webnovel

Chapter 20

Kedua bola matanya terkejut bukan main. Suara bunyi gesekan di antara dua senjata saling berbenturan. Issac menghela napas. Berjalan cepat menuju sebuah pintu yang terpampang di sana. Warna coklat dengan jendela jeruji besi sejumlah tiga batang. Issac pun membuka pintunya. Sosok Reynold sedang terperangah melihat situasi yang tidak biasa.

Bisa dibilang, ruangan itu dipenuhi ribuan manusia dan monster dalam keadaan tidak bernyawa. Menyebarkan aroma bau menyengat di sekitarnya. Meja terbuat dari batu raksasa yang dipenuhi cipratan darah. Puluhan tangan tergeletak di atas meja. Jari telunjuk, tengah, ibu jari hingga kelingking digantung diikat dengan kawat. Tetapi tidak ada jari manis sama sekali. Reynold mendengar suara decitan pintu. Menoleh ke Issac yang berusaha menahan rasa mual. Tiap dinding, terdapat tulisan Bahasa Epuni tertulis minta tolong.

"Benar-benar sinting," komentar Issac.

"Kau pikir seperti itu? Orang normal pasti akan mengutuk tempat ini dan membakarnya."

"Begitukah? Aku berpikir kita biarkan saja tempat ini—"

"Tidak. Aku tidak bisa membiarkan pangeran bajingan itu ada."

"Tunggu! Dia masih hidup?"

Saat Issac ingin mengatakan sesuatu, sosok seorang laki-laki mengenakan jubah. Berjalan sempoyongan dengan membawa senjata pedang besar diseret. Suara decitan logam pedang dengan lantai memercikkan api kecil. Rahang giginya bolong separuh, rambutnya rontok dan tangan kanan kurus kering.

"Perkenalkan … namaku Waldwin. Di antara kalian manakah yang ingin dijadikan percobaan kelinci?"

"Tidak terima kasih!" ucap Issac dan Reynold serempak.

Sebuah serangan yang diluncurkan oleh Diligent Prince Waldwin begitu dahsyat. Lengannya mengeluarkan ranting kayu yang sudah bermutasi. Mengerang kenikmatan sehabis mencabut salah satu batang tubuhnya. Diligent Prince Waldwin melotot tajam pada Issac. Pemuda berambut perak merasakan ketidaknyaman saat dirinya ditatap oleh pangeran mesum itu.

Tekanan sihir dari Diligent Prince Waldwin begitu dahsyat. Tombak yang Issac cengkram turut bergetar. Melotot tajam padanya. Diligent Prince Waldwin menyemburkan racun dari kerongkongan beserta menyerang secara horizontal. Baik Issac maupun Reynold berguling cepat. Berusaha tidak mengenai batang dan cairan racun. Mereka pun menoleh racun tersebut. Sebuah lubang menganga terpampang hingga tetesan itu jatuh ke dalam lubang tanpa batas. Semua nampak hitam kecuali bagian lingkaran keluar buih-buih berbusa. Issac mencengkram tombak hitamnya. Mengalirkan energi kegelapan hingga menyatu dalam tubuhnya. Termasuk perisai yang dia temukan. Kedua kakinya berancang-ancang untuk berlari. Sedangkan Reynold memegang pedang gergaji bagian kanan. Sayangnya, sebelah kiri tidak menyentuh benda manapun. Reynold mengambil jalur sebelah kanan. Terhindar dari sesuatu yang menguntungkan Diligent Prince Waldwin. Pemuda berambut perak berlari samping kiri. Ranting kayu diayunkan secepat kilat. Issac menangkis serangan hingga terpental ke belakang. Mekanik pada pedang gergaji lurus terbentang. Dia mengayunkan senjatanya secara diagonal sebelah kanan.

Teriakan kencang dari mulut Diligent Prince Waldwin. Jemari-jemarinya mulai memanjang. Merasakan kekuatan yang mengalir 100x lipatnya. Tetapi, Issac dan Reynold mencegahnya dari dua sisi. Pergerakan mereka mudah diprediksi. Napasnya saja baru pelajari baru-baru ini. Diligent Prince Waldwin melindungi dirinya. Gesekan antara kedua pihak tidak bisa dihindari. Kedua bola matanya melotot tajam pada Issac dan Reynold. Teriakan dari mereka, memotong ranting kayu yang sempat mereka gunakan. Tetapi, mereka pun kabur tanpa sebab.

Hingga Issac dan Reynold terpental ke belakang. Ada sebuah adegan di mana mereka langsung mati tanpa alasan pasti. Tetapi, prediksi dari Diligent Prince Waldwin telah dihancurkan oleh mereka. Pemuda berambut perak menadahkan kedua telapak tangan seraya penuh kotoran dan darah mengalir dalam tubuhnya. Berganti tujuan menuju hentakan kaki yang menyatu dengan 'alam'. Sehingga dia tidak mampu menyelamatkan siapapun yang mereka temui. Diligent Prince Waldwin menyadari. Salah satu prajurit yang masih hidup, memukul sebuah kayu yang dililit. Daun-daun berjatuhan. Partikel-partikel peledak membakar habis daun-daunan, menyebar ke sekitarnya. Semakin lama, daya ledakan semakin membesar. Issac dan Reynold mundur belakang. Mencengkram senjata mereka masing-masing. Diligent Prince Waldwin tidak beri kesempatan kepada kedua pemuda itu. Langkah kaki mundur ke samping kanan, berposisi bertahan berupa perisai ditadah ke depan. Sorot kedua matanya melotot tajam pada monster yang ada di depan mata.

"Kanan!" ucap Issac.

Anggukan kepala dari Reynold. Bola mata Diligent Prince Waldwin melirik sebelah kanan. Lehernya berputar ke kanan seraya mengeluarkan batang kayu dari telapak tangan. Mulutnya dibuka, mengeluarkan racun dalam bentuk cairan. Reynold memutar sembari tubuhnya merunduk. Telapak tangan kanan menepuk keras tanah yang dipijak. Hentakan kaki melaju cepat sambil mengayunkan pedang gergaji. Tidak ketinggalan, sebuah botol berisikan alkohol mengenai Diligent Prince Waldwin. Percikan api dari telapak tangan kanan. Mengarahkan ke kain berisikan alkohol. Seketika, Diligent Prince Waldwin terhenyak kaget. Sebuah ledakan cukup keras mengenai wajah hingga badannya. Issac langsung menusuk ke punggung Diligent Prince Waldwin. Energi kegelapan masuk ke dalam tubuhnya, berwujud spiral. Dia terkejut serangan kejutan dari pemuda berambut perak.

"Tidak kusangka bocah sepertimu berniat menghabisiku! Apa kau tidak menginginkan kekuatan dariku? Kau bisa saja—"

"Sudah kubilang. Tidak terima kasih."

Telapak tangan kanan mencengkram kuat. Sorotan tajam ke bagian tombaknya. Dilepaskan tombaknya, serta mundur ke belakang. Berancang-ancang posisi bertahan. Lengan kiri dengan sigap diacungkan. Melotot tajam ke punggung Diligent Prince Waldwin. Reynold bersiap-siap mengayunkan pedang gergaji lagi. Kaki kanannya mendorong tubuh Diligent Prince Waldwin dengan pundaknya sekuat tenaga. Sebuah dorongan yang dilakukan pemuda berambut perak, membuat dia kesulitan bergerak. Ranting kayunya dilepaskan. Mengambilnya secara paksa sembari berayun pola separuh lingkaran. Tetapi, pola itu mudah dipahami oleh Issac dan Reynold. Sebaliknya, mereka berancang-ancang untuk menyerang dari dua sisi berlawnan. Hentakan kaki dari mereka berhasil membuat Diligent Prince Waldwin terpojok.

"Sialan kalian berdua!"

"Seginikah kemampuanmu yang perkasa, wahai pangeran mesum?" cibir Reynold.

"Jangan memanggilku pangeran mesum!" bentak Diligent Prince Waldwin tidak terima dengan perkataan Reynold.

Namun, serangan tersebut tidak mengenainya. Alhasil, Diligent Prince Waldwin mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya. Sebuah sihir larangan muncul berasal dari aura yang terpancar. Warna merah memikat, beserta mengarahkan sebuah pandangan menyala-nyala seperti orang kecanduan akan sesuatu. Aura itu memunculkan sebuah partikel yang terkumpul menjadi sebuah batu. Berbentuk segi empat dengan kilauan bersinar. Reynold terperangah dengan fenomena itu. Reynold menurunkan dagunya. Menatap sembari posisi menyerang dengan kekuatan penuh.

"Issac, berhati-hatilah dengan Diligent Prince Waldwin sekarang!"

Pemuda berambut perak merespon perkataan Reynold. Mulutnya sedikit terbuka, gigi seri terlihat dengan lidah berkelu.

"Aku tidak percaya ini … apa kau gila, Diligent Prince Waldwin?" sembur Reynold.

"Rupanya kau sudah mengetahui benda itu ya?"

"Tentu saja! Benda itu harusnya tidak boleh digunakan untuk manusia. Apalagi orang sepertimu yang memanfaatkan orang lain!" sanggah Reynold.

Namun, perkataan dan reaksi dari Reynold memberikan impresi bagus bagi Diligent Prince Waldwin. Dia tidak menyangka bahwa ada orang selain dirinya yang tahu batu mineral berwarna merah. Reynold memasang wajah masam. Berdecak lidah seraya tidak ingin mengakui hal itu.

"Apa yang dia bicarakan Reynold?"

"Cursed Ruby! Batu permata rubi yang berisikan energi negatif dan aura kegelapan. Mengakibatkan orang itu akan mengalami mutasi yang sangat kuat dan berbahaya! Jika dibiarkan, efeknya akan—"

"Membuat pengguna terbunuh. Aku tahu hal itu, Reynold. Tapi kau lupa, ada benda yang dapat menetralkan kadar efek sampingnya."

Seketika, Reynold sadar bahwa ada sesuatu yang aneh di Unknown Origin Dungeon. Dia tidak melihat keberadaan salamander putih atau Olm di sekitar. Kedua mulutnya terbuka secara spontan. Telapak tangan kiri menutupinya. Seakan-akan, tidak percaya dengan apa yang barusan dipikirkan oleh Diligent Prince Waldwin. Seperti diduga, dia tertawa terbahak-bahak.

"Rupanya sadar juga. Betul sekali! Aku mengorbankan hampir semua spesies salamander Olm. Sebagai obat penawar racun sekaligus memperpanjang umur."

Ketika Diligent Prince Waldwin mengatakan demikian, sebuah serangan dari samping kiri. mengarahkan ke ranting kayunya berupa tusukan berkali-kali. Akan tetapi, Diligent Prince Waldwin mengayunkan vertikal. Mengenai perisai hingga mengalami retak. Pemuda berambut perak terkejut bukan main.

"Sekuat apa dia itu sebenarnya …" ujar Issac bergumam panjang.

Akhirnya, ronde kedua antara Diligent Prince Waldwin dengan Reynold dan Issac telah dimulai. Dia akan melancarkan serangan balasan dua kali lipat dari sebelumnya.