Jam setengah 1 siang. Alarm ponsel Nadia berbunyi cukup kencang. Dia langsung meraihnya dan mematikan dalam keadaan netra yang masih belum terbuka sempurna.
"Haahhem! Masih ngantuk sebenarnya," keluh Nadia sembari meregangkan kedua lengannya.
"Hujan? Beneran?" gumam Nadia begitu sadar mendengar suara rintik hujan yang saling berjatuhan. Nadia menuju arah jendela kamar Hanifa.
"Ya Allah ... tokonya Mas Huda? Bagaimana?" batin Nadia yang merasa sangat khawatir karenanya. Dia buka ponselnya dan mengirim pesan kepada Mas Huda.
"Halo ... Mas. Hujan sederas ini, tiba-tiba aku ingat sama toko lho," bunyi chat Nadia yang sama sekali tak segera dibalas oleh Mas Huda.
"Jangan-jangan sedang tidur dia ya," gumam Nadia. Dia lantas keluar dari kamar Hanifa hendak mengetuk saja pintu kamarnya Mas Huda.
"Kamarnya Mas Huda yang mana?" batin Nadia setibanya dia di luar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com