webnovel

Chapter 3; Mengurus bayi.

Ini benar-benar bukan rencanaku. Sungguh.

Benar-benar tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Awalnya, apa yang aku bayangkan tentang 'merawat' seorang anak tidak lain sekedar memberinya makan, mengajarinya pengetahuan umum, memberitahunya nilai-nilai kehidupan, dan sebagainya.

Tapi ini!

Sungguh tidak manusiawi!

Tapi aku harus bersabar, karena Jika aku ingat dengan benar, pengasuh anak ini akan mati 3 bulan kemudian dan dia akan mendapatkan pengasuh baru yang lebih manusiawi dan penyayang meski hanya sampai berusia 7 tahun.

Aku merasa sedikit bersalah karena senang atas kematian orang lain, tapi ini demi kelangsungan hidup kami berdua karena pengasuh itu bahkan tidak pernah memberinya makan lebih dari sekali!

Bahkan aku yang merupakan seorang pemalas hingga ke sum-sum tulang masih lebih 'rajin' daripada dia.

"nggg...."

"Apa"

"angg...."

"Diam dan minum saja susumu. Bayi."

[Sungguh pemandangan yang aneh dengan percakapan aneh anak 4 tahun dan bayi 4 minggu.]

"Mau menggantikanku?"

[Tidak, terima kasih.]

Bahkan sistem ini tidak lagi sesopan biasanya. Rasanya seperti berteman dengan teman dekatmu. Saat awal ketemu, mereka bisa menjelma menjadi malaikat tapi ternyata serigala berbulu domba.

Kali ini, bayi itu memegang tanganku lagi. Jika bukan karena botol susu, dia pasti akan memasukkan tanganku kedalam mulutnya. Dan terkadang, jika aku tidak waspada saat menggendongnya, dia akan menjambak rambutku dengan kuat.

Kadang aku bertanya-tanya apa ini kekuatan jambakan bayi 4 minggu atau 4 tahun. Kenapa keras sekali?

Ngomong-ngomong, saat ini adalah tengah malam, jadi aman saja bagiku untuk berkeliaran. Pengasuhnya? dia tidur. Kebo banget pula. Nggak heran dia bakal mati 3 bulan kemudian karena terbunuh.

Saat aku terdiam dalam pikiranku, si bayi ini akhirnya tidur juga.

"ayo balik"

[wokkee!]

Nah kan, sistemnya agak berubah.

Kami menyusuri banyak lorong, tikungan, dan belokan. Makadari itu, setelah 'mengasuh' si bayi, energiku langsung raib setelah aku menyentuh kasur.

Saat aku terbaring diatas kasur, rasanya hidungku sedikit lembab jadi aku meletakkan jariku di sekitar hidungku. Dan benar saja, setelah di cek, aku mimisan lagi.

Untungnya, aku biasanya mimisan disaat aku tidak bertemu orang lain terutama orangtuaku jadi tidak ada keributan.

[kamu mimisan lagi!]

"iya, siapa suruh tidak memberiku portal untuk transportasi."

[menurut aturan yang berlak—]

"Iya, diam. Aku tahu."

Iya, bisa dibilang aku sudah memiliki percakapan ini berkali-kali sebelumnya. Alasan aku tidak bisa membuka portal tidak lain adalah karena itu mengharuskanku untuk membayar 3 life coin atau aku bisa menunggu selama 3 tahun, dihitung dari hari pertama bertemu sistem. Cukup murah bukan? Entahlah, ak gak pernah belanja di Mall sistem jadi nggak tau.

Aturan lainnya cukup sulit dijelaskan tapi mudah dimengerti jadi aku tidak bisa menjelaskannya.

Intinya, aku bisa memiliki portal yang mirip dengan 'pintu kemana saja' punya doraemon 3 tahun kemudian.

[Ngomong-ngomong, tuan rumah....]

Sistem terdengar ragu saat berbicara. Jika seperti ini bisa diartikan bahwa topik yang ingin dia bicarakan BESAR kemungkinan akan membuatku tersinggung. Jadi aku memantapkan tekadku sebelum memintanya untuk melanjutkan.

"Katakan."

[Apakah anda tidak penasaran? Tentang apa yang dibicarakan orangtua anda dan dokter saat malam itu?]

ini pasti malam tentang pertama kalinya aku masuk kedunia ini. Kalau dipikir-pikir, aku cukup penasaran. Hmm, kenapa aku baru ingat sekarang yah?

"Lumayan penasaran. Bisa tolong ceritakan padaku?"

Kataku pada sistem sesopan mungkin.

[Yah, itu..... sebenarnya... sepertinya ada sedikit perbedaan antara dunia sekarang dan sebelumnya dan.....]

"Dan?"

[Dan tubuh anda mungkin tidak akan bertahan sampai 20 tahun]

Aku terdiam sejenak. Maksudku, dikehidupan asliku aku bahkan tidak lebih dari 18 tahun jadi menurutku tidak ada gunanya meributkan 3 tahun kelebihan itu. Bukankah itu seharusnya bagus? setidaknya aku hidup lebih lama dari aku dimasa lalu.

"Oke" kataku pada sistem santai tetapi sistem melihatku dengan penuh heran. Kenapa lagi sih dengan anak ini?

[Kenapa anda terlihat santai? apa mungkin anda tidak mengerti? Biar kujelaskan, anda akan mati sebelum 20!]

"Iya, itu artinya misi ini harus selesai sebelum aku berusia 20 tahun bukan?"

Hmmm, seperti deadline tugas saja.

"Lagian, masalah nanti kita pikirin nanti aja. Sekarang mending fokus sama Nathan dulu."

[Hoo, okkee!]

Ngomong-ngomong, mungkin aku belum membicarakannya dengan gamblang tapi kasur ini rasanya sangat nyaman. Ga bohong. Kalau aku bisa ngerampok mansion ini hal pertama yang kurampok pasti kasurnya.

Aku tertidur seiring dengan darah di hidungku yang berhenti mengalir keluar. Yang bikin males pas mimisan itu adalah dimana kita tidak boleh menghadap kesamping agar darahnya gak makin banyak. Tapi bagian paginya juga nyebelin kok.

Misalnya saat ini aku sedang dikamar mandi msmbersihkan darah kering di hidungku. Sepele memang, tapi ngeselin aja.

Setelah mengurus hidung, barulah aku pura-pura tidur sampe tidur beneran lalu ada pelayan yang datang bangunin.

Keseharian yang biasa bukan? Haha.... iya

Biasanya setelah ini aku akan langsung dibawa menuju ruang makan dan sarapan bersama orangtuaku lalu menuju ruang belajar dimana guruku sudah menunggu.

Sepertinya orangtuaku sangat ingin aku menyelesaikan pelajaranku sebaik mungkin dan sedini mungkin. Tapi kesehatanku tetap yang utama. Buktinya berdasarkan percakapan pagi ini.

"Sheel, jika pelajarannya sulit dan membuatmu sakit kepala, bolos saja." — Ibu

Sangat keren bukan? ibuku di dunia kemarin saja tidak membiarkan aku izin sakit sampai aku akhirnya pingsan dilapangan. Itupun setelah pingsan beliau malah menyalahkan dirinya sendiri yang membuatku nggak enak juga.

Oke, skip.

Sekarang aku sedang menuju kelas dan miss Liana benar-benar sudah menunggu disana. Seorang guru wanita yang cantik berambut coklat dengan warna kulit agak gelap. Katanya beliau berasal dari daerah selatan Benua makanya kulitnya agak gelap.

"Tuan muda Zestian, bagaimana harimu kemarin?"

"Seperti biasanya, Miss Lilian. Dan silahkan memanggil saya Rashell"

"Baik, tuan muda Arashell"

Terserahlah. Lagian namaku disini memang Arashell bukan Rasheel seperti di duniaku sebelumnya.

"Jadi bagaimana tugas yang saya minta anda kerjakan kemarin? Apakah ada masalah dengan itu?"

Yang dimaksud miss Lilian tidak lain adalah pelajaran teori magis. Rasanya seperti membaca dongeng jadi aku tanpa sadar membacanya dengan cepat.

"Tidak ada masalah khusus. Hanya saja,..."

Melihat keraguanku, miss Lilian terlihat penasaran.

"Dibuku itu dijelaskan mengenai 5 elemen utama saat ini, tetapi di zaman kuno, dikatakan bahwa terdapat 7 elemen utama. Pengurangan elemen ini agak aneh dan mencurigakan. Seolah-olah,..."

"Lima elemen itu adalah api, angin, air, bumi, dan petir. Lalu kau penasaran mengenai 2 elemen sisanya?"

Aku mengangguk dan Miss Lilian tertawa kecil sebelum menjelaskan padaku.

"Ketahuilah Arashell, pertanyaanmu itu sudah ditanyakan oleh ribuan orang didunia ini. Apa sebenarnya 2 elemen itu? Kenapa mereka menghilang? dan kenapa tak seorangpun tau mengenai keberadaannya. Seolah-olah mereka menghilang dari muka bumi atau sengaja disembunyikan keberadaannya."

Aku mengangguk.

Selebihnya, kami mendiskusikan masalah lain. Tugas disini tidak lain adalah membaca buku untuk didiskusikan keesokan harinya. Jadi sistem pengajarannya cukup santai. Mungkin karena aku masih berusia 4 tahun? Tapi bukankah usia 4 tahun terlalu dini untuk percakapan berat macam ini?

Sudahlah, mending aku memeriksa adikku dulu.

Tidak terasa, hari sudah menjelang sore. Aku memasuki 'kamar' adik laki-lakiku dan tentunya setelah memastikan dimana pelayan itu berada.

Dia sepertinya sedang sibuk mengobrol seperti biasanya sedangkan adikku memangis lagi.

Rasanya seperti deja vu. Bukankah ini sama seperti situasi pertama kali aku melihatnya?

[Tuan rumah! kami merindukanmu!]

burung gagak kecil berteriak dan menerjang kearahku.

Aku memang meminta sistem untuk bersama adikku selama aku makan bersama orangtuaku atau sekedar ada kelas jadi daripada membiarkan sistem ini menganggur, bukankah lebih baik beri dia pekerjaan sedikit?

[Anak ini tidak mau berhenti menangis sejak aku melihatnya!]

"HUAAA HUAA"

Aku mendekati Nathan saat sistem protes dengan mulut gagaknya yang nyaring. Mungkin karena terbiasa, Nathan menjulurkan tangannya kearahku mungkin ingin aku menggendongnya. Tapi sejujurnya ini sangat melelahkan tapi yasudahlah.

Dan setelah Nathan berada dalam pelukanku, dia terdiam. Tapi tidak dengan pikiranku karena rambutku dijambak lagi.

Mini theater:

Sistem: Ngomong-ngomong, aku baru sadar bahwa tuan rumah sebenarnya cukup kuat untuk ukuran anak berusia 4 tahun. Maksudku, berapa berat badan bayi yang baru lahir? itu bisa lebih dari 5 kilogram! dan berapa berat badan anak 4 tahun? Tuan Rumah tidak bisa lebih dari 20 kilogram! Jadi bahkan diusia 4 tahun, tuan rumah mampu untuk mengangkat beban yang beratnya satu perempat dirinya!! HEBAT!!

Rasheel: Haha..., iya. (Tangan gemetar setelah satu menit menggendong Nathan. Mimisan setelah menemani Nathan sekitar 1 jam lebih. )