Bram menghapus sudut bibirnya yang berdarah. Pria itu berdiri dan menatap ayah dari Oliv, dengan tatapan tajam. Tentunya tatapan itu dibalas lebih tajam dari, Tuan Dimas.
"Seperti ini kau bertemu dengan orang yang lebih tua darimu? Apa kau tidak pernah diajarkan untuk bersikap sopan santun pada orang yang lebih tua darimu? Berani sekali kau menatap tajam kearah orang yang lebih tua darimu? Merasa hebat, ha?!" Bentak Tuan Dimas.
"Kenapa anda memukul wajahku? Aku kesini untuk berniat baik, ingin melihat ibu dari anakku dan anakku. Kenapa anda malah memukul wajahku ha?! Aku kesini untuk bertanggung jawab dengan kesa--,"
Bugh!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com