webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbano
Classificações insuficientes
278 Chs

Bersama Kembali.

Samuel dibawa ke rumah sakit karena keadaan pria itu harus di periksa. Samuel sudah berada di ruang periksa, dokter langsung menghampiri kedua orang tua Samuel yang berdiri di depan ruangan.

"Tolong jangan beri tekanan pada pasien terlebih dahulu. Pasien benar-benar merasa tertekan, dia terus berperang dengan pikirannya serta hatinya. Maka dari itu dia menggores pergelangan tangannya untuk meredakan rasa tertekan yang ia rasakan. Jadi saya mohon jangan beri tekanan terlebih dahulu pada pasien, biarkan pasien tenang. Agar dia tidak melakukan hal-hal aneh lagi.." jelas Dokter.

"Terima kasih atas penjelasannya, dokter.." Ucap ayah dari Samuel.

Emma yang berada di ruang periksa setia menemani sang mantan kekasih. Ia menggenggam tangan mantan kekasih yang diberi obat bius agar bisa tertidur. Gadis cantik itu meneteskan air matanya, ia benar-benar khawatir dengan keadaan mantan kekasihnya itu.

"Jangan kayak gini lagi, aku nggak sanggup melihat kamu kayak gini.." ujar Emma.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com