webnovel

GEOJIT

"Katakan saja apa yang dia perlukan darimu."

"Gak bisa, kalau aku gak bicara langsung dengan Bu Katrina aku gak akan buka suara."

Jeff mengerling dan kembali ke tempat dia datang, "Suit yourself."

Walaupun mengabaikan pemuda itu tapi Jeff membaca berkasnya saat menjaga Katrina, dia hanya pemuda biasa tapi latar belakang akademisnya cukup menarik. Jika informasi dan analisisnya benar, maka bocah ini sebenarnya orang yang Katrina coba rekrut untuk Rex. Hal itu masuk akal tapi disaat yang bersamaan juga mencurigakan, kenapa Katrina berusaha keras merekrut pemuda ini untuk Rex sampai dia membeli tanah panti asuhan tempat pemuda itu tinggal? Apa yang direncanakan wanita ini dibelakangnya? Sudah jelas dia menyuruh Katrina untuk fokus pada Sasongko.

Membuat Sasongko bertekuk lutut bukanlah hal sulit, tapi menjadi Hellraiser memakan banyak waktunya. Dia membiarkan Katrina memakai nama Hellraiser agar dirinya tak perlu turun tangan dan tetap mendapatkan kekuasan Sasongko, jika wanita itu mengkhianatinya Jeff tak akan ragu untuk menyuntikkan banyak dosis insulin atau mendorongnya ke cairan asam.

Katrina yang tak tahu rencana pembunuhannya tengah disusun mengerjap beberapa kali, belum terbiasa dengan sinar lampu dan selang oksigen di hidungnya.

Seolah tak pernah merencanakan pembunuhan Katrina, Jeff memeriksa tanda vitalnya dan tingkat oksigen. Back to be the doctor he was.

Hal pertama yang diingat Katrina tentu saja mata Rachel yang tak bernyawa, sementara Jeff memberikan sedotan agar Katrina bisa minum.

"Ada bocah yang datang menemuimu, dia bilang kamu ada urusan dengannya."

Menyesap lagi airnya, Katrina akan menggeleng ketika dia ingat nama pemuda yang berusaha dia dekati; "Namanya Neo?"

Jeff menjawab suara serak itu dengan anggukan, agak kesal karena ternyata tebakannya benar.

"Where is he?"

"Living room."

Dengan papahan Jeff, Katrina keluar mendorong selang infusnya; "What are you-?" Melemparkan tatapan sebal, Katrina mempercepat langkahnya dan melepas sumpalan mulut pemuda itu.

"Maaf soal ini, aku gak tahu."

Selain foto resmi pendiri perusahaan RECHANGE dan beberapa foto paparazzi berkualitas rendah saat dia menghadiri acara beberapa artisnya, Neo belum pernah bertemu langsung dengan Katrina. Bahkan saat mengikutinya dia juga sangat menjaga jarak aman sehingga belum pernah memperhatikan wajah sang pemilik tanah begitu serius.

Siapa yang menyangka kalau wanita awal 30 an tahun itu terlihat menggemaskan dengan badan kecilnya. Wajah pucat dan penampilannya yang seperti bangun tidur menunjukan sisi rentan wanita itu. Neo bukan anak kemarin sore dan banyak teman-temannya mengencani wanita yang lebih tua beberapa dari mereka juga melakukannya sebagai profesi, ini bukan pertama kalinya bagi Neo melihat seorang wanita dewasa tetapi bertemu yang membuat insting protektifnya menguat adalah yang pertama.

Melupakan sekeliling bahkan borgol yang melukai pergelangan tangannya, Neo tersenyum hingga gusinya terlihat; "Gapapa kok, Kak."

Sebagai pengamat interaksi mereka, Jeff menyipitkan mata dan rahangnya mengeras.

Jelas-jelas bocah itu masih memanggil Katrina ibu beberapa menit lalu, tetapi begitu bertemu bocah itu mengubah panggilannya. Jelas sekali mereka sebenarnya belum pernah bertemu. Sial, seharusnya dia menyingkirkannya saat Katrina pingsan. Jeff mungkin lambat tapi dia tidak bodoh, she was growing on him.

"Can you uncuff him?"

Pertanyaan Katrina pada salah satu anak buahnya menjadi tindakan pengabaian disengaja Katrina padanya di mata Jeff. Sang penguasa dunia bawah tanah itu mengayunkan tangan dan para ninja itu segera pergi, jelas sekali mengabaikan permintaan Katrina.

"Nǐ zài kāiwánxiào ba?"

"Not even a slightest."

Mengabaikan bos bayangannya itu, Katrina duduk berhadapan dengan Neo; "Abaikan dia dan semua yang terjadi. Aku perlu bantuanmu, Neo."

"Bantuanku? Jadi benar Kakak beli tanah panti karena aku?"

Sebagai mahasiswa teladan, penerima beasiswa dan kontributor makalah sejarah dan arkeologi tentu saja Neo sangat pintar, tidak sulit untuk mencapai kesimpulan ini.

"Bisa dibilang begitu, tapi aku terpaksa. Aku harus mengajak kamu ke sebuah ekspedisi makam."

Wajah terpesona dan mata berbinar Neo musnah, tergantikan sorot mata serius; "Aku akan pura-pura tak mendengar hal ini."

Katrina mungkin tidak sadar tapi bagi profesional yang berkecimpung di dunia arkeologi dna barang antik, mereka tak menyebut kata ekspedisi makam, hanya para penjarah makam yang menggunakan istilah buruk begitu. Neo masih pelajar tetapi dia sudah mendampingi banyak profesor ke lokasi penggalian atau riset sejarah.

Berlutut, Katrina mencengkram ujung baju Neo.

"Kamu gak paham. Kamu kira dia ini penjahatnya? Dia bukan penjahat, dia membantu aku Neo. Lihat saja aku yang sakit begini dan dia merawatku, selain itu kamu pikir dia menyekap kamu disini karena dia jahat? Dia justru sedang melindungi kamu."

Perubahan nada dan raut wajah Katrina yang ekstrim membuat Neo bertanya-tanya dengan yang sebenarnya terjadi. Air mata di ekor matanya membuat penampilan Katrina semakin menyedihkan.

"Kamu tahu Jovan Auction House kan? Pemiliknya suamiku dan aku sudah lama mau bercerai dengannya, tapi dia gak pernah mau. Kamu tahu wanita yang tewas itu kan? Dia dihasut suamiku untuk melukaiku, untung saja kakakku menyelamatkanku. Dia juga membawa kamu kesini untuk keselamatanmu.

Aku membeli tanah panti karena aku ingin bernegosiasi denganmu. Suamiku berjanji akan menceraikanku dan berhenti mencoba membunuhku jika aku bisa membawakan mahkota Putri Mahkota Lau. Maaf karena aku menyeretmu kesini tapi aku belum siap mati. Tolong bantu aku dan aku akan mengembalikan tanah panti asuhan.. Tidak, aku bahkan akan membangun bangunan baru dan lebih kokoh dari sebelumnya. Aku akan mengubah status tanahnya agar tak bisa dibeli atau dipindahtangankan. Selamanya tempat itu akan menjadi tempat kalian tinggal. Tolong. Bantu aku."

Melihat Katrina beraksi sebagai pembohong ulung membuat Jeff bertanya-tanya, apa saja kebohongan yang pernah Katrina katakan padanya. Memfitnah suaminya bahkan mengakui dirinya sebagai kakak, Katrina benar-benar bisa melakukan apapun demi mencapai tujuannya.

Neo pikir dia tahu tentang wanita, sayangnya ada banyak jenis wanita di dunia ini. Beberapa bersikap sama dengan tampilan luarnya yang menyeramkan atau licik, namun beberapa yang lain berpenampilan malaikat bersayap namun berhati iblis. Katrina salah satu dari jenis yang kedua.

Sejak Neo mendadak menyebutnya Kakak, Katrina tahu ada rute mudah untuk membuat Neo tunduk pada Rex. satu-satunya orang yang pernah memikat Katrina adalah Mark dan dia sendiri tak berpengalaman dalam hal perasaan, tapi memberikan kesan yang baik seharusnya tidak sulit. Entah menjadi wanita yang perlu bantuan atau wanita yang disukai dan membutuhkan bantuan, keduanya tak berbeda jauh. Katrina hanya perlu melakukannya dan membuat Neo mau bekerjasama.

Mata Neo yang tak bisa lagi bertatapan dengannya membuat Katrina bersorak dalam hati, Neo mulai ragu.

"Em.. aku.. Aku rasa.. Aku akan mempertimbangkannya."

"Gapapa, gak masalah, kamu boleh berpikir dulu kok Neo." Menghapus air matanya, Katrina membelakangi Neo dan mengedipkan sebelah mata pada Jeff, "Kak, lepas borgolnya, Neo gak bakal kasih tahu soal kita ke suamiku."