Cahaya matahari yang masuk dari jendela membuat mataku terasa silau. Dengan perlahan kubuka mataku dan menyadari kalau hari sudah pagi. Leher bagian belakangku terasa pegal karena tidur sambil duduk dengan kepalaku yang kusandarkan ke sofa. Kupegangi leherku dan menoleh ke belakang. Argat masih tidur begitu lelap. Aku tidak ingin membangunkannya karena kejadian semalam. Kusentuh kulit tangannya untuk mengecek suhu tubuhnya. Tangannya terasa panas. Kemudian kusentuh keningnya dengan punggung tanganku. Argat demam dengan menggunakan kemeja yang sama. Kulihat ke arah jam dan masih menunjukkan pukul 06.00. Seharusnya sudah ada satpam di sini. Aku berdiri dan melihat keluar jendela untuk mengecek pos satpamnya. Namun belum ada siapa pun di sana.
"Argat, bangunlah. Kau tidak apa-apa?" tanyaku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com