webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
275 Chs

Bencana Bagi Sekolah Itu

Shizuka mulai mengobrol dengan Zen, namun obrolan mereka seputar tehnik – tehnik yang digunakan Zen kemarin. Karena Shizuka saat ini masih belum puas bertanya tentang tehnik Zen itu kemarin.

Sedangkan kedua temannya, akhirnya mendekat kearah mereka. Disatu sisi, karena mereka ingin menanyakan sesuatu hal dengan Shizuku, dan lainnya karena seorang wanita yang bersama mereka, sangat menyukai Hajime yang berada disebelah Zen.

"Apakah kalian sudah saling kenal?" tanya seorang pria yang datang bersama Shizuku tadi.

"Ah.. maafkan aku. Zen-kun perkenalkan ini temanku Amonogawa Kouki dan Shirasaki Kaori" kata Shizuku kepada Zen.

"Uchiha Zen" jawab Zen dengan menunduk sedikit.

Setelah mereka berkenalan, Shizuku kembali mengobrol dengan Zen, sedangkan Kaori berjalan kesebelah Zen dan menyapa Hajime. Pemandangan ini membuat Hajime, semakin dibenci oleh sekitarnya.

Karena Kaori merupakan siswi yang populer disekolah ini, namun dia selalu mengajak Hajime untuk mengobrol. Sedangkan Kouki, akhirnya pergi kemejanya dan menyapa beberapa teman – temannya.

Tidak beberapa lama bel yang menandakan pembelajaran disekolah itu akan dimulaipun berbunyi. Shizuku dan Kaori memutuskan untuk kembali kemeja mereka, setelah mengobrol dengan Hajime dan Zen.

Setelah mereka pergi, bisa dilihat beberapa pria menatap Hajime dengan tatapan membunuh. Sebenarnya mereka ingin menatap Zen, namun saat Zen menatap balik mereka, nyali mereka langsung ciut, dikarenakan tatapan Zen sangat mengintimidasi.

Setelah seorang guru masuk, Zen mulai mengeluarkan peralatan belajarnya, sedangkan teman disebelahnya saat ini melanjutkan kegiatannya yang selalu dia lakukan yaitu tidur.

Hari – hari dilalui Zen dengan biasa. Pagi pergi kesekolah, setelah pulang berlatih bersama Shizuku lalu pulang ke Alaska. Begitulah hari - hari Zen selama 6 hari ini. Saat ini dia sedang melatih Shizuku tentang beberapa tehnik samurai yang dia ketahui.

"Baiklah sudah cukup untuk hari ini" kata Zen.

"Terima kasih Zen-kun" kata Shizuku yang mengambil sebuah handuk dan mengelap sisa keringatnya yang menempel pada badannya.

Seperti biasa, Zen akan membersihkan diri dirumah Shizuku dan bersiap untuk kembali. Namun kali ini, Zen ditahan oleh orang tua dari Shizuku yang mengajaknya makan malam bersama dikediaman mereka.

Zen sebenarnya ingin makan malam dengan keluarganya di Alaska, namun dikarenakan orang tua Shizuku terus memaksa, akhirnya Zen menerima undangan makan malam mereka itu. Orang tua Shizuku sangat senang dengan kehadiran Zen.

Apalagi sekarang Zen berlatih bersama dengan Shizuku, dan membuat orang tuanya mengenal Zen. Ayah Shizuku yang merupakan master dari dojo ini, sangat kagum dengan kemampuan Zen, apalagi saat dia mencoba melawannya, Zen mampu menahan beberapa serangannya.

"Dari mana asalmu sebenarnya Zen-kun?" tanya Ayah dari Shizuku.

"Kebetulan saya berasal dari Jepang, namun sejak kecil saya dibawa ke Alaska oleh kedua orang tua saya" jawab Zen.

Memang diarsip penerimaan murid baru disekolah Zen, Zen didaftarkan sebagai murid pindahan yang berasal dari Alaska.

"Lalu apakah kamu mempunyai seorang pacar Zen-kun?" tanya Ibu dari Shizuka kepada Zen.

"Kebetulan aku mempunyainya" jawab Zen sambil tersenyum.

Shizuku yang mendengar ini sangat terkejut. Bukan karena dia cemburu, tetapi karena dia baru mengetahui informasi tersebut saat ini. Shizuku sendiri sebenarnya menyukai seseorang, yaitu teman masa kecilnya yaitu Kouki, namun karena pria itu menyukai seseorang, Shizuku menyimpan perasaannya saat ini.

Makan malam dirumah Shizuku sangat hangat, karena Zen sangat disambut disini. Setelah makan malam itu selesai, akhirnya Zen berpamitan untuk kembali kekediamannya saat ini.

"Aku baru tahu kamu mempunyai seorang pacar Zen-kun" kata Shizuku yang mengantarkan Zen kedepan kekediamannya.

"Yap, tetapi mereka berada di Alaska" jawab Zen dan Shizuku hanya mengangguk, namun dia tiba - tiba menyadari sesuatu.

"Mereka?" gumam Shizuku didalam hatinya.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa besok Shizuku-san" kata Zen.

"Baiklah, sampai jumpa besok" jawab Shizuku dan menutup pintu gerbang kekediamannya, sambil melihat Zen yang sudah menghilang dari pandangannya.

.

.

"Mungkin aku akan jarang kembali kesini mulai besok" kata Zen kepada wanita yang berkumpul bersamanya diruang keluarga dikediamannya di Alaska.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Asuna.

"Karena pertarunganku besok akan dimulai" kata Zen.

Mereka sebenarnya sudah tahu, kemana Zen pergi, yaitu dunia yang penuh dengan monster dan orang – orang kuat. Awalnya mereka sangat khawatir dengan Zen setelah mendengar dimana dunia Zen berada sekarang, namun setelah Zen meyakinkan mereka, akhirnya mereka hanya mendoakan keselamatannya disana.

Malam akhirnya semakin larut, sekarang Zen beserta yang lainnya mulai tidur, namun sekarang mereka mulai tidur bersama dikamar Zen, seperti saat Zen akan meninggalkan mereka kedunia selanjutnya sebelumnya.

Keesokan harinya, setelah mencium satu persatu wanitanya beserta putrinya. Zen menteleportkan dirinya kembali dan saat ini berjalan sambil mencari sesosok seseorang. Saat ini Zen sedang membawa sesuatu pada kedua tangannya saat ini.

Setelah melihat orang yang dicarinya, Zen mendekat dan mulai menyapanya saat ini.

"Yo, Hajime" kata Zen.

"Halo Zen" jawab Hajime.

Memang hubungan Zen dan Hajime bisa dikatakan sebagai teman dekat. Bahkan beberapa orang yang mencoba membully Hajime, tidak berkutik saat Zen berada didekatnya, hal ini membuat mereka sangat emosi kepada Zen, namun mereka tidak bisa melawannya saat ini.

Zen dengan sigap memberikan sesuatu kepada Hajime yang berada disebelahnya. Sesuatu yang Zen berikan akan membuat rencananya, yaitu semakin dibenci oleh beberapa siswa akan berjalan dengan mulus.

Saat ini Fokus Zen adalah, bagaimana caranya agar dia yang akan menjadi bahan kebencian dari beberapa orang dikelasnya, dan memuluskan dirinya mengikuti plot Hajime nanti.

"keluargaku memberikan kepadaku, namun saat ini aku sudah kenyang" kata Zen sambil menyerahkan sepotong roti dan sebuah susu karton.

"Tidak perlu Ze-" kata Hajime terpotong setelah Zen memaksanya untuk menerimanya.

Sebenarnya Hajime belum memakan sarapan, karena orang tuanya saat ini sibuk dengan deadline dari pekerjaan mereka, sehingga hanya memberikannya uang saku untuk dirinya.

"Baiklah, terima kasih Zen." Kata Hajime sambil menerima makanan yang diberikan Zen dan mulai memakannya.

Melihat Hajime yang memakan makanannya itu, Zen hanya tersenyum dan akhirnya melanjutkan perjalanan mereka menuju kesekolah mereka.

Saat ini, guru yang berpostur pendek yang menjadi wali kelas dari kelas ini, sedang mengajar didepan kelas. Tiba – tiba saja, Hajime merasakan bahwa pencernaannya saat ini bermasalah, dan meminta izin untuk pergi ketoilet.

Setelah melihat Hajime sudah keluar dari kelas ini, guru itu melanjutkan pembelajarannya. Namun selang beberapa lama, sebuah lingkaran sihir besar muncul menutupi lantai kelas ini.

Melihat ini keadaan dikelas ini mulai ricuh, karena terkejut akan kejadian tersebut. Guru yang berada didepan itu berusaha menenangkan murid – muridnya saat ini, walaupun satupun tidak ada yang mendengarkannya.

Namun tiba – tiba saja lingkaran sihir itu menerang, dan membuat semua siswa yang berada dikelas tersebut menutup matanya, karena silau dari cahaya yang muncul dari lingakaran tersebut.

"SEGERALAH KELUAR DARI SINI!!!!!!!!!"