webnovel

when the rain's fall

magda_m · Urbano
Classificações insuficientes
18 Chs

let me sleep

Chad membuka pintu kamar dengan pelan.

Matanya memerah dan otot lehernya kaku.

Ia tidak pernah selama itu berada di depan komputer.

Ia melihat Lean yang terbangun.

Chad membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan langsung merangkul Lean.

Lean terdiam bingung.

Biasanya ketika pulang, Chad akan membersihkan dirinya baru tidur.

Lean menatap Chad masih bingung.

"Let me sleep. "

ucap Chad masih dengan mata tertutup.

Apa dia kelelahan..

Lean mencoba membuka dasi Chad yang masih menggantung di lehernya. Chad tetap terdiam.

Setelah berhasil melepas dasi itu dengan perlahan, Lean menatap sabuk di pinggang Chad.

Dengan pelan Lean mencoba melepas sabuk itu.

"Are you trying to seduce me.. "

Lean menatap Chad kaget. Senyum nakalnya dengan jelas tampak di sana. Lean menggeleng datar.

Chad tersenyum membantu Lean melepas sabuknya dan segera merangkul Lean dengan erat.

"Let me sleep.." ucapnya lagi.

Lean terdiam dalam pelukan Chad.

Memangnya aku mencegahmu untuk tidur.

Pikir Lean bingung.

Mendengar nafas Chad perlahan teratur.

Ia pun ikut mengantuk.

Sepertinya waktu itu Chad sering sekali seperti ini di apartemennya. Datang hanya untuk terlelap sambil memeluk Lean.

Pagi hari Lean terbangun saat tangan kecil menepuk mukanya.

Ia langsung menatap Rolland yang tersenyum.

Chad telah menggunakan pakaian dengan rapi.

Sejenak Ia menggendong Rolland dan menciumnya.

"With mommy? oke.. "

Chad mencium pipi Lean dengan pelan.

"Aku berangkat ya.. " pamitnya

"Tidak sarapan dulu.." tanya Lean.

"Aku ada meeting pagi ini. "ucapnya.

Lean terdiam masih bingung dengan perubahan energi Chad.

Semalam dia begitu lelah, pagi ini sepertinya dia begitu bersemangat.

Setelah melakukan koordinasi dengan para staff terkait perubahan kerja NEW, Chad kembali ke ruang IT. Ia melanjutkan pengumpulan rekaman yang Ia butuhkan. Bukan lagi tentang Lean dan Grey melainkan untuk hal lainnya.

Chad melihat jam di tangannya yang menunjukan pukul 11 siang.

Sesaat ponselnya berdering.

"Chad.. apakah bisa ke cafe Retro sekarang.."

"Oke.. "

Chad beranjak dari kursinya.

Chad mendengar dari nada suara Viona yang serak.

Prasangkanya benar saat melihat Viona yang duduk dengan mengenakan kaca mata hitamnya.

Sesaat Ia melihat Chad, Viona tidak dapat menahan air matanya lagi.

Ia menundukkan kepala sambil menyerahkan ponselnya pada Chad.

Chad memeriksa foto-foto itu dengan seksama.

"Dia tidak bisa melakukan hubungan sex.. "

Viona terbelalak mendengar ucapan Chad.

Ia tidak membaca perihal ini sebelumnya tapi

Chad langsung dapat menemukannya.

Dengan cepat Ia menarik ponselnya yang ada di tangan Chad.

Ia membaca perlahan catatan kecil itu.

Chad meminum latte-nya dengan perlahan.

Viona menatap Chad.

"Rolland.. " Viona menghentikan pertanyaannya.

"Dia anakku Vio.. Aku sudah memeriksa DNAnya juga dengan hasil yang akurat.."

Viona menutup mulutnya masih tidak percaya.

"Yang pasti mereka bahkan tidak pernah melakukan apapun yang kita pikirkan.. "

"Oh my God.. Grey.. thats why.. "

Viona tersandar dengan lemas.

Perlahan airmatanya kembali jatuh.

Lean mendorong kereta Rolland ke arah tempat duduk di foodcourt. Ia meminta asistennya menjaga Rolland agar Lean bisa ke toilet yang tidak jauh dari sana.

Sesaat Ia sempat terhenti saat melihat bayangan Chad pada jendela Cafe di depannya.

Sebelum Ia beranjak kembali Ia menatap Viona di depan Chad sedang tertunduk.

Lean terdiam tidak percaya pemandangan itu.

Lean tertunduk.

Ia berpikir selama ini pernikahannya dengan Chad terlalu sempurna. Chad tidak pernah mengungkit sedikitpun masalah Grey.

Tapi saat ini melihat Viona di depan Chad menyadarkan Lean bahwa pernikahan ini bisa berakhir kapanpun.

Lean berjalan lemas ke arah Rolland.

Ia mengangkat dan memeluknya erat.

Hatinya sangat gundah sekaligus perih.

Lean hanya mengajak asistennya pulang tanpa banyak bicara.

Chad membuka pintu kamar dengan perlahan.

Ia menatapi Lean yang sudah tertidur.

Ia membersihkan dirinya di kamar mandi dan memakai piyamanya.

Chad membuka pintu yang berhubungan dengan kamar Rolland.

Lean membuka matanya perlahan kemudian menutupnya kembali.

Chad mencium kening Rolland yang sudah tertidur.

Asisten Lean yang tertidur langsung terbangun.

"Tuan.. "

Chad menoleh perlahan

"Nyonya Lean belum makan dari siang.. Saya khawatir.. "

Chad mengernyitkan keningnya.

"Kenapa.. apa nyonya sakit.. "

Asisten itu menggeleng.

"Saat di Mall tadi tiba-tiba Nyonya diam saja setelah kembali dari toilet, tidak seperti biasanya."

"Mall... Mall Retro.. tadi siang.. "

Asistennya mengangguk.

Chad terdiam sejenak.

"Siapkan makanannya.. "

"Baik Tuan.."

Chad kembali ke kamar tidurnya menatap Lean yang tidur membelakanginya.

Ia merangkul Lean dan menariknya ke pelukannya.

Chad mendesah pelan di telinga Lean. Lean meringkuk menahan dirinya.

Damn.. Chad..

kutuknya dalam hati

"let me sleep.. "ucapnya pelan.

"No.. " ucap Chad tegas.

"not fair.. " balas Lean

"Aku bertemu dengan Viona hari ini." Ucap Chad tiba-tiba.

Lean tidak menyangka Chad akan memberitahunya. Chad terdiam lagi.

"Lalu... "

"Apanya yang lalu.. kamu kan mau tidur . "

Lean menyungut.

"Aku lapar.. temani makan dulu.. "ucap Chad

kemudian menarik selimut Lean.

Lean terbangun dan menatap Chad dengan kesal.

Chad berusaha menahan senyumnya.

Ia sangat menyukai reaksi Lean yang sedang cemburu.

Dengan temuan akan riwayat sakit Grey,

Ia semakin yakin Lean tidak pernah tersentuh oleh orang lain selain dirinya.

Lean menyantap makanannya dengan perlahan. Ia berharap Chad akan memberitahu alasan Ia bertemu dengan Viona hari ini.

"Membahas penyakit seseorang.. " ucap Chad tiba-tiba seolah mengetahui keinginan Lean.

Chad menatap Lean tanpa berkedip.

"Ooh.. "ucap Lean lega. Namun sejenak kemudian Ia menyadari sesuatu.

Apakah mereka membahas penyakit Grey..

Apakah mereka tahu..

Lean terdiam perlahan menatap Chad yang sedang memperhatikan reaksinya.

Lean tetap terdiam walaupun ingin menanyakan banyak hal. Namun akhirnya Ia menunduk dan mengurungkan niatnya.

"Tidak ingin bertanya apa-apa lagi.."

tanya Chad masih memperhatikan Lean yang menyantap makanannya.

Lean terhenti sejenak kemudian menggeleng.

"Apakah tidak ingin bertanya.. apakah aku selingkuh dengan Viona.. "

"Apakah kau selingkuh dengan Viona?" tanya Lean masih dengan menunduk.

"Tidak.. aku tidak berselingkuh."

""Aku tahu.. kau tidak selingkuh" ucap Lean masih tetap menunduk.

"Lalu apakah kau selingkuh dengan Grey.. "

Lean menggelengkan kepalanya tanpa menatap Chad.

Matanya sudah basah dengan airmata yang tertahan

Akhirnya Chad bertanya juga tentang permasalahan itu.

"Aku tahu.. kau tidak selingkuh." ucap Chad mengikuti ucapan Lean yang terakhir.

Kali ini airmata Lean jatuh di pipinya.

Ia berusaha lebih menunduk agar Chad tidak melihatnya.

Chad beranjak dari kursinya yang berada di hadapan Lean. Lean pun menghela nafasnya sambil dengan cepat menghapus airmatanya.

Namun ternyata Chad justru menggeser kursi Lean menghadap ke arahnya. Chad menyentuh wajah Lean memaksa untuk menatapnya.

Chad..

Apakah kau tidak percaya padaku..