SI PALING CEMARA
Abrial dan keluarganya sudah sampai di restaurant grill, mereka sudah reservasi jauh-jauh hari. Abrial yang memang sangat menyayangi anak kecil, kini dia beralih profesi yang awalnya direktur menjadi babysitter.
Abrial selalu memposting kebersamaan keluarganya di akun sosial medianya. Seperti biasanya ribuan like muncul di notifikasi ponselnya, tetapi juga ada 1 direct message dari akun yang Abrial tidak mengenalinya.
Dibacalah oleh Abrial, disana tertera 'si paling cemara'. Lantas Abrial bingung, baru kali ini ada yang berkomentar seakan-akan tak suka. Abrial tentu saja membalasnya dengan perasaan tersinggung.
Lalu ia mulai mencari tau akan akun yang mengirimkan pesannya itu. Setelah ia telusuri, sembari menggendong Alvan yang aktif selalu bergerak kesana kemari. Akhirnya Abrial menemukan bahwa ternyata pemilik akun itu adik Barra, adik dari sahabatnya.
Abrial pun menghela nafas, lalu tak ia hiraukan lagi. Ia fokus bermain dengan Alvan sembari memakan daging yang sudah Ceysa panggang.
*Dara*
Dara sebenarnya ragu untuk berjalan ke arah kantin, ia terlalu khawatir jika harga makanan di kantin tidak sesuai dengan isi dompetnya. Tetapi mau bagaimana lagi, perutnya sangat lapar.
Dan ternyata setelah dirinya sampai di kantin, banyak stand jajanan, pikir Dara hanyalah nasi dan lauk saja. Seketika nafsu makannya kembali, ia segera mencari tau jajanan mana yang ramah dikantong.
Dara berjalan dan melihat satu-persatu harga dari semua jajanan, hingga akhirnya ia memilih stand jajanan rice bowl ala korea. Dan kebetulan stand ini sedang mengadakan promo paket, suatu keberuntungan bagi gadis malang seperti Dara.
Ia segera memesan 1 paket rice bowl dengan isian hot chicken wings beserta free minuman ice lemon tea.
Setelah membayar ia segera duduk di kursi dan meja yang telah disediakan kantor.
Lalu tak selang berapa lama, seorang pelayan mengantarkan makanannya. 1 suap, 2 suap pun Dara lahap, hingga datanglah seseorang yang memang tidak terlalu asing bagi Dara, ikut duduk berhadapan dengannya.
Yang mana tak lain ialah staff receptionist yang pernah Dara meminta tolong.
"Eh Mba, makan Mba. Ini loh enak banget, saya baru pernah coba nasi beginian, mana sudah gratis minuman. Ah, segar." ucap Dara girang.
Staff receptionist yang melihat tingkah Dara pun hanya tertawa saja, ia pun segera fokus menghabiskan makanannya. Tetapi ditengah asyiknya melahap makanan, staff receptionist pun teringat 'kan kejadian pagi hari.
"Dar, gua mau nanya deh sama lo." ucap staff receptionist.
"Apa Mba? Bilang aja." jawab Dara.
"Tadi pak Barra minta ruangannya dibersihkan, tapi dia bilang kecuali Dara. Dia ga mau kalo lo yang beresin ruangannya. Sebenernya lo dan pak Barra ada hubungan apa?"
Dara yang mendengar akan hal itu, berhenti mengunyah. Lalu ia segera telan sisa nasinya dengan bantuan ice lemon tea yang ia pesan.
"Mba, pak Barra itu atasanku kami berdua ga ada hubungan apa-apa selain itu. Jangan buat gosip sendiri Mba, namanya fitnah." jawab Dara kesal.
Detik itu juga ia tidak selera makan, sendok yang tadinya sedang Dara pegang lalu ia lemparkan. Setelah itu Dara memilih pergi menuju ruang cleaning service.
Sedangkan staff receptionist itu pun merasa bersalah, karenanya Dara yang awalnya lahap lalu tidak mau makan sama sekali.
Setelah Dara sampai di ruang cleaning service, Dara segera melihat tugas apa yang masih belum terselesaikan. Ia melihat di catatan kertas yang menempel di tembok, serta sambil menanyakan apakah yang ia lihat benar belum dikerjakan atau sudah.
Kini Dara harus membasmi nyamuk, tugasnya adalah menyemprot seluruh ruangan dengan semprotan pembasmi serangga.
Mulai lah Dara menyemprot dari lantai 1 hingga lantai 3. Tetapi sialnya di lantai 2 Dara yang memang masih dalam keadan kesal, ia sembarang menyemprotkan cairan itu ke segala arah.
Tanpa ia pedulikan akan terkena mata seseorang atau tidak. Dan naasnya, musibah pun terjadi. Disaat Dara memyemprotkan dengan asal arah, ternyata ada salah satu clien yang terkena wajahnya. Lantas clien itu pun berteriak.
Yang tentu saja membuat Dara panik, dan terus meminta maaf. Lalu staff kesehatan yang memang disediakan untuk keadaan darurat segera datang membawa clien itu untuk diobati.
Dara langsung dipanggil menghadap Barra. Dalam hati Dara sungguh ingin menangis, karena banyak cobaan dalam 1 hari selama bekerja.
*Di lantai 3*
Dara sudah mengetuk pintu, seperti biasanya Barra akan menjawab. Baru saja Dara memasuki ruagan Barra, seketika Barra langsung memukul mejanya keras. Ia menatap dengan penuh amarah ke arah Dara. Situasi tentunya menjadi semakin tegang dari biasanya.
"Kamu dendam sama saya? Bisa-bisanya clien itu kamu semprot dengan cairan pembasmi serangga? Mau buat perusahaan keluarga saya bangkrut?" teriak Barra.
Dara hanya menunduk, "maaf Pak, maafkan saya. Saya benar-benar tidak sengaja, saya tidak profesional. Pak maafkan saya, saya tadi kebawa kesal gara-gara ada staff receptionist yang bilang kalo saya ada hubungan sama Bapak. Padahal saya tidak ada hubungan apapun, sekarang saya menjadi bahan gosipan di kantor."
"Saya tidak mau tau ya uang makan kamu saya potong, dan panggil staff receptionist yang kamu maksud itu. Cepat!" bentak Barra.
Dara yang mulai merasa aura mengerikan buru-buru ia keluar, dan mulai mencari staff receptionist yang ia maksud. Lain untuk Barra, ia segera mendatangi ruang kesehatan atau medis yang berada di lantai 2.
Barra bemaksud mengucapkan permintaan maaf, dan menawarkan pengobatan yang sepenuhnya akan Barra tanggung. Untungnya clien Barra memaafkan serta menyetujui tawaran Barra.
Meskipun awalnya clien Barra sempat emosi. Tanpa pikir panjang, beberapa tim medis sebagian mengantarkan clien Barra ke rumah sakit terdekat.
Sedangkan urusan yang belum ia selesaikan di kantor Barra, akan diurus esok hari. Itu pun karena diberi keringanan oleh Barra.
Barra pun kembali menuju ruang kerjanya, diperjalanan ia bertemu Abrial yang baru saja selesai makan siang bersama keluarganya. Lalu Barra hanya mengeluh jika Dara selalu bawa sial di hidupnya, Abrial lantas heran mengapa orang-orang selalu menyebut Dara pembawa sial.
Maka dari itu Abrial mengikuti Barra hingga menuju ruang kerjanya. Kebetulan sudah ada Dara dan staff teceptionist yang Dara maksud.
Abiral pun menyimak di sudut ruangan, sedangkan Barra melakukan sidang.
"Untuk kamu staff receptionist, mengapa kamu bisa menyimpulkan persepsi seperti itu? Saya ya atasannya Dara, jangan suka membuat gosip murahan. Saya ga suka ya, ada berita seperti ini. Kamu juga menggosipkan Dara ini kekasih Abrial kan?" ucap Barra.
Sontak Abrial yang awalnya tidak tau apa-apa menjadi terkejut dan ikut menasihati staff receptionist itu.
"Kali ini gua setuju sama Barra, denger ya baik-baik." jawab Abrail.
Namun ucapannya ia lanjutkan dengan mengaktifkan mic yang emang disambungkan khusus karyawan saja.
"Dengar ya baik-baik, sampai saya dengar ada yang menggosip tentang Dara, Barra dan saya apalagi parahnya Dara kekasih saya, kita bertiga terjebak cinta segitiga langsung detik itu juga akan dipecat oleh Barra. Karena berita itu tidak benar, semua sama hanya atasan dan bawahan. Sekian." ucap Abrial tegas,
Seketika staff receptionist yang bersama Dara segera meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
Begitu pun dengan karyawan lain yang ikut menggosip, semua berbondong-bondong mengucapkan permintaan maaf ke ruang kerja Barra.