webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbano
Classificações insuficientes
409 Chs

Lack of Prejudice 7

Esmee melenguh pelan sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Kepalanya masih terasa pusing akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol. Esmee kemudian meregangkan tangannya. Matanya langsung membulat ketika tangannya merasakan wajah seseorang yang berbaring di sebelahnya.

"Singkirkan tanganmu dari wajahku."

Seketika Esmee menoleh ke sebelahnya. "William? Bagaimana kau bisa tidur disini?"

William menoleh pada Esmee. "Menurutmu kenapa?"

"Aku tidak ingat kau menjemputku," ujar Esmee.

William berdecak pelan. "Tentu saja kau tidak bisa mengingatnya. Kau terlalu mabuk untuk mengingat apa yang terjadi semalam."

"Wajahmu kenapa?" tanya Esmee. Ia memperhatikan lingkar mata William yang sedikit membiru.

"Hanya insiden kecil di klub," jawab William. Ia menatap Esmee dalam-dalam sambil menghela nafas panjang. "Lain kali kau harus berhati-hati jika minum-minum bersama pria."

"Memangnya apa yang terjadi sampai matamu membiru seperti itu?" Esmee kembali bertanya pada William.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com