"Nggak Pak, ini lho ada Nak Arumi. Ingat nggak?" sahut Bu Wati.
Pak Samsul pun kemudian menyusul semua yang ada di meja makan pagi itu. Beliau segera menempati kursi paling ujung yang biasa dipakai oleh Pak Samsul setiap harinya.
"Pak ...," sapa Arumi sembari menganggukkan kepalanya tanda hormat kepada orang yang lebih tua.
Pak Samsul pun tersenyum sembari mengingat wajah dari sahabat SMA Nadia tersebut.
"Oo ... Nak Arumi ini yang dulu waktu SMA sering boncengin Nadia kalau Bapak pas nggak bisa ngantar ke sekolah bukan ya? Yang rumahnya atas sana?" sahut Pak Samsul.
Arumi pun mengangguk sembari tersenyum dan juga menjawab,"Iya betul sekali Pak. Alhamdulillah Bapak masih ingat juga sama saya ternyata. He ... he."
"Iya-iya. Ya ayo ... dimakan yang banyak biar sehat. Buk ... nasinya buat bapak mana?" tanya Pak Samsul.
"Ini lho Pak, sudah diademin dari tadi kok. Mau ibu sekalian ambikan kuah sotonya apa tidak Pak?" tanya Bu Wati mumpung beliau masih berdiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com