen dan dibalas anggukan oleh ketiganya.

Zen lalu kembali melesat ketempat dimana pria tersebut terjatuh. Bisa terlihat pria itu bangun dan menyerap jiwa tungangannya untuk menyenangkan hasratnya. Bisa terlihat senyum arogan dari pria tersebut saat melihat Zen saat ini.

Zen dengan sigap berlari menyerang pria tersebut guna untuk menyerangnya saat ini. Pria itu masih tersenyum arogan melihat serangan Zen. Zen melesat dan mengayunkan pedangnya menggunakan Sword skillnya.

Pria itu dengan arogan mencoba meraih serangan Zen, karena dia bisa menyerap berbagai jiwa dan hasrat dari apapun. Namun saat dia menangkap serangan tersebut, pergelangan tangannya tiba – tiba terjatuh akibat berhasil dipotong oleh serangan Zen.

Pria itu melebarkan matanya karena terkejut. Dia saat ini sangat bingung, mengapa dia tidak bisa menyerap serangan tersebut. Zen lalu mundur beberapa langkah dan mulai tersenyum.

"Mengapa? Apakah seranganku tidak membuatmu bernafsu?" kata Zen mencoba memprovokasi orang tersebut.

"FUCKKK!!!!" Teriak pria itu marah dan mengeluarkan aura hitam menuju kelangit.

Dia mulai menyerap sihir kegelapan dari sisa jiwa dari pasukan yang mati disekitar sini dan mencoba menumbuhkan pergelangan tangannya kembali. Namun sialnya dari belakangnya dia merasakan seorang datang menyerangnya.

Dia dengan sigap menghindarinya dan menoleh siapa yang berani menyerangnya saat ini. Bisa terlihat seorang pria dengan rambut biru dengan pedang besarnya berada didepannya saat ini.

"DASAR SERANGGA" kata pria tersebut sangat marah.

Pria yang menyerang itu atau ksatria integritas pertama, Bercouli langsung maju dan menyerangnya, namun serangannya dengan mudah dihalau karena pria tersebut berhasil menyerap serangan dari Bercouli.

Pria itu mencoba menyerang balik Bercouli yang teralihkan, namun Zen berhasil menghalaunya saat ini.

"Pakailah serangan terkuatmu, atau dia tidak akan mati, aku akan menghalaunya dan kamu yang akan menghabisinya" kata Zen.

Zen lalu mulai menerjang kearah pria tersebut dan menyerangnya dengan bertubi – tubi, agar dia tidak mempunyai kesempatan menggunakan skillnya.

Bercouli akhirnya menarik nafasnya dan menyiapkan sebuah skill yang akan digunakannya untuk menebas orang tersebut.

"Akhirnya aku akan menggunakan skill ini" kata Bercouli.

Dengan mengangkat pedangnya keatas, percikan cahaya biru bisa terlihat memenuhi pedangnya. Dengan tekat yang kuat dia berlari ketempat dimana Zen sedang bertarung dengan lawannya.

Dengan kecepatan yang cepat, Bercouli berlari, namun anehnya dia tidah menebas kearah pria tersebut, namun kesebuah ruangan kosong yang berada disebelahnya saat ini. Pria yang melawan Zen awalnya sempat bingung dengan tindakan bercouli itu.

Namun tiba – tiba saja teriak dan mengeluarkan banyak aura hitam dari tubuhnya.