Mas Huda bergegas menyalakan kembali motornya, menuju LPK APTA temparnya mengajar.
"Bagaimana semuanya? Sudah pada selesai?" tanya Mas Huda yang setibanya dia di parkiran, langsung jalan masuk ke ruangan kelas.
Mas Huda segera kembali mengajar lagi. Jam setelahnya, dia baru ngajar praktikum sehingga waktunya agak sedikit luang.
"Sayang ... sepi amat? Sibuk sekali apa?" Mas Huda mengirim pesan ke Nadia setelah sejak pagi tadi mereka juga tak terlalu banyak berbincang. Bahkan Mas Huda belum sempat mengatakan jika sabtu besuk Nadia jadi akan diajak ke rumahnya.
"Masih belum dijawab juga ya? Apa jangan-jangan memang di kantornya nggak diijinkan menggunakan ponsel? Ah, nggak mungkin. Ini kan perusahaan besar. Lagian Nadia kan kerjanya juga di kantor," batin Mas Huda. Berulang kali, dia mengecek ponselnya..Bahkan pesan itu hanya terkirim saja. Nadia, belum sama sekali membukanya.
"Wadduh ... perutku kok rasanya makin berasa laparnya ya?" batin Mas Zaki sembari memegangi perutnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com