webnovel

Who is a Psychopath?

Dorrr... dorr..... dorrrr Dia terkejut dan berteriak sangat keras saat mendengar sebuah suara yang sepertinya sudah pernah dia dengar sebelumnya. Abi langsung terdiam ketakutan dan berusaha untuk menutup telinganya. Kini dia sudah duduk di lantai sambil menangis. Setelah dia sudah merasa baikan, akhirnya dia berjalan lemah menuju keluar. Tangannya berusaha meraih gaagang pintu yang masih ada beberapa langkah di depannya. Dan setelah berusaha dengan keras, akhirnya Abi bisa meraih gagang pintu itu. Dia berjalan dengan langkah gontai hingga ke tangga, dan saat dia sudah berada di atas tangga. degggg.. Abi ingin menjerit histeris saat dia melihat ada tiga orang yang kini tergeletak dilantai. Dia berusaha menahan suaranya. Jangan sampai laki laki itu melihatnya disini, atau dia akan mati saat ini juga seperti orang orang yang kini tergeletak di lantai itu. Tubuh ketiga orang itu dipenuhi oleh darah, begitu juga lantai nya yang Abi ingat semula berwarna putih berubah menjadi merah karena dipenuhi darah. Abi masih diam di tempatnya, sambil menangis.

Mega_Sari_Purba · Ação
Classificações insuficientes
191 Chs

Abi dibentak?

Tok.... tok... tok... Suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk." Kata Zion ketika mendengar ketukan di pintu dari luar ruang kerjanya.

"Ka Zion sibuk?" Tanya Abi yang muncul dari balik pintu.

"Ada apa?"

"Abi mau ngomong sama ka Zion."

"Silahkan." Kata Zion sambil menggerakkan jari jemarinya lagi pada keyboard komputer di depannya.

"Lusa itu kan udah hari Senin, dan di situ Abi udah mulai sekolah lagi kak."

"Terus?"

"Abi mau minta izin sama ka Zion buat sekolah lagi. Soalnya Abi udah mau ujian kenaikan kelas, dan Abi nggak mau tinggal kelas."

Zion langsung berhenti mengetik setelah mendengar kata-kata Abi.

"Kamu bisa sekolah."

"Hah? kakak serius? Yeiii terima kasih." Ucap Abi bersemangat.

"Tapi tentu nya sistem sekolah kamu homeschooling, bukan sekolah seperti biasa nya." Ucap Zion yang membuat Abi langsung menghentikan aksi lompat lompat nya.

"Apa? Homeschooling? Abi ngak mau, Abi ngak mau homeschooling kak." Abi merengek sambil menggoyang-goyangkan lengan Zion.

"Homeschooling atau tidak sekolah sama sekali."

"Kenapa kakak kayak gitu? Apa jadi nya kalau Abi ngak sekolah? Abi bisa tinggal kelas kak!" Abi merengek lagi.

"Kamu tidak akan tinggal kelas Abi. Kamu homeschooling, bukan bolos sekolah."

"Pokoknya Abi ngak mau. Abi tetap mau sekolah."

"Abi mohon kak...."

"Abi mau sekolah kayak dulu kak. Abi janji Abi ngak akan nakal di sekolah. Lagi pula, teman-teman Abi di sekolah baik-baik semua kok kak, ngak ada yang bakal nyakitin Abi." Kata Abi berusaha meyakinkan Zion.

"Kenapa kamu begitu keras kepala Abi? Saya bilang tidak, ya tidak. Kamu ngak usah manja. Saya tidak suka kalau ada orang yang tidak melakukan perintah saya apalagi menyangkal ucapan saya, mengerti kamu?" Teriak Zion tiba-tiba, yang langsung membuat Abi kaget dan meneteskan air mata.

"Kak Zion jahat." Ucap Abi dan langsung berlari keluar dari ruang kerja Zion, sedangkan Zion terdiam. Dia mengusap rambutnya dengan kasar lalu duduk di kursi dan kembali berkutat dengan komputer di depannya.

***

Abi menangis sesenggukan di kamarnya. Dia benar-benar tidak bisa mendengar bentakan sedikit pun, apalagi seperti apa yang telah dilakukan Zion padanya tadi.

"Ka... Kak Zion itu... jahat, A.. abi, Abi ngak mau lihat ka Zion lagi." Ucap Abi sambil menangis sesenggukan . Dia berulang kali menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya, tetapi air mata itu tidak pernah berhenti.

Abi terus menangis dan menangis hingga ia tertidur sendiri, dengan kepala menempel di ujung kasurnya.

Sementara itu, Zion yang telah selesai dengan pekerjaannya, diam diam masuk ke dalam kamar Abi dan menemukan Abi sedang tertidur dengan posisi yang kurang bagus di sana.

Zion berjalan mendekati Abi, dengan hati hati Zion mengangkat tubuh Abi dan memindahkannya untuk tidur di kasur milik Abi. Zion memilih untuk tidur di samping Abi sambil memeluk gadis kecilnya itu.

Sudah lebih dari tiga puluh menit sejak Zion menemukan nya tertidur, Abi akhirnya terbangun. Saat kesadaran Abi mulai kembali, Abi merasa ada sesuatu yang berada di atas perutnya, Abi melihat sebuah tangan melingkar di atas perut nya dan akhirnya melihat wajah Zion yang sedang tertidur di samping nya.

Zion yang menyadari bahwa orang yang ada di pelukan nya mulai bergerak, ia segera membuka matanya. Saat tatapan Zion dan tatapan Abi saling bertemu, Abi langsung membalikkan badannya dan membelakangi Zion.

Zion tahu kalau Abi sedang marah kepada nya. Zion juga tau kalau tadi Abi menangis, Zion tahu saat melihat kasur Abi yang basah di tambah mata Abi yang bengkak.

"Maaf." Kata Zion sambil mengelus rambut Abi dengan pelan.

"Abi... Hey..." Panggil Abi sambil berusaha mengubah posisi tubuh Abi agar kembali menghadap ke arah Zion namun di tahan oleh Abi.

"Liat saya dulu." Ucap Zion sambil menarik bahu Abi, kali ini lebih keras dan akhir nya Abi sudah kembali menghadap ke arah Zion lagi.

"Maafin saya."

"Saya tidak berniat untuk membentak kamu, saya tadi sedang ada masalah jadi saya tidak bisa mengontrol emosi saya. Maafin saya ya?" Tutur Zion sambil mengelus wajah Abi.

"Kak Zion jahat. Kak Zion udah bentak Abi. Abi benci sama ka Zion." Ucap Abi dan kembali mengeluar kan air mata nya.

Zion yang tidak tega melihat Abi yang sedang menangis langsung menarik Abi ke dalam pelukan nya. Zion berusaha menenang kan Abi dengan mengelus lembut punggung Abi.

"Maafin saya ya. Saya janji, saya ngak akan bentak kamu lagi. Tapi tolong jangan pernah lagi menangis di depan saya. Air mata kamu terlalu berharga Abi." Ucap Zion.

"Abi cuman pengen sekolah kak. Abi mau punya temen dan kembali merasakan seru nya masa masa sekolah." Ucap Abi yang masih di dalam pelukan Zion.

"Kamu serius mau sekolah?" Tanya Zion, dan langsung membuat Abi mengangguk dengan penuh semangat.

"Iya kak, Abi pengen sekolah. Abi janji, Abi ngak akan nakal nakal kok, Abi juga janji bakal serius belajar biar bisa dapat nilai yang bagus." Ucap Abi penuh semangat.

"Hemmm gimana ya?" Goda Zion sambil memperhatikan wajah Abi yang terlihat sangat lucu. Wajah memelas Abi terlihat sangat lucu, bibir bawah nya yang di angkat, pipi nya yang sengaja di kembung kan dan mata nya yang sipit terlihat makin sipit. Abi memang benar benar paket komplit.

"Boleh ya kak, please."

"Boleh ya... boleh ya???" Tanya Abi tak sabar mendengar jawaban dari Zion.

"Hemmm ya sudah boleh. Tapi ingat kamu jangan macam macam di sekolah. Dan kalau ada apa apa, langsung kasih tau saya." Ucap Zion.

"Hah?? Jadi ka Zion ijinin Abi buat sekolah lagi? Aaaaa.... makasih ka Zion... Makasih.."

"Abi sayang sama ka Zion." Ucap Abi dan langsung mengecup bibir Zion singkat lalu kembali memeluk tubuh Zion dengan erat nya.

Zion yang benar benar kaget dengan reaksi Abi hanya bisa diam dan terlihat begitu syok. Tak lama setelah itu senyuman manis terukir di wajah nya.

"Ciuman yang kamu berikan tadi itu sangat tanggung Abi, saya belum bereaksi. Bagaimana jika kita lanjut kan lagi?" Goda Zion sambil mengedip kan sebelah matanya yang langsung membuat memukul pelan dada Zion.

"Dasar ya, otak ka Zion emang mesum." Ucap Abi yang mengundang tawa Zion.

"Jika kamu selalu memukul dada saya seperti ini, mungkin saya tidak akan bisa berumur lebih panjang lagi Abi." Ucap Zion yang langsung membuat Abi panik.

"Ehhh ka Zion maaf. Dada nya sakit ya? Maafin Abi ya? Abi ngak sengaja. Abi cuman refleks." Ucap Abi masih dengan wajah panik nya.

"Hemmm tidak apa apa, asal kamu tidak terlalu sering melakukan nya."

"Iya, Abi janji ngak akan mukul dada ka Zion lagi kok."

"Hemm iya. Dari pada kamu pukul pukul dada saya, lebih baik kamu cium saya kalau kamu lagi marah atau bete sama saya. Saya pasti akan berumur panjang." Ucap Zion kembali menggoda Abi yang membuat wajah Abi merah.

"Dasar otak mesum." Ucap Abi sambil kembali memeluk tubuh Zion.