webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbano
Classificações insuficientes
278 Chs

Anniversary.

Malam hari,

Adit pulang ke rumah sambil membawa hadiah yang akan ia berikan pada, Putri. Ervin membawa kue yang baru saja diantar ke rumah. Putri dan Rose berada di dalam kamar, karena tubuh Rose masih terasa panas. Tuan Tirta masih berada di rumah sakit, karena ia harus mengoperasikan dua pasien lagi.

"Eric mana?" Tanya Adit.

"Enggak tau, Pa. Di kamarnya kali, bentar Ervin cari.." balas Ervin yang langsung masuk ke dalam kamar kembarannya.

Ceklek

Pintu terbuka dan tidak ada seorangpun di dalam kamar. Ervin masuk ke dalam dan memeriksa kamar mandi. Namun tetap tidak menemukan siapapun. "Lah kemana sih tu anak, kok gak ada sih?" Gumam Ervin.

Pria tampan tersebut langsung keluar kamar mendekati sang ayah. "Gak ada, Pa. Itu anak kemana ya? Gak biasanya pergi jam segini.." ujar Ervin.

"Coba kamu telepon, masa cuma kita berdua aja yang buat kejutan..." Jawan Adit.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com