webnovel

Bab 2- LEMBARAN BARU

LEMBARAN BARU

Hari kedua setelah acara wisuda berlangsung, kini Dara resmi dinyatakan lulus. Dan masih menjadi pengangguran, karena masih terlalu bingung harus mulai darimana.

Dara sedang beristirahat di dalam kamarnya, sedangkan Pricilla sedang menjemur pakaian. Mengingat hari ini adalah hari yang sangat terik, bak matahari berada diatas kepala. Panas sekali.

Dara yang mulai membuka obrolan dengan mengirimkan pesan singkat ke dalam grup kelas, ia berkata, "Halo semua rencana kalian setelah ini apa saja?" ucapnya di dalam room chat. 15 menit berlalu ada balasan yang menanggapi pesan Dara, dan disusul oleh beberapa teman lainnya yang memang sedang online.

"Kalo aku melanjutkan kuliah Ra, kamu tau sendiri aku sangat ambis menjadi seorang dokter." ucap salah satu temannya.

"Kerja kalo aku sih, tapi kerja apa ya? Sedangkan kita hanya lulusan SMA."

"Banyak kok kerjaan buat anak SMA, ujungnya jadi pelayan toko sih. Tapi lumayan kan? Atau kalian yang kerja mau merantau?"

Dara yang ikut menyimak percakapan teman-temannya, pun mulai tertarik dengan pekerjaan diluar kota tempatnya tinggal.

"Kuliah ingin sekali, tapi sayang belum ada dananya nih. Tapi apa salahnya kerja, apalagi merantau pasti bisa dapat gaji yang lebih besar kan?" polosnya Dara bertanya.

"Haha Dara kamu ada benarnya juga, kalian yang kuliah skip aja deh, ini pembahasan anak yang mau bekerja, haha. Oh iya Ra, kalo saranku sih merantau ke Jakarta aja kalo memang kamu niat." ucap teman Dara.

Dara yang membaca pesan itu segera membalasnya,

"Jakarta ya? Hum." Sejenak ia mempertimbangkan apa kata temannya, sembari menimang-nimang apakah saran itu baik atau tidak. Tanpa berpikir panjang, Dara memanggil Pricilla dengan setengah berteriak.

Ia berlari dengan tergesa-gesa mencari Pricilla di segala sudut ruangan. Akhirnya ia menemukan Pricilla sedang berada di halaman depan rumah, bibinya sedang membuang air cucian.

Dipanggil lah Pricilla, "Bi!" ucapnya dengan suara lantang. Pricilla pun menoleh, "kesini sebentar." ucap Dara.

"Bi, Dara ingin kerja. Boleh kan? Biar Dara bisa bantu pemasukan ekonomi kita, daripada Dara diam terus di rumah."

Pricilla menghela nafas, "mau kerja apa kamu?"

"Entah lah Bi, Bibi bantu cari kan ya?"

"Oke deh, tapi ada syaratnya." sahut Pricilla dengan raut wajah yang sengaja ia buat-buat.

"Yes! Apa tuh syaratnya? Siapa takut." jawab Dara yakin.

"Tolong bantu bibi menyapu dan mengepel rumah ya, bibi pergi ke rumah pak RT dulu. Ya sudah, tolong sekalian ini ember cucian taruh di belakang ya." ujar Pricilla meninggalkan Dara di teras rumah.

"Siap Bi!" Dara yang sangat bersemangat segera melaksanakan apa yang sudah Pricilla pesan kepadanya.

Ia lakukan dengan senang hati. Di tempat lain, Pricilla sudah sampai di kediaman pak RT, ia mulai mengetuk pintu dan mengucapkan permisi. Belum ada 5 menit, sudah ada sahutan dari dalam rumah yang lain itu adalah pak RT sendiri.

"Sebentar." sahut pak RT sembari membuka pintu yang terkunci.

"Eh, Neng Pricilla ada apa perlu apa ya? Ayo masuk, kita bicarakan di dalam saja." ajak pak RT.

Setelah dipersilakan duduk, baru lah Pricilla bercerita.

"Jadi gini pak, keponakan saya Dara ia baru saja lulus SMA. Dan tekadnya ingin bekerja sangat besar, saya datang kesini sangat berharap sekali kepada pak RT siapa tau Bapak bisa membantu Dara untuk memulai perjalanan karir pertamanya."

Pak RT yang mendengar curhatan Pricilla merasa iba, dan dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Dara.

"Baik Neng, akan bapak pertimbangkan. Terima kasih sudah mau mempercayai bapak." ucapnya.

"Baiklah, terima kasih banyak Pak. Kiranya Bapak ingin menemui Dara ia selalu berada di rumah Pak." jawab Pricilla.

"Kalo begitu besok saya akan menemuinya."

Setelah urusan di rumah pak RT selesai, Pricilla segera menuju rumah dan menyampaikannya kepada Dara. Dalam pandangan jauh Pricilla, ia melihat Dara sedang mengepel, seketika senyumnya terukir. Ia segera mempercepat langkah kakinya.

"Daraaa!" teriak Pricilla.

"Eh Bibi sudah pulang, bagaimana Bi? Kabar apa yang kamu bawa untukku?"

"Kata pak RT beliau akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantumu, dan besok ia ingin menemuimu." balas Pricilla.

"Wah asyik, semoga esok hari ada kabar gembira untukku. Terima kasih ya Bi atas bantuannya." ujar Dara sembari memeluk Pricilla.

Keesokan harinya, Dara dan Pricilla justru lupa akan pesan pak RT yang akan menemui Dara untuk membahas soal pekerjaan. Dara justru membantu Pricilla untuk berjualan sayur segar dan kue kering di pasar, yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.

Ini adalah pengalaman pertama Dara menemani Pricilla berjualan, ia sangat heran karena banyak sekali pembeli datang di pagi hari yang masih terbilang cukup petang.

Dengan gesitnya Dara menawarkan produk jualan bibiny,a yang alhasil kios sayur mereka mulai ramai didatangi pembeli.

Meskipun sempat kewalahan, semua berjalan dengan lancar. Pricilla ikut senang, berkat Dara dagangannya jauh lebih cepat habis. Di tempat lain, pak RT sudah berulang kali mengetuk pintu dan memanggil nama Dara ataupun Pricilla. Tetapi masih belum ada jawaban.

Ditengah fokusnya mengetuk pintu rumah Dara, ada salah satu tetangga sebelah rumah yang kebetulan melihat pak RT. Disusul lah olehnya.

"Permisi Pak, sepertinya Dara dan Pricilla sedang berada di pasar. Mereka setiap hari berjualan disana."

Mendengar akan hal itu pak RT pun meminta agar Dara segera menemuinya di koperasi desa. Tetangga Dara itu pun segera mengiyakan pinta pak RT, dan lanjut menuju lokasi pasar tempat Dara dan Pricilla berjualan.

Pak RT pun berjalan meninggalkan rumah Dara. Sesampainya di pasar, Dara yang dikejutkan kedatangan tetangganya itu pun bertanya, "eh bapak sebelah rumah, mau beli dagangan bibi Dara?" ucapnya dengan polos.

"Anu punten Neng, pak RT ingin bertemu. Beliau menunggu di koperasi." sahutnya.

"Yampun Bibi, Dara lupa."

"Astaga bibi juga! Aduh bagaimana ini Dara?" jawabnya panik.

"Sudah Neng, ayo bapak antar ke koperasi. Neng Pricilla tunggu disini sebentar, nanti bapak kesini lagi bantu-bantu. Sudah selesai kan?" tanya bapak tetangga.

"Sudah Pak, terima kasih banyak. Hati-hati ya." sahut Pricilla kepada Dara dan tetangganya.

Dara menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 20 menit untuk sampai di koperasi desa. Dan kini ia sudah berdiri di depan bangunan kuno dengan warna cat tembok yang sudah sedikit usang.

Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada bapak tetangga yang sudah mengantarnya, dan bapak pun segera melajukan motornya untuk menjemput Pricilla di pasar, mengingat hari sudah semakin siang.

'Tok ,tok.'

"Permisi.." ucap Dara.

Tak selang lama muncul lah sosok manusia yang sudah mencarinya sedari tadi. Dara dipersilakan masuk ke dalam ruangan pak RT.

"Maaf Pak, Dara lupa." ucapnya sembari menunduk.

"Sudah tidak apa, silahkan duduk." ajak pak RT.

Tanpa basa-basi pak RT pun segera berbicara ke titik inti.

"Jadi saya sudah mendengar dari Pricilla, saya ingin membantu kamu. Kebetulan ada jabatan yang kosong di koperasi ini, karena ada salah satu karyawan bapak yang ingin cuti hamil. Daripada kosong dan bapak tugasnya semakin banyak, Dara bisa membantu di bagian arsip. Bagaimana, sanggup tidak?" tanya pak RT yang sedang menatap Dara.

Belum sempat Dara menjawab, tiba-tiba ada seorang warga yang mengatakan bahwa Pricilla dikabarkan masuk ke rumah sakit. Seketika raut wajah Dara yang sebelumnya ceria dan bersemangat, berubah menjadi muram dan panik.