webnovel

Bertemu Lagi

"Kepiting ini belum matang! Kenapa kamu hidangkan kepada saya!!" teriak salah satu pengunjung pria di restoran tempat Marisa bekerja.

Marisa lantas mencicipi masakan yang ada di depannya. Dahinya mengernyit.

"Tidak ada masalah Pak pada masakan ini," sahut Marisa karena tidak menemukan keanehan pada masakan yang ia hidangkan beberapa saat yang lalu.

Pengunjung lain mulai memperhatikan mereka dan ada pula yang berusaha mengambil video pertengkaran mereka.

Untung saja salah satu waiters lain dengan sigap mencegah pengunjung tersebut untuk tidak mengambil video, agar tidak mencemarkan nama baik restoran.

"Kamu pikir saya belum pernah makan kepiting seperti ini apa? Ini benar-benar rasa kepiting teraneh yang pernah masuk ke dalam mulut saya!" bentak pengunjung tersebut.

"Kepiting asam manis ini cara mengolahnya kami kukus Pak, mungkin yang sering Bapak makan itu kepiting yang direbus," jawab Marisa tidak mau kalah.

"Kamu menghina saya?" kata pengunjung tersebut membuat seisi restoran menegang.

"Saya tidak menghina Bapak, tapi saya hanya memberi tahu, kalau kepiting dengan pengolahan berbeda memang menghasilkan cita rasa yang berbeda juga Pak," jawab Marisa yang mulai tersulut emosinya.

Padahal seharusnya dia hanya perlu minta maaf dan mengganti piringnya dengan menyajikan menu yang berbeda. Entah mengapa Marisa melupakan etika pelayan saat itu. Mungkin karena akhir-akhir ini dia masih mempunyai masalah terhadap Daren yang belum terselesaikan.

Di sisi lain setelah muak dengan pemandangan yang ada di depannya, Daniel berjalan menghampiri meja tempat Marisa bertengkar dengan salah satu pengunjung restoran.

"Udah salah nyolot, kalau gak bisa makan makanan mahal jangan makan di sini," ucap Daniel saat sudah berada di samping Marisa.

Daniel menarik pergelangan tangan Marisa untuk membawanya pergi dari sana.

"Ayo pergi, gak usah ngeladenin orang norak yang gak bisa membedakan kepiting rebus dan kepiting kukus," kata Daniel lalu menyeret Marisa keluar dari restoran.

Marisa memiringkan kepalanya, dia terkejut dengan pernyataan Daniel. Sekuat tenaga dia melawan untuk tidak ikut bersamanya karena itu malah akan menambah masalahnya di sini.

"Apa-apaan Anda? Siapa Anda? Kenapa Anda membawa saya, saya harus kembali ke dalam. Kalau tidak saya akan kehilangan pekerjaan saya," kata Marisa setelah mereka keluar dari restoran.

Daniel masih memegang erat pergelangan tangan Marisa. Dia menatap dalam ke netra Marisa.

"Kamu gak ingat aku?" tanya Daniel.

***

Beberapa saat yang lalu di kantor Daniel.

Selly masuk membawa kertas-kertas berisi informasi yang Daniel minta beberapa hari yang lalu.

"Ini Pak, informasi mengenai perempuan bernama Marisa Hisyam yang Pak Daniel minta saat itu," ucap Selly seraya menyerahkan kertas-kertas tersebut pada Daniel.

"Dia tinggal sendiri di sebuah rumah di kampung melayu, dia bekerja jadi seorang waiters di restoran Pasific Place. Dan saat ini sedang menjalani shift dua," lanjut Selly memberi informasi pada atasannya.

Daniel melihat lembar demi lembar kertas itu, bahkan disana ada beberpa foto Marisa, mata Daniel berhenti disana. Sejenak Daniel bernostalgia mengenang kebersamaan dirinya bersama Marisa waktu itu.

"Apa ada yang lain Pak?" tanya Selly menyadarkan Daniel kembali.

Daniel langsung membereskan kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam laci mejanya.

"Kerja bagus Selly, kamu memang bisa diandalkan," puji Daniel pada Selly.

"Saya hanya menjalankan tugas saya Pak," jawab Selly.

"Apa kamu bersedia makan malam bersama saya?" tanya Daniel kemudian. Dia tersenyum pada Selly membuat yang di pandang terpana.

"Sekarang Pak? Apa saya harus ganti baju dulu?" Selly memegangi kemeja warna putihnya.

"Gak perlu, kamu selalu tampil sempurna apapun yang kamu pakai," jawab Daniel lalu mengajak Selly keluar dari ruangan nya.

Rasanya Selly ingin melompat saking senangnya, tapi sayangnya harus ia tahan karena harus mempertahankan penampilan elegannya.

Selly hendak membuka pintu mobil kemudi, sebelum akhirnya dicegah Daniel.

"Kali ini biar saya yang menyetir Selly," kata Daniel mengambil alih posisi Selly.

Selly biasa duduk di bangku pengemudi saat Daniel tidak menggunakan drivernya. Dia akhirnya memutar dan duduk di bangku penumpang berada di sebelah Daniel yang sedang mengemudi.

Sesaat Selly lupa jika dirinya hanya seorang sekretaris, dia merasa istimewa malam itu. Hubungan profesional pekerjaan ternodai dengan perasaan Selly yang mulai tumbuh pada atasannya.

Itulah alasan kenapa Daniel saat ini ada di restoran tempat Marisa bekerja dan mendapati Marisa sedang ada masalah dengan salah satu pengunjung restoran.

***

Marisa nampak berpikir, dia tidak menemukan jawaban atas pertanyaan Daniel. Membuat Daniel sedikit marah atau mungkin kecewa karena Marisa tidak mengingatnya.

Bagaimana bisa dia tidak mengingatnya sedangkan pikiran Daniel selalu di penuhi dengan Marisa setelah pertemuan mereka saat itu.

"Orang macam apa kamu, bisa-bisanya melupakan seseorang yang udah membantumu waktu kamu bingung dan kesusahan di negara orang," kata Daniel yang mulai tersulut emosinya.

Setelah beberapa detik Marisa nampak terkejut, mulutnya membentuk huruf O besar. Dia memandangi Daniel dari ujung kepala hingga ujung sepatunya.

Saat ini Daniel memakai jas mewah dan sepatu mengkilap. Semua yang menempel pada tubuhnya sudah dipastikan merk terkenal. Marisa nampak tersenyum lebar lalu menepuk pudak Daniel dengan keras membuat Daniel terkejut atas perlakuan Marisa padanya. Harga dirinya sebagai CEO ternodai karena diperlakukan seperti itu oleh seorang pelayan.

"Wah,, gimana aku bisa ngenalin kamu kalau penampilanmu seperti ini. Benar-benar berbeda dari waktu kita pertama bertemu. Waktu itu kamu kayak gembel tapi sekarang kayak seorang konglomerat," kata Marisa dengan entengnya.

"Jaga mulutmu, siapa yang kamu sebut gembel. Siapa yang gembel waktu itu, mengemis gak punya uang?" tanya Daniel yang tidak terima dengan apa yang Marisaa ucapkan barusan.

Marisa menutup mulutnya yang memang tidak bisa terkontrol.

"Ehm maaf, kadang-kadang mulutku ini emang gak ada rem nya," kata Marisa yang tertawa canggung.

"Tunggu dulu,, kamu gak berubah pikiran kan? Apa kamu mau menagih uang padaku?" tanya Marisa hati-hati.

Marisa takut Daniel akan minta semua uang yang dia keluarkan untuknya saat itu. Bagaimanapun juga saat ini dia tidak punya uang dan saat ini dia terancam dipecat karena kabur saat ada masalah dengan salah satu pengunjung restoran.

"Aku kesini gak buat menagih hutang sama kamu, lagian aku udah melupakannya. Uang segitu gak ada artinya buat aku," jawab Daniel sombong.

Marisa mencebikkan bibirnya. Membuat Daniel kembali teringat malam panas yang ia habiskan dengan Marisa saat melihat bibir ranum itu. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya. Saat itu terlihat Selly sedang berjalan ke arah mereka.

"Apa yang Pak Daniel lakukan di sini?" tanya Selly setelah dia sampai di depan Daniel dan Marisa. Dia memandang Daniel dan Marisa bergantian.

"Astaga, aku melupakan Selly," kata Daniel dalam hati.