webnovel

when the rain's fall

magda_m · Urbano
Classificações insuficientes
18 Chs

your feeling.. doesn't matter...

Lean membuka pintu kamar kamar Chad.

Chad baru saja keluar dari kamar mandi. Lagi-lagi Ia hanya melilitkan handuk di pinggangnya sambil membuka ponselnya.

Berdiri mematung dengan waktu yang cukup lama.

Wajah Lean memerah.

"Apakah kamu tidak berniat memakai piyama malam ini.. " tanya Lean namun Ia langsung menutup mulutnya.

Chad langsung melirik Lean sambil menyeringai.

Lean membeku.

Sepertinya Ia salah bicara. Ucapannya memancing "hewan buas" itu terbangun.

Chad menghampirinya dengan cepat, mendekat dan menempelkan tubuhnya ke tubuh Lean membuat Lean mundur ke belakang.

Ketika Ia tidak lagi bisa bergerak Chad melumat bibirnya seolah tidak memberikan kesempatan Lean bernafas.

Lean mendesah pelan ketika kerah bajunya mulai sedikit tertarik dan Chad melancarkan ciumannya di sana.

Lean memejamkan matanya merasakan Chad yang menghujamnya dengan gairah yang masih sama seperti awal Ia bersamanya.

Chad menatap sekilas wajah Lean.

Matanya yang tertutup dan desahannya yang tertahan membuat Chad semakin tergila-gila dibuatnya.

Chad tidak peduli bagaimana perasaan Lean saat ini terhadapnya.

your feeling..

doesn't matter...

Yang Ia tahu Lean akan tetap berada disisinya.

Nafas Lean masih belum teratur ketika Ia mendengar ponsel Chad bergetar.

Chad melonggarkan pelukannya.

Lean dengan cepat menutupi bagian atas tubuhnya dengan selimut.

Chad hanya tersenyum melihat tingkahnyA.

"Ya.. "

"Kak Chad.. Aku di ruanganmu.. Ada file yang harus aku ambil di komputer. Tapi aku baru lihat password-nya sudah bebrubah.. "

"Oh ya benar aku ganti.."

"Boleh aku tahu Kak.. karena aku butuh file itu untuk panduan aku ke Wilayah B besok."

Chad terdiam.

"Password-nya.. Lean1234"

Lean melirik ke arah Chad dengan kaget.

Chad berbalik menatapnya seolah bertanya .. ada masalah apa..

Lean hanya menggeleng pelan sambil menutup matanya.

"Ka. kenapa tidak ada apa pun disini.."

"Dari awal masuk aku sudah melakukan install ulang. Aku tidak terbiasa dengan komputer yang sudah penuh dengan file.."

"Apakah ada yang penting.. Apakah kamu tidak punya salinannya di laptop.. Hardcopy-nya.."

Dennis terdiam.

"Seharusnya ada kan.. hal - hal seperti pencadangan file seperti ini kamu pasti sudah lakukan sebelumnya kan. Komputer di ruangan bisa saja kena virus. Jadi kamu pasti punya.. bukan begitu.."

"Eh iyaa.. aku punya sepertinya.. hanya saja aku lebih familiar dengan komputer ini sebelumnya."

"Ok."

Dennis menendang kursi yang ada di depannya.

Ia menaruh tangannya di atas kepala seolah kepalanya sangat sakit.

Chad meletakkan ponselnya dan kembali memeluk Lean di sebelahnya.

Lean membuka matanya dan perlahan membalikan badannya.

Chad menatapnya perlahan.

"Apa.. tidak apa-apa kita meninggalkan Rolland bersama Ibu.. "

"Ibu tidak akan menyerahkan Rolland malam ini.. Jadi sudah tidak usah dipikirkan.. Apalagi ada Adel di sana... Apa kamu khawatir mereka akan menyakiti Rolland?"

Lena menggeleng dengan cepat.

Chad tersenyum.

Lean terus merasakan keanehan ini. Seolah tidak ada apapun yang pernah terjadi di keluarga ini.

Chad tidak pernah sedikit pun membahas masalah itu. Semua orang sepertinya lupa.

Lean tetap menjaga sikapnya. Ia takut hatinya akan hancur ketika keluarga ini akhirnya membuangnya jauh dan memisahkan Ia dengan Rolland.

Tiba tiba Lean merasakan tubuhnya tertarik.

Tangan Chad memposisikan tubuh Lean di atasnya.

Lean terbangun.. Duduk di atas Chad yang dengan cepat menarik wajah Lean.

Nafas dan bibir Chad menelusuri leher Lean.

Lean menggeleng..

"seriouslly... "

Sebelum berkata lebih banyak Chad menghentikan bibir Lean dengan ciumannya.

Sepertinya baru saja Ia bernafas.

Seriouslly Chad.. do you want more..

Chad terus menelusuri setiap titik yang Ia tahu bisa membangkitkan emosi liar Lean.

Setiap titik yang berusaha Lean tepis.

Akhirnya Lean menarik selimut yang membatasi tubuhnya dengan Chad.

Dengan tidak sabar Ia menekan Chad sehingga sesuatu tertancap didirinya.

Lean belum pernah berada di posisi ini.

Lean menatap Chad yang mulai meringis.

Wajahnya yang seolah menahan sakit.

Bibirnya yang merah seolah meminta pertolongannya.

Ekspresinya yang merupakan candu bagi Lean.

Lean bergerak dengan liar. Semakin Liar saat melihat Chad menutup matanya dan mendesah pasrah dibawahnya.

Oh My God.. so handsome.. so cute.

Pikiran Lean berkecamuk melihat wajah Chad.

"Don't show this face to another woman.. " Bisik Lean seraya terengah.

Chad membuka matanya.

Matanya menyipit melihat Lean. Sedetik kemudian Ia menekan pinggang Lean dan menghentakkan tubuhnya dengan kuat. Lean terkejut merasakan sensasi luar biasa dari bawah tubuhnya.

Karena hentakan yang bertubi-tubi dan kuat, Lean mulai kesulitan menjaga hasratnya. Ketika Lean mendapat pelepasannya, Chad mengerang kembali dan menekan tubuh Lean dengan keras.

Chad mencium bibir Lean dengan perlahan.

don't show this face to another woman.

Chad mendengarnya dengan jelas.

So Lean...

your feeling..

really..

doesn't matter..

as long as you're with me..

and whispering those words repeatedly.