Satu per satu kutemui kerabatnya Pak Mario. Satu hal yang membuatku kagum adalah mereka orang-orang kaya tetapi sangat menghormatiku sebagai tamu. Kalau mereka mau, mereka bisa saja mengabaikanku yang hanya sekadar sekretarisnya Pak Mario. Kemudian Pak Mario mengajakku ke dapur karena Tante Tamara ada di sana. Meskipun sudah banyak yang menanganinya, Tante Tamara tetap terjun langsung dalam pembuatan makanannnya.
"Ma, ada Delisa," ucap Pak Mario.
Tante Tamara langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang memblender bumbu dan menghampiri kami. Tante Tamara tersenyum dan menyentuh pipiku. Tante Tamara tidak pernah berubah, dia tetap baik padaku.
"Apa kabar, Tante?"
"Ya, seperti yang kau lihat. Aku sedang sibuk dengan urusan dapur," jawab Tante Tamara dengan senyuman yang masih setia menghiasi wajahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com