webnovel

Mencubitnya Menjadi Bakpao

Editor: Wave Literature

Mobil sudah menempuh jarak setidaknya 10 km dan kecepatan masih terus meningkat. Shi Yu seperti menjadi seekor citah yang memancarkan aura mendominasi dari tangannya sampai ke kaki.

"Seru?" Shen Cheng yang selalu diam akhirnya bereaksi. Ia bersandar malas di kursi samping pengemudi mobil, meluruskan kakinya yang panjang, dan meletakkannya di atas dasbor mobil. Posisinya yang eksplisit itu benar-benar membuat orang berpikir ke tempat yang lain-lain.

Shi Yu tidak melirik Shen Cheng dan hanya menyipitkan matanya yang mempesona, "Aku rasa masih tidak cukup seru," jawabnya sambil menginjak pedal gasnya lebih keras lagi.

Tidak cukup seru?! Shen Cheng mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau begitu, cari tempat untuk memarkir mobil. Aku akan menemanimu bermain!"

Mendengar itu, Shi Yu mengangkat bibirnya. Ia memutar tangannya yang memegang setir hingga mobil dengan cepat melaju ke arah stasiun tol di depan. Di bawah tatapan terkejut petugas stasiun tol, Shen Cheng dan Shi Yu berganti tempat duduk secara terang-terangan di pintu masuk stasiun tol.

Para petugas tol bahwa harga mobil ini tidak murah, bahkan bisa untuk membeli seluruh jalan tol. Jelas tidak ada satupun dari mereka yang berani maju untuk menghentikan Shi Yu dan Shen Cheng. Mereka hanya bisa diam-diam melihat wanita yang duduk di tempat pengemudi perlahan-lahan memakai pengaman mobil dan menggulung mansetnya.

Shen Cheng menyalakan mesin, melepaskan kopling, dan menginjak pedal gas dalam sekejap. Satu tangan Shi Yu menopang di jendela mobil. Sepasang matanya yang dalam dan menawan itu menatap Shen Cheng dengan bersemangat. Ia hanya melihat Shen Cheng menginjak pedal gas sampai mentok.

Brum… Shiu...

Mobil melesat keluar seperti tembakan panah, lalu melaju ke depan seperti listrik dan api yang menyala. Shen Cheng melewati setiap mobil dengan cepat, akurat, dan stabil. Ia memutar setir mobil dengan satu tangan, menyipitkan matanya yang cantik, dan bersikap sangat tenang.

Saat mobil mewah ini melaju keluar, semua mobil lain di jalan tol langsung menghindar. Biasanya jika sekali terjadi kecelakaan mobil di jalan tol, pasti akan menyebabkan tabrakan beruntun yang serius. Konsekuensinya bisa dibayangkan. Banyak pengemudi mobil yang dibuat takut oleh kecepatan mobil yang dikemudikan Shen Cheng. Jika mereka bergesekan dengan mobil itu hingga tergores, tidak makan dan minum untuk seumur hidup pun tidak akan bisa membayarnya.

"Orang gila!"

"Cepat pergilah dan bereinkarnasi saja!"

"Jika ingin mati, jangan melibatkan kami…"

Setelah menghindari hal yang berbahaya ini, barulah para pengemudi mobil tidak bisa menahan diri dan marah-marah dengan suara pelan. Jelas mereka sedang marah karena kejutan kuat tadi.

Saat mobil sedang melaju kencang, Shi Yu melirik Shen Cheng dan bertanya dengan penuh minat, "Kamu punya SIM?"

Shen Cheng melihat ke depan dan hanya menanggapinya dengan singkat, "Apa kamu bisa mengaturku?"

Shi Yu mengangkat bibirnya dan berkata dengan nada bercanda, "Jika tidak ada, aku akan memanggil polisi."

Shen Cheng tidak bisa berkata-kata. Ia menginjak rem dengan pelan dan perlahan-lahan melambatkan kecepatan mobil. Shi Yu menyipitkan mata, lalu berkata dengan tidak cepat dan tidak lambat, "Mengemudi tanpa SIM, ditahan lima belas hari."

Shen Cheng melirik ke samping, sedikit tersenyum, dan berkata, "Sejak kecil sampai dewasa, aku benar-benar belum pernah pergi ke kantor polisi untuk minum teh. Jika tidak, kamu akan melakukan tindakan baik dan memenuhi keinginanku itu."

Mata Shi Yu yang dalam berkilat-kilat jahil seakan ingin bermain, "Hm? Katakan, identitas seperti apa yang nanti harus aku gunakan sebagai jaminanmu untuk keluar?"

"Masih perlu bertanya? Pasti sebagai musuh!"

"Musuh?" Shi Yu sedikit tertawa dan merespons, "Kamu pernah melihat orang yang pergi kantor polisi untuk menjamin musuh sendiri?"

"Iya, memang tidak ada! Bukannya aku baru bilang kalau kamu itu sakit…"

Shi Yu tidak marah dan malah tersenyum, "Aku sangat penasaran, kamu sebenarnya menggunakan cara apa untuk melatih diri menjadi tahan racun?"

"Begitu tertarik dengan kehidupan pribadi orang. Kamu itu psikopat atau terlalu sering dilecehkan waktu masih kecil?" balas Shen Cheng. Entah mengapa, ia tiba-tiba ingin sekali rasanya mencubit setan di sampingnya ini menjadi bakpao.