webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbano
Classificações insuficientes
278 Chs

Tuan Dimas Pulang dan Keputusan.

Keesokan harinya,

Tuan Dimas keluar dari dalam mobil, dan berjalan masuk ke dalam rumah miliknya. Saat berada di dalam rumah, Nyonya Winda langsung memeluk sang suami, "kangen kang," ujar Nyonya Winda.

Pria paruh baya itu hanya diam, dan mengusap rambut sang istri. Tiba-tiba saja Adit, Oliv dan Damar masuk ke dalam rumah. Sontak Nyonya Winda terkejut melihat kedatangan sang anak. "Pa, itu Oliv pulang. Ayo kita suruh dia gugurkan kandungan nya itu.." ujar Nyonya Winda.

Oliv langsung bersembunyi di belakang Damar, Adit dan Damar melindungi Oliv. Membuat Nyonya Winda kesal, dan ia memilih untuk menahan marahnya.

"Tidak, Papa ingin ke ruang makan. Sudah masakan?" balas Tuan Dimas.

"Sudah, Kang. Ayo makan," lanjut Nyonya Winda.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com