webnovel

Bab 11- KESAL

KESAL

Dara yang sudah berada di lantai 3 sedang menyapu, kakak senior yang menyuruhnya hanya memantau Dara dari kejauhan. Menurut kakak seniornya, Dara terbilang orang yang cukup gesit, dan tidak bertele-tele.

Setelah selesai menyapu seluruh debu yang berada di lantai 3, tiba lah sekarang Dara harus memasuki ruangan Barra. Dara yang memang merasa sangat keberatan pun buka jurus yang ampuh, meskipun Dara sudah memohon-mohon dari jauh kepada kakak seniornya.

Akhirnya mau tidak mau, Dara mulai mengetuk pintu ruang kerja Barra. Dan setelah mendapat respon, Dara mulai memasuki ruangan dengan meminta izin terlebih dahulu.

"Permisi Pak, saya izin bersihkan ruangan Bapak." ucap Dara.

Ketika ia ingin memulai bekerja dengan menyapu terlebih dulu, Barra pun kembali menegurnya.

"Cleaning service kok baru datang, seharusnya sebelum semua karyawan dan atasan tiba ruangan sudah harus bersih. Jam segini seharusnya sudah lagi mengerjakan kerjaan yang lain." sahut Barra tegas.

Dara yang memang suasana hatinya sedari tadi sedang tidak baik, ia lantas membanting sapunya.

"Maaf Pak, bukannya Bapak yang memang membuat saya terlambat? Jangan seenaknya menindas kalangan menengah kebawah Pak, saya juga masih punya perasaan, kelakuan saya ke Bapak tadi juga demi keselamatan kita Pak. Saya terlanjur sakit hati sama Bapak." jawab Dara dengan suara yang lantang, dan ia meminta izin untuk keluar dari ruangan Barra.

Sedangkan Barra yang memang seperti diskakmat, hanya terdiam. Ia baru pernah dibalas dengan kata-kata yang sangat tajam dari bawahannya.

*Abrial*

Di kediaman ruang kerja Abrial, tiba-tiba suara panggilan masuk pun berdering. Segera Abrial terima tanpa melihat siapa gerangan seseorang yang meneleponnya.

Suara melengking khas Ceysa pun terdengar, seketika Abrial menutup laptopnya. Ia segera melihat layar ponselnya, yang ternyata adalah panggilan video call.

Dilihatnya Ceysa sedang menggendong keponakannya. Abrial yang menengok itupun sungguh bahagia, karena dirinya sudah lama tidak bertemu dengan keluarga kakaknya.

Maka dari itu Ceysa meminta agar Abrial segera pulang, yang dimana sudah memasuki jam istirahat makan siang. Tentu saja Abrial segera mengatakan setuju.

Abrial yang terburu-buru hingga lupa mematikan telepon yang sedang tersambung. Sampai dimana dirinya sudah berada di mobilnya, Ceysa dan keluarga di rumah tertawa melihat tingkah Abrial yang tergesa karena sangat rindu dengan Alvan Putra Septian, dia adalah anak Abian.

"Abrial kamu ini sampai tidak fokus, sudah sana matikan fokus menyetir dan hati-hati." ucap Ceysa disertai gelak tawa.

Abrial hanya cengengesan, lalu ia segera meluncur ke rumahnya. Kurang lebih 30 menit sampai, dan bergegas berlari menuju ruang tengah. Betul saja, Alvan yang ia rindukan sedang belajar berjalan sembari memegangi mainannya.

Sontak Ceysa pun ikut senang melihat Abrial datang, akhirnya keluarga kecilnya dapat berkumpul.

"Eh ada Om datang, ayo peluk Om." ucap Ceysa kepada Alvan.

Sedangkan Alvan masih berumur 2 tahun hanya tengok kanan dan kiri, tetapi akhirya dirinya paham bahwa ada sosok Abrial yang sudah melentangkan tangannya untuk dia peluk.

Alvan berlari sembari tertawa yang menunjukkan jika ia sudah mempunyai gigi baru yang tumbuh 2 biji saja. Kompak semua orang bersorak, namun tak lama Abrial menggendong Alvan dengan posisi pesawat terbang, Abrial daratkan di pangkuan Abian kakak dari Abrial.

Dalam momen ini mereka memang dengan sengaja menunggu Abrial, karena mereka ingin mengajak makan siang diluar. Tiba-tiba datang lah ayah dari Abian dan Abrial yang memang baru saja pulang dinas.

Yang sekaligus mejadi kakek dari Alvan. Betapa terkejutnya saat ia melihat anak beserta cucu pertamanya sedang berada di rumah. Adnan Carim, itu lah nama ayah mereka.

Mereka kompak meneriaki Adnan dengan sebutan 'kakek'. Senyuman bahagia dari Adnan pun merekah, lalu tak selang berapa lama keluarga Abrial sudah menuju restoran untuk makan siang.

*Kantor*

Dara memilih keluar menuju halaman belakang kantor, yang memang disana terdapat sebuah taman yang sejuk dikelilingi pohon serta kupu-kupu. Tanpa disadari kakak seniornya diam-diam membuntuti Dara, ia dengan sengaja memilih duduk bersebelahan.

Dara yang sedari tadi mengeluarkan unek-uneknya seketika menyadari ada seseorang disebelahnya, dengan muka kesal dan tatapan sinis Dara menengok.

Tentu saja membuat kakak senior yang berada disebelah Dara terkejut, ia baru pernah melihat wajah polos seperti Dara berubah menjadi menyeramkan.

"Ngapain sih Kak ngikutin Dara?" ucap Dara judes.

"Lagian lo gua suruh sapu ruangan pak Barra eh, justru kamu ngomel-ngomel ga jelas." balas kaka senior.

"Huh, pak Barra itu ngeselin banget. Selalu Dara yang salah, padahal Dara telat juga gara-gara dia. Salah siapa dia pakai turunin Dara segala." bela Dara.

Ucapan Dara membuat kakak senior makin-makin membelalakan matanya.

"Jadi lo tadi sempat berangkat sama pak Barra? Wah ini berita bagus nih."

"Ih Kak, apaan sih. Dara sama pak Barra kebetulan ketemu. Eh tapi justru endingnya bikin Dara sakit hati. Udah lah kakak ga perlu ikutin Dara lagi, Dara mau makan siang di kantin!" sahut Dara dengan setengah membentak.

"Lah aneh banget tuh bocah," ujar kakak senior sembari menggelengkan kepalanya.

Sedangkan Barra kembali menelepon bagian receptionist, agar karyawan cleaning service yang sedang bertugas segara ke ruangannya, kecuali Dara.

"Mba, mba ini saya lagi kesal. Tolong siapapun yang sedang bertugas segera ke ruangan saya, kecuali Dara. Ruangan saya kotor sekali. Kerja kok ga becus!" ucap Barra.

"Baik, pak." Pihak receptionist pun segera menelepon bagian cleaning service.

Perkara Barra menyebut nama Dara, itu pun menjadi bahan gosip untuk staff receptionist. Yang dimana mereka kira Dara adalah kekasih Abrial, namun ternyata Dara juga mendekati Barra pikir para staff disana.

Ditambah bahan gosip itu semakin berkembang, ketika kaka senior yang membuntuti Dara datang dan mendengar percakapan staff receptionist. Alhasil mereka telah mengeluarkan persepsinya masing-masing antara Dara,Barra, dan Abrial. Mereka pikir kisah yang terlibat adalah cinta segitiga.

Karena kakak senior ini tau, Barra sedang memanggil cleaning service ke ruangannya, ia segera bergerak cepat untuk meminta agar dia saja yang membersihkan ruangan Barra.

"Eh, eh biar gua aja. Lo ngapain sana kerja yang lain." ucap kaka senior sembari merebut alat sapu dan mengepel lantai.

"Oh oke lah, terima kasih ya telah menyelamatkanku." ucap staff cleaning service lainnya.

Kakak senior ini pun segera memasuki lift untuk mencapai lantai 3. Tak lama pintu lift terbuka, lalu ia segera berjalan dan mengetuk pintu ruang kerja Barra.

"Permisi Pak," ucapnya.

"Masuk." jawab Barra, sembari menatap kakak senior dari ujung atas sampai bawah. Lantas kakak senior yang melihat itu pun tak nyaman, lalu ia segera protes.

"Ada apa Pak? Saya sudah lama kerja disini baru pernah Bapak lihat saya sampai segitunya." tegur kaka senior.

"Tidak ada, cepat bersihkan. Jangan seperti Dara, tidak becus. Cengeng." jawab Barra keceplosan.

"Bapak ini menjalin hubungan kah sama Dara?" tanya kaka senior memancing.

Barra belum menjawab, ia hanya menelan ludah sembari membulatkan matanya ke arah kaka senior.