webnovel

Watcher: In the Glass Realm

Anastasia dan Bianca merupakan anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan bernama "Happy Life". Akan tetapi, hidup mereka tidak seindah yang pikirkan. Mereka tiap hari harus mengejarkan pekerjaan yang cukup melelahkan dari pemilik panti. Suatu ketika, Anastasia ditugaskan untuk membawa binatang peliharaan pemilik panti di taman. Saat dia membawa binatang itu, tiba-tiba dia mendengar seorang anak yang tampaknya sedang di bully oleh beberapa anak lainnya. Anastasia membantu anak itu dan mereka kemudian menjadi teman. Dia lalu berterima kasih dan meninggalkan Anastasia. Anastasia kembali ke panti, tetapi masalah lain kembali muncul. Salah seorang anak panti lainnya tiba-tiba menghilang. Anastasia ditugaskan untuk mencari anak panti itu dan berhasil menemukannya. Anak itu ternyata disekap oleh sosok mahluk yang aneh. Mereka akhirnya menemukan cara untuk meloloskan diri dan segera kembali ke panti. Akan tetapi, mahluk itu tampaknya tidak melepas mereka dengan mudah. Anastasia sempat ditangkap oleh mahluk itu menggunakan tentakelnya, tetapi dengan perlawanan singkat Anastasia bisa meloloskan diri. Namun, mahluk aneh itu meninggalkan sebuah luka aneh di kaki Anastasia. Suatu ketika, seorang donatur datang yang ternyata adalah orang tua dari anak yang dibantunya ketika di taman waktu itu. Mereka menawarkan anak-anak panti untuk bermain di karnival berjalan milik donatur. Semuanya tampak aman-aman saja, tetapi Bianca yang merupakan sahabat karibnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Anastasia berusaha mencari keberadaan temannya itu. Setelah diteliti lebih lanjut, temannya ternyata diculik oleh satu satu mahluk yang sama persis menyerangnya waktu itu. Anastasia mulai berkeliling mencari sahabatnya di karnaval tersebut dan berhasil menemukan sahabatnya. Namun, Anastasia terlambat karena temannya seketika menghilang ketika berada di dalam sebuah ruangan yang penuh kaca. Tiba-tiba luka milik Anastasia seketika bereaksi hingga Anastasia mampu membuka sebuah portal ke dimensi lain yang bernama Mirland. Anastasia memutuskan untuk masuk ke dunia itu untuk mencari sahabatnya yang menghilang. Akan tetapi, setiap tindakan ada resiko yang harus ditanggung. Di saat yang bersamaan, Anastasia juga secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada mahluk jahat dari dunia Mirland untuk ke luar dan menguasai dunia. Anastasia harus cepat mencari keberadaan Bianca serta mencegah mahluk jahat itu untuk menguasai dunia atau semua yang dikenalnya akan menghilang.

Little_BlackHorse · Terror
Classificações insuficientes
27 Chs

Bab 15: Sumber masalah

Anastasia kemudian menceritakan kenapa bisa dia mendapatkan luka tersebut. Bola mata Dr. Thomas seketika membesar sesaat ketika Anastasia menyinggung rupa fisik mahluk yang menyerangnya.

"Nak, aku sama sekali tidak bisa membantumu," ucapnya dengan cepat menggelengkan kepala. "Kamu harus mencari dokter yang lain." Tangannya mengambil kaleng yang jatuh dan menenguk sisa minuman yang berada di dalamnya.

"Tapi Madam Nigera bilang kamu bisa membantuku untuk menyembuhkan luka ini," ucap Anastasia berusaha menyakinkan dokter itu. "Anda pasti bisa membantuku." Air muka Anastasia menunjukkan ekspresi sedih.

"Nak, maaf tapi aku tidak bisa membantumu." Dr. Thomas memalingkan wajahnya dan menatap ke layar televisi miliknya.

Anastasia hanya bisa terdiam dan mematung. Dia sama sekali tidak jalan lain sekarang. Harapannya telah musnah membuatnya tenggelam dalam kesedihan. Dia memutar badannya dan perlahan meninggalkan pria itu tanpa menoleh sedikit pun.

Tiba-tiba Anastasia merasakan sakit yang sangat menyakitkan. Rasanya seperti beberapa pisau menancap di kakimu. Anastasia langsung terjatuh dan mengerang kesakitan. Dia sama sekali tidak bisa berjalan apalagi bergerak. Kakinya terasa mati rasa. Keringat dingin juga mengalir tiada henti diikuti.

"Hei, Nak ada apa?" Dr, Thomas yang melihatnya terkapar di lantai langsung berlari ke arahnya.

Anastasia sama sekali tidak membalas ucapan Dr. Thomas. Dia merasa kepalnay seperti dipukul benda tajam. Rasa sakitnya itu membuatnya tidak bisa berpikir. Beberapa menit kemudian, pandangannya mulai kabur. Dia tidak bisa melihat dengan jelas dan semuanya tampak buram. Dr. Thomas berusaha menyadarkan Anastasia, tetapi dia tidak menanggapinya. Tidak lama kemudian, matanya semakin kabur dan dirinya langsung pingsan.

***

Anastasia tiba-tiba terbangun. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit ruangan cokelat muda. Aroma bau yang tidak sedap tercium jelas di hidungnya.

"Aku di mana?" Anastasia memperhatikan sekeliling. Di depannya terlihat Dr. Thomas yang tampaknya sedang menyiapkan sesuatu. "Astaga, ini bau apa?"

"Hei Nak, untunglah kamu sudah sadar," ucap Dr. Thomas mendengar suara Anastasia. "Kamu sekarang berada di dalam lab pribadi di rumahku," sambungnya sambil mengulek sesuatu menggunakan mortar yang digenggamnya. "Aku akan membuat ramuan khusus, tenanglah."

"Apa sebenarnya terjadi denganku?" tanya Anastasia penasaran sambil menutup hidungnya. "Aku merasa ada hal yang aneh semenjak mahluk aneh itu menyerangku," ucapnya sambil memegang kepalanya. "Namaku Anastasia, salam kenal."

"Anas, ada hal yang ingin kusampaikan kepadamu." Dr. Thomas berjalan mendekat ke arahnya sambil membawa sebuah cawan berisikan semacam cairan berwarna hijau ke ungu-unguan dan di tangan yang lainnya terlihat sebotol minuman keras.

Anastasia mengerutkan alisnya melihat warna cairan itu. Warnanya sangat aneh dan mengeluarkan bau yang kurang sedap. Dia mengatakan bahwa obat ini mampu mengurangi efek luka yang dialami Anastasia.

"Aku akan memberikan obat ini di lukamu," ucap Dr. Thomas mengoleskan cairan itu di bekas luka Anastasia.

Obat itu masuk ke dalam luka Anastasia membuatnya meringis kesakitan. Tetapi, beberapa menit kemudian rasa sakitnya perlahan menghilang. Anastasia membesarkan bola matanya. Dia tidak menyangka ramuan itu mampu mengurangi sakit yang dialaminya.

"Anas, kamu ingat obat ini tidak mampu menyembukan penyakit ini. Obat ini hanya bisa memperlambatnya," ucapnya sambil meneguk minuman berwarna sama dengan warna rambutnya.

"Dr. Thomas itu obat apa?"

Dr. Thomas menjelaskan bahwa obat ini berasal dari tanaman yang berada di suatu tempat bernama Mirror land atau disebut dengan Mirland. Anastasia langsung mengerutkan alisnya. Dia sama sekali tidak pernah mendengar atau melihat tempat itu.

"Dr. Thomas kamu pasti bercanda kan?" Anastasia berpikir bahwa Dr. Thomas sedang bercanda dengannya.

Dr. Thomas menghela napas. "Tempat itu memang tidak bisa ditemukan di dunia ini. Mirland hanya dapat dibuka jika kamu memiliki kemampuan khusus."

"Hah?" Anastasia hanya bisa tertawa mendengar ucapan Dr. Thomas. "Dr. Thomas aku sedang tidak ingin bermain sekarang."

Dr. Thomas menatap Anastasia dengan raut wajah serius. Dia sama sekali tidak tertawa sedikit pun. Anastasia menjadi canggung lalu seketika berhenti tertawa. Suasan menjadi hening seketika.

"Anastasia, kamu sepertinya terkena kutukan dari salah satu mahluk Mirland," ucap Dr. Thomas kepada Anastasia. "Mahluk yang sepertinya memberikan kutukan itu ialah Nightcatcher."

"Nightcatcher?"

Dr. Thomas menjelaskan bahwa Nightcatcher merupakan salah satu mahluk asing yang sering mengincar nyawa manusia terutama anak muda seperti Anastasia. Hal ini karena Nightcatcher hidup dengan memakan perasaan manusia. Nightcatcher akan menyerang korbannya melalui alam bawah sadar karena manusia akan lemah ketika berada di dalam mimpi.

"Tunggu, sebentar jadi selama ini yang membuatku bermimpi aneh karena ulah dari mahluk ini?"

"Iya kurang lebih seperti itu." Dr. Thomas mengangguk dengan cepat. "Ketika terkena kutukan ada beberapa fase yang akan terjadi dan yang terburuk bisa membuat korbannya akan kehilangan kesadaran.

"Astaga, jadi maksudmu orang bisa menjadi gila?" Anastasia mengerutkan alisnya. "Sial! Kenapa mahluk ini bisa berkeliaran di dunia ini," ucapnya sambil mengenggam erat dengan rapat jemarinya.

"Ini masih menjadi misteri, sampai sekarang. Aku sendiri juga belum mengetahui kenapa bisa mahluk ini berada di dunia ini."

Anastasia hanya bisa terdiam mendengar ucapan Dr. Thomas. Dia merasa semua hal yang sekarang terjadi kepadanya di luar dari nalar logikanya. Dr. Thomas juga mengatakan bahwa fase yang dialami Anastasia tampaknya fase permulaan, sehingga menggunakan obat ini masih berpengaruh.

"Ok, aku merasa sebaiknya informasi mengenai nightcatcher harus kamu beritahukan kepada Nigera secepatnya," ucap Dr. Thomas sambil meneguk minumannya.

"Madam Nigera memangnya mengetahui mengenai hal ini?" Anastasia mengerutkan alisnya. "Apakah dia juga salah satu dari orang yang memiliki kemampuan khusus?"

Dr. Thomas mengangguk perlahan. Dia menjelaskan bahwa Madam Nigera memang salah satu orang yang memiliki kemampuan khusus. Akan tetapi, ada aturan yang harus diterapkan setiap pengguna yang berkemampuan khusus itu. Mereka harus menutup rapat identitas dirinya karena aturan yang telah dibuat bersama.

Anastasia yang mendengar perkataan Dr. Thomas hanya bisa terdiam. Dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa. Informasi yang diberikan Dr. Thomas kepadanya membuat kepalanya pusing.

"Anas, kamu sebaiknya kembali ke tempatmu," ucap Dr. Thomas berjalan dan menengok ke luar jendela. "Langit sebentar lagi tampaknya akan gelap. Mahluk itu pasti akan bergerak di maalm hari," ucapnya sambil menatap ke luar jendela.

"Baik, Dr. Thomas. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu Anastasia berdiri dari sofa.

"Anastasia, jika kita nanti bertemu cukup panggil Thomas saja," ucapnya sambil melambaikan tangannya dengan posisi membelakangi Anastasia.

Anastasia meninggalkan Dr, Thomas yang masih menatap ke luar jendela. Langkahnya tiba-tiba-tiba terhenti melihat sebuah foto di atas sebuah meja berukuran kecil yang posisinya tidak jauh dari Dr. Thomas. Di dalam foto itu, terlihat Dr. Thomas bersama seorang wanita berambut hitam lurus dan anak laki-laki berambut hitam. Mereka terlihat sangat bahagia.

Aku yakin ini pasti istri dan anaknya. Aku ingin bertanya lebih lanjut, tetapi rasanya ini bukan waktu yang tepat.

Anastasia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut mengenai informasi terkait mengenai kematian istri serta anaknya. Dia kembali berjalan dan meninggalkan Dr. Thomas seorang diri.

Anastasia ke luar dari rumah Dr. Thomas dan langit sebentar lagi akan gelap. Dia mempercepat langkah kakinya menuju ke panti "Happy Life". Udara dingin berhasil menembus baju yang dikenakan Anastasia. Badannya mulai merasa kedinginan, tetapi dia terus melangkah. Akan tetapi setelah beberapa menit melangkah, hujan mulai berjatuhan dari langit. Anastasia berlari dan berusaha mencari sebuah tempat untuk berlindung.

"Setidaknya aku bisa berteduh sementara di sini," ucapnya sambil menggosokkan kedua telapak tangannya secara bersamaan. "Argh! Udara dingin ini membuatku muak."

Suasana di tempat itu tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan hujan yang terus berjatuhan. Beberapa menit kemudian terdengar suara asing di belakangnya. Denyut jantung Anastasia kembali berdegup kencang. Dia berusaha menghiraukan suara itu dan terus bergumam untuk memecah keheningan.

"Aduh, hujannya kenapa lama sekali." Anastasia terus menghentakkan kakinya. "Aku berharap madam Theresa tidak akan memarahiku," ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya.

Suara aneh itu kembali terdengar dan kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Anastasia perlahan memutar kepalanya. Dia perlahan bergerak dari posisinya dan mencari sumber suara itu.

"Suaranya berasal dari sini." Anastasia kembali memasang telinganya untuk memastikan sumber suara itu. Suara itu kembali terdengar membuat Anastasia langsung menjentikkan jemarinya. "Iya, sekarang aku sangat yakin sumbernya dari sini."