webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbano
Classificações insuficientes
278 Chs

Kemarahan Tuan Dimas.

"Winda!" Bentak Tuan Dimas.

Adit dan Tuan Dimas menghampiri Putri yang tengah terduduk di rumput. Gadis itu memegang perutnya yang tiba-tiba saja terasa sangat sakit. "Sayang, mana yang sakit?" Tanya Adit.

"Perut aku sakit, akh.." ringis Putri.

"Bawa dia ke rumah sakit sekarang, Papa takut terjadi sesuatu dengan istri dan anakmu.." ujar Tuan Dimas.

Adit mengangguk dan menggendong istrinya. Sepasang suami istri tersebut masuk ke dalam mobil, saat Tuan Dimas akan menyusul anak dan menantunya, Nyonya Winda menahan tangan Tuan Dimas.

"Kang, mau kemana? Biarkan saja gadis kamp--,"

"Diam Winda! Dimana otak kamu, ha? Putri lagi hamil, kenapa kamu dorong dia sekuat itu! Kalau sampai menantu dan cucu kembar saya kenapa-napa. Lihat saja hidup kamu akan menderita!" Bentak Tuan Dimas menepis kasar tangan Nyonya Winda.

Damar yang mendengar keributan itu berjalan ke balkon kamar. "Papa mau kemana?" Tanya Damar.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com