"Jika anak saya meninggal dunia, apakah Ibu dan Bapak bisa mengembalikan anak saya? Bisa menghidupkan dia kembali dengan perkataan maaf?!" pekik David dengan emosi.
"Tapi, anak Anda tidak meninggal kan?" kata Kusuma ayah Cantika.
Braaak...
David menggebrak mejanya dengan keras.
"Jadi, Ibu dan Bapak harus melihat anak saya meninggal dunia lebih dulu begitu?! Kalian ini orang tua macam apa?! Anak kalian itu sudah melakukan tindakan pidana. Apa kalian tau, bahwa anak kalian itu berusaha mencelakakan anak saya? Kalian tidak pernah mengajarinya budi pekerti dan akhlak yang baik? Maaf, saya tidak bisa. Saya dan keluarga saya tidak akan pernah mencabut tuntutan kami terhadap Cantika."
Kusuma dan Endang kedua orang tua Cantika hanya bisa menghela napas panjang. Mereka juga tidak bisa berbuat apapun. Saat ini yang mereka hadapi bukan keluarga sembarangan yang bisa mengikuti keinginan mereka dengan iming-iming uang.
****
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com