Kala itu lampu enggan menyala Saat aku terbangun di tengah malam. Kemudian aku sejenak terhentak mengingat yang maha kuasa. Ingatan ku jauh berlari ke masala lampau. Ku ingat semua kesalahan ku, semua dosa dosa ku. Ternyata aku terlalu jauh dari Nya. Sangat jauh dari pelukannya. Fikirian ku melayang penuh penyesalan.
Aku mersa hina aku pulang kepada Nya karena ingin menyembuhkan luka. Tapi bukankah tak ada kata terlambat untuk mengingat. Kaki ku melangkah menyusuri ruang bertemu dengan Tuhan. Akhirnya dalam sujud aku merasa tenang dan ku ceritakan semua pada Nya. Dalam doa namanya ku sebut agar aku bisa mengikhlaskannya tanpa harus membencinya. Jujur Aku masih sangat berharap dia kembali pada saat itu. Meskipun aku malu mengakuinya karena rasa itu masih ada.
Gelisah ku perlahan mulai sirna seiring berjalannya waktu. Meski memang terkadang ingatan menghadang. Tapi tidak risau aku percaya semua akan baik baik sajah. Bukankah semuanya sudah di tuliskan oleh Nya jauh sebelum kita di lahirkan. Aku terus meyakinkan diri bahwa semua yang terjadi memang harus terjadi dan Akan ada hal baik di antara rentetan kejadian bruk yang ku hadapi.