webnovel

004 Malam Pertama di Kapal Nelayan

Bella memenuhi undangan Elon untuk bergabung bersama yang lain, menyaksikan matahari terbenam dari atas kapal. Meski dengan perasaan enggan. Bukan karena Bella marah kepada pemuda yang telah menolongnya, hanya saja Bella merasa malu bertemu muka kembali dengan Elon.

Bagaimana bisa, Elon dengan tepat menebak ukuran tubuhnya di area yang sangat pribadi. Rasa-rasanya, Bella seperti tidak berpakaian di hadapan Elon, jika memikirkannya. Sekali lagi, Bella menggeleng kuat, menepis pikiran kotor yang lagi-lagi melintas di kepalanya.

Sebelum keluar, Anang menyodorkan pakaian tebal kepada Bella.

"Udara malam sangat dingin. Ini untuk menghangatkan." Anang menjelaskan fungsi pakaian tebal itu, karena mengira Bella tidak tahu, karena hanya menatap pakaian di tangan Anang, tidak terlihat mau menyentuhnya.

"Tentu saja aku tahu, ini jaket, kan," ujar Bella dan mengambil pakaian tebal dari tangan Anang, bersegera mengenakannya, untuk menutupi tubuh Bella. Kemudian mereka keluar ruangan bersama-sama.

Anang berjalan tepat di depan Bella. Menuntun Bella untuk mengikutinya. Melewati geladak kapal menuju haluan kapal di depannya.

Di haluan kapal sudah menanti empat orang ABK, yang nama-namanya belum Bella hapal di luar kepala. Ke mana Elon? Batin Bella, penasaran. Meski demikian, Bella tetap berjalan mengikuti Anang, dan ikut berdiri di pagar pembatas haluan.

"Elon bilang, Bella mungkin belum pernah melihat matahari terbenam dari atas kapal nelayan." Anang kembali berbicara mewakili Elon. Bella menjawab dengan anggukan.

Bella kemudian menatap matahari yang perlahan mulai turun, menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat. 

Perlahan, warna cahaya matahari yang terbenam atau swastamita itu berubah menjadi warna merah, dan langit tampak berwarna jingga dan ungu.

Pemandangan senja  yang memesona dan menjadi lebih indah, karena Bella melewatinya bersama orang-orang baru, yang telah memperlakukannya dengan baik. Meski tanpa kehadiran Elon.

Pemandangan surgawi itu membuat Bella kehilangan kata-kata, swastamita begitu puitis, romantis, bahkan mengharukan. Ada sekelebat rasa yang menyelusup di dalam sanubarinya. Bella seperti merasa pernah menatap matahari terbenam seperti ini. Meski Bella yakin, bukan dari atas kapal nelayan, seperti saat ini.

Bella melupakan sejenak masa lalunya yang memang tidak bisa ia ingat. Bella ingin menikmati pemandangan alam di depannya tanpa harus memikirkan hal di luar jangkauannya.

"Menikmati pemandangannya?" Tiba-tiba, suara yang sudah Bella kenali sebagai suara Elon, terdengar di telinganya.

Bella menoleh ke arah asal suara. Dilihatnya Elon tengah tersenyum menatapnya. Bella membalas senyumannya. Ah, mengapa rasanya ini tidak tepat. Batin Bella.

Menikmati matahari terbenam yang seharusnya romantis, harus Bella lalui bersama keenam pria asing. Yang salah satunya jelas-jelas memperlihatkan ketertarikannya kepada Bella.

Lama mereka berada di haluan kapal, hingga matahari terbenam sempurna. Sinar terang berganti menjadi kegelapan malam. Suara ombak di bawahnya, juga aroma laut, seolah tidak ketinggalan menyapa kehadiran Bella di tengah-tengah para ABK, yang baru kali ini mendapatkan penumpang istimewa. Seorang wanita cantik.

"Sebaiknya kita masuk. Angin malam tidak baik untuk kesehatan." Elon mengingat Bella dan yang lainnya.

Anang berjalan memimpin di depan, kembali ke ruangan tadi. Disusul yang lainnya. Sementara Elon menyingkir di belakang kawan-kawannya. Berjalan bersisian bersama Bella. Dari jauh, mereka tampak seperti sepasang kekasih. Terlihat serasi.

Bella dan Elon yang masuk terakhir langsung bergabung bersama yang lain, untuk menikmati makan malam yang telah dipersiapan Anang dan lainnya.

Jelang malam sebelum tidur, beberapa ABK tampak gelisah. Pasalnya, mereka biasa tidur di dalam ruangan yang sama. Karena sesama pria, hal itu tidak menjadi masalah selama berbulan-bulan hidup di tengah lautan. Namun tidak dengan malam ini. Mereka mendapat satu tambahan awak kapal, wanita.

Apakah mereka harus merelakan kamar mereka untuk satu wanita, ataukah wanita itu yang harus menerima nasibnya, tidur bersama sekumpulan pria dalam satu kamar.

Elon menangkap kegelisahan para ABK lainnya, tidak termasuk Anang. Pria itu tampak biasa saja. Lantas Elon bertanya apa yang membuat keempat kawannya itu gelisah.

Salah satu dari mereka memberanikan diri mengutarakan kegelisahannya. Mengajak Elon keluar ruangan, berbicara empat mata. Agar Bella tidak mendengarkan pembicaraan mereka tanpa sengaja. Galuh nama pemuda itu, yang berani menyuarakan kegelisahan kawan-kawannya.

Meski sebagian dari mereka tetap bertugas menangkap ikan pada malam hari, namun yang tidak mendapatkan giliran biasanya akan beristirahat di kamar yang sama. Begitu terus selanjutnya setiap hari, setiap malam. Bekerja bergiliran. Dan beristirahat di hari-hari tertentu.

Elon memahami kegelisahan kawan-kawannya, kemudian menenangkan mereka. Bella akan menempati ruangan lain, sehingga mereka tidak perlu khawatir lagi.

Usai bicara, Elon dan Galuh kembali ke ruangan. Dan Elon kembali keluar dengan mengajak Bella untuk mengikutinya.

Bella yang sudah menyerahkan kepercayaan kepada pemuda itu mengikutinya tanpa banyak berbicara.

Elon membawa Bella ke sebuah ruangan, tidak jauh dari ruang kemudi. Kemudian mengatakan kepada Bella, bahwa itu ruangan khusus yang dipersiapkan untuk Bella bermalam selama tiga hingga empat bulan ke depan. Dan berharap Bella betah dan nyaman tidur di dalam ruangan itu.

Bukan ruangan yang luas. Hanya sebuah ruang yang cukup memuat satu tempat tidur, satu lemari penyimpanan berukuran kecil, dan satu meja juga sofa yang ditanam di geladak kapal.

Koper milik Bella telah berada di ruangan itu. Bantal juga selimut yang terlipat rapi di tempat tidur siap dipergunakan Bella.

"Semoga malammu menyenangkan. Kau bisa mengunci kamar ini jika merasa kurang aman. Jika butuh sesuatu, aku berada di ruang sebelah." Usai menjelaskan sedikit, Elon pun berlalu meninggalkan Bella di kamarnya untuk beristirahat.

Tidak lupa, Bella mengucapkan terima kasih kepada Elon karena mengijinkannya tetap berada di dalam kapal, bahkan menyiapkan ruangan khusus untuk Bella bermalam dan beristirahat tanpa harus khawatir mengganggu istirahat ABK yang lain karena kehadirannya sebagai satu-satunya wanita di atas kapal.

Bella menatap sekeliling ruangan. Tidak ada dekorasi apa pun di dalam kamar yang kecil itu. Lampu tidur yang ditempel di salah satu dinding, Bella biarkan menyala, sementara ia mematikan lampu utama. Dirinya belum terbiasa berada di ruangan yang baru.

Perasaannya mengatakan, bahwa dahulu Bella terbiasa tidur di ruangan yang jauh lebih luas dari kamar tidurnya sekarang. Berkali-kali lipat luasnya. Ranjang yang luas dan empuk.

Bella mencoba merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang terbatas hanya untuk satu orang. Beruntung, tubuhnya tidak terlalu tinggi, sehingga muat untuk ranjang yang dibuat pas seukuran pojok ruangan.

Lumayan empuk. Bantalnya pun juga sama. Sepertinya sprei dan sarung bantal yang digunakannya baru saja diganti. Bella bisa mencium aroma sabun dan pewangi. Rupanya Elon benar-benar ingin memastikan Bella merasa nyaman dan tidur nyenyak malam ini.

Meski ternyata itu cukup sulit, karena Bella bisa merasakan ranjangnya bergoyang, meski pelan, mengikuti ombak yang mengenai kapal nelayan modern selama berlayar di tengah lautan.