webnovel

Chapter 16

"Semuanya! Kita harus melawan Demon Lord Azmat sekarang juga! Kita tidak bisa menerima makhluk itu telah menindas dan membunuh orang-orang yang kita sayangi! Selagi kita masih hidup, kita harus bersatu, melawan pasukan iblis Azmat! Dan rebut kembali tanah air kita!"

"Hidup Pangeran Waldwin! Hidup Pangeran Waldwin!"

"Hidup Pangeran Waldwin! Hidup Pangeran Waldwin!"

"Hidup Pangeran Waldwin! Hidup Pangeran Waldwin!"

Semua sorakan tersebut telah membangkitkan semangat pasukan yang dipimpin oleh Diligent Prince Waldwin. Para warga memberikan semangat dan lambaian tangan kepada dia beserta keluarganya. Raja Kerajaan Azucec, Baldwin sedang berperang melawan pasukan iblis di dalam Unknown Origin. Tetapi, Diligent Prince Waldwin mendengar kabar bahwa Raja telah dibunuh oleh pasukan Iblis suruhan Azmat, dia tidak bisa menahan amarahnya. Surat yang dia baca dihancurkan olehnya. Diligent Prince Waldwin bangkit dari kursinya. Berjalan menuju pintu di depan matanya. Dia membuka knop pintunya. Di luar ruangan, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali para pengawal yang berjaga di luar istana. Mereka saling bergantian jaga. Memastikan keamanan Diligent Prince Waldwin dan keluarganya. Mereka belum mengetahui kematian Raja Azucec. Pasca pidato yang didengungkan kepada rakyat perihal wilayahnya kena jajah, Diligent Prince Waldwin memikirkan sebuah terobosan baru sebelum masuk ke Unknown Origin Dungeon. Akhirnya, dia memutuskan untuk ke perpustakaan. Tepat melewati tiga ruangan dari samping kanan. Diligent Prince Waldwin membawa penyangga lilin. Mengamati ruangan di dalamnya. Sorotan kedua bola matanya tertuju pada perpustakaan. Berharap ada sesuatu yang bisa berguna nantinya untuk menghadapi pasukan iblis dari Raja Azmat.

Dimulai saat Diligent Prince Waldwin berperang melawan pasukan Iblis di dalam dungeon Unknown Origin. Selama 30 tahun silam, Pangeran itu berhasil menumpas setiap wilayah yang ada di sana hingga tidak tersisa sedikit pun. Bahkan, Diligent Prince Waldwin mengorbankan banyak pasukan demi terwujudnya cita-cita. Yaitu mengalahkan pasukan iblis dan menjadi seorang pahlawan bagi Azucec. Sebuah kerajaan yang hancur akibat Demon Lord Azmat.

Diligent Prince Waldwin memiliki perawakan seperti seorang pangeran yang balas dendam. Berambut pendek pirang, memiliki janggut tipis dan kumis tebal. Ke mana-mana membawa pedang, mengenakan jubah merah dan selalu menaiki seekor kuda mistis bertanduk dua. Serta pelana yang dipakai memanjang sampai menutupi seluruh badannya. Diligent Prince Waldwin berencana untuk menghancurkan pasukan iblis dengan kemampuan sihir mereka.

Di sisi lain Wenyld Matriach of Scales adalah seorang wanita berambut coklat lurus dengan kulit selembut sutra. Memancarkan kecantikan yang tiada tara. Tidak ada seorang pun yang mendekatinya karena dia merupakan istri dari Diligent Prince Waldwin. Selain itu, kemampuan berupa penglihatan masa depan dan penunjuk jalan adalah nilai plusnya. Tidak ada yang meragukan akurasi munculnya para monster.

Sesampainya di perpustakaan, Diligent Prince Waldwin mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Unknown Origin Dungeon. Tetapi, tidak ada informasi apapun mengenainya. Hal itu membuatnya menaruh curiga. Jemari-jemarinya menyentuh dagu Diligent Prince Waldwin. Lilinnya didekatkan, dia menemukan secuil informasi penting.

"Menurut legenda, Unknown Origin Dungeon adalah sebuah tempat yang dipenuhi puluhan ribu jenis monster dan fenomena aneh yang ada di sana. Sampai sekarang, belum ada yang mengetahui berapa lama Dungeon itu muncul. Tetapi satu hal pasti, sekali masuk ke dalam sana, kita akan mengalami efek samping yang tidak bisa diluar akal sehat. Semacam stres berkepanjangan, rasa cemas berlebihan. Bahkan sampai menjadi gila sekali pun. Hanya orang-orang tertentu yang dapat bertahan dan menjaga kewarasan piikiran kita. Dan Unknown Origin Dungeon akan menyeleksi siapa saja yang boleh bertahan."

Diligent Prince Waldwin penasaran dengan isi buku itu. Setiap halaman yang dia baca hanya dapat mengerutkan kening atau dagu dan bibirnya digigit. Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Pintunya terbuka lebar.

"Apakah anda Yang Mulia Pangeran Waldwin?"

"Ya. Masuklah!" perintah Diligent Prince Waldwin.

Salah satu prajurit menghampiri beliau. Memohon karena ketidaksopanannya di tengah malam begini. Diligent Prince Waldwin sibuk membaca tanpa menoleh sama sekali, mendengarkan laporan dari salah satu prajurit.

"Lapor! Portal Unknown Origin Dungeon telah dibuka. Tepatnya di pintu keluar kota Azucec!"

Ketika menyebutkan portal Unknown Origin, Diligent Prince Waldwin menutup bukunya. Beranjak dari kursi melewati prajurit yang melapor. Diligent Prince Waldwin tidak ingin melewatkan sedikit pun peluang yang ada.

Menjelang fajar, pasukan yang dipimpin Diligent Prince Waldwin mulai bergerak. Dia menaiki seekor kuda berwarna putih. Lengkap dengan persenjataan berupa baju zirah dan lain-lain. Di tengah-tengah, kereta kuda yang ditumpanginya adalah Wenyld, Matriach of Scales. Bersama dua putranya, Ewald dan Ceonred yang mengenakan baju bangsawan. Di sampingnya, terdapat puluhan buku yang hendak dibawa oleh Diligent Prince Waldwin. Rakyat Kerajaan Azucec memberikan salam perpisahan kepada mereka. Serta memutuskan untuk menyerahkan takhta selanjutnya pada adik bungsu Waldwin, Nadyn. Meski baru menginjak 9 tahun, tetapi kemampuan dalam memerintah pantas diacungi jempol. Selalu mengedepankan rakyat dibandingkan memperkaya diri atau semacamnya. Bukan berarti dia berada di dalam istana terus menerus. Nadyn menyuruh Perdana Menteri mengambil tugas di bagian ibukota.

Sementara itu, pasukan yang dipimpin Diligent Prince Waldwin telah tiba di sebuah markas benteng rahasia. Benteng itu telah dibangun oleh para ahli sihir selama kurang lebih dua tahun. Tepat mandat dari Raja terdahulu, Baldwin. Beliau menyuruh pada Diligent Prince Waldwin untuk meneruskan proyek selagi tidak ada di tempat. Dan dia mengawasinya secara ketat dari cermin dimensi. Benteng itu diberi nama Aeckland Stronghold. Aeck dalam bahasa Epuni artinya subur. Kerajaan Azucec berharap, Aeckland Stronghold adalah fondasi pertama mereka dalam menyerang pasukan iblis. Mulailah mengumpulkan para relawan tentara, ilmuwan dan ahli sihir dari berbagai dunia. Serta bekerja sama dengan Kerajaan lain untuk mengalahkan pasukan Demon Lord Azmat. Dalam pertempuran pertama, mereka berhasil memenangkan pertarungan. Serta memukul mundur pasukan iblis Azmat.

Namun, pasukan mereka semakin melemah. Satu persatu tumbang tanpa persediaan makanan. Akhirnya, Diligent Prince Waldwin mengambil keputusan berani. Yaitu memanggil para monster dengan memadukan antara makhluk hidup dan mitologi. Diligent Prince Waldwin memanggil para ilmuwan dan ahli sihir untuk mengembangkan pasukan terkuat. Untuk memudahkan pasukan yang tersisa dalam menghadapi Demon Lord Azmat. Dengan mengandalkan sebuah jaring yang dilengkapi sihir permanen seperti anti lepas dan rusak, setiap pasukan diperintahkan oleh Diligent Prince Waldwin untuk berburu mereka. Apabila nyawa mereka dalam bahaya, diperbolehkan untuk mundur sebisa mungkin.

Monster yang dipanggil dari mutasi tiap kambing, kerbau, katak dan hewan-hewan lainnya. Diligent Prince Waldwin bersama pasukan khusus melihat hewan-hewan yang berhasil ditangkap. Dia nampaknya tertarik untuk mengumpulkan monster.

Akan tetapi, ketergantungan terhadap monster membuat Diligent Prince Waldwin mulai gila. Satu persatu, dia memerintahkan para ksatria untuk menyerang pasukan iblis tanpa ada persiapan matang. Bahkan, para ahli dipaksa untuk membangun penjara bawah tanah. Namanya Edgeville Prison. Penjara itu berfungsi untuk menangkar para monster dan memperlakukan layaknya hewan peliharaan. Pada mulanya, pasukan mereka menangkap makhluk-makhluk mitos dari yang relatif aman sampai berbahaya. Akan tetapi, semakin lama, semakin berkurang. Dalam artian monster yang ditangkap.

Suara gebrakan meja dari Diligent Prince Waldwin, mengingat hampir semua Kerajaan mulai melepaskan tangan. Belum lagi dia menyobek-nyobek surat dari perwakilan tiap Kerajaan. Melemparkan ke dinding dengan penuh amarah yang memuncak. Rahang giginya menggertak. Tidak bisa berkonsentrasi untuk melakukan ekspedisi selanjutnya.

"Sial, sial, sial!" umpat Diligent Prince Waldwin.

"Ada apa sayangku?" kata Wenyld, Matriach of Scales bernada lemah.

Ketika dia membuka pintunya, betapa terkejut dia saat penampilan Diligent Prince Waldwin mulai berubah. Wajahnya pucat. Dimulai dari mata panda, bibir pecah-pecah hingga kulit mengeriput. Rambutnya mengalami kebotakan yang luar biasa.

"Apa yang terjadi padamu sayang? Kenapa … kenapa kau bisa berubah seperti ini?"

"Wenyld, sayangku. Apa kau takut … dengan wajahku ini …"

Kata-kata bergetar dan menggema di telinga Wenyld membuat bulu kuduknya bergidik. Wanita yang bersamanya menatap penuh jijk. Dia pun mundur sembari menyentuh pintunya. Pergi meninggalkan Diligent Prince Waldwin sendirian. Kedua bola matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang barusan dilihat. Orang yang dicintainya, perlahan-lahan mulai meninggalkan dia. Kedua tangannya menadah ke sebuah pintu. Tetapi, tidak dapat menggapainya.

Sejak itulah, kemarahan Diligent Prince Waldwin tidak terbendung lagi. Dia berencana untuk mengorbankan kedua anak dan istrinya. Wenyld, Matriach of Scales. Selain istrinya hendak menelantarkan dirinya, Diligent Prince Waldwin membenci dia lantaran hanya mencintai orang tampan, berani dan pintar. Masalahnya, semakin dirinya berada di Unknown Origin Dungeon, pikiran semakin tidak karuan. Sampai harus membunuh pelayan satu persatu. Bahkan, mengorbankan para ksatria terkuat untuk dimutasi. Hingga korban berikutnya adalah istri Diligent Prince Waldwin, Wenyld, Matriach of Scales. Suaminya menyekap dia dengan menggunakan obat bius. Serta mencampuradukkan ilmu sihir dengan dia tanpa sepengetahuan anak-anaknya, Ewald dan Ceonred. Diligent Prince Waldwin terus melakukannya tanpa henti.

"Hentikan … Kumohon hentikan!" parau Wenyld, Matriach of Scales.

"Diam kau, jalang! Berani-beraninya kau menolak kehadiranku! Aku ini suamimu! Menyayangimu dengan tulus. Tapi kau malah meninggalkanku! Tega-teganya kau melakukan hal itu padaku!" bentak Diligent Prince Waldwin mengayunkan pecut.

Siksaan demi siksaan terus diperbuat. Dimulai dari pecutan di dalam ruangan pribadinya, menaruh kepala ke dalam ember berisikan air penuh hingga tamparan keras pada kedua pipi Wenyld. Isak tangisan menetes ke tanah. Dari samping, terlihat beberapa monster telah berhasil dimutasi. Buku sampul hitam dia bawa, membacakan sebuah mantra kuno yang tidak dapat dimengerti oleh Wenyld. Istrinya kini menyesali perbuatannya saat itu. Seandainya saja dia tidak meninggalkan Diligent Prince Waldwin waktu itu, tentu hasilnya tidak seperti sekarang ini.

Pada akhirnya Wenyld menghembuskan napas terakhir mereka. Sebelum meninggal, dia mengutuk Diligent Prince Waldwin karena sudah menghancurkan keluarganya. Dan dia membalaskan dendam kepada suaminya. Anak-anaknya melihat peristiwa dengan penuh horor. Mereka tidak menyangka bahwa seorang Ayah yang dibanggakan, tega melakukan tindakan kejam itu.

"Ibu! Kenapa ibu meninggalkan kami sendirian?" kata Ewald memeluk saudara kembarnya, Ceonred.

Ceonred melihat tidak ada seorang pun yang menjenguk kecuali Diligent Prince Waldwin dan beberapa ahli penyihir tersisa. Mereka masih menetap di penjara bawah tanah. Diligent Prince Waldwin tidak menunjukkan raut wajah kesedihan sama sekali. Sebaliknya, dia hanya berbalik badan sambil berbisik pada para ahli sihir. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Pada malam harinya, Ewald dan Ceonred sedang tertidur lelap. Keduanya mengalami mimpi buruk. Ewald dan Ceonred terkejut bahwa keduanya berada di sebuah ruang makan bersama ibu dan ayahnya. Mereka saling menyantap, makan bersama dengan riang dan gembira. Memori yang penuh kenangan dialami bagi Ewald dan Ceonred. Tetapi hari-hari itu tidak akan pernah terjadi.

Gambar tersebut mulai berubah. Ewald dan Ceonred mendapati sosok yang tidak asing. Sosok yang selalu melantunkan nyanyian lullaby apabila mereka kesulitan untuk tidur. Merek telah berjumpa dengan roh ibunya.

"Ibu … ini tidak mungkin mimpi bukan?" ucap Ewald berharap bukanlah mimpi.

Namun, senyman Wenyld terpancar dari bibirnya. Pakaian bangsawan yang dikenakan memancarkan sinar cahaya yang begitu hangat. Sehingga Ewald dan Ceonred dapat mengenalinya dengan mudah. Tanpa basa-basi, mereka memeluk beliau dengan erat. Merindukan sosok yang telah melahirkannya. Mereka tidak kuasa menahan kesedihan yang dialaminya.

"Ibu, Ayah sekarang berbeda dari yang dulu. Tidak lagi menyayangi kita semua dan memilih sibuk melakukan eksperimen yang mengerikan terhadap monster."

"Ibu tahu. Harusnya Ibu tahu tindakan Ayah salah. Harusnya, Ibu tidak meninggalkan Ayah saat membutuhkan dukungan. Karena itulah, beliau menjadi seperti ini."

"Lalu, apa yang harus kami lakukan bu?"

"Carilah kunci di lantai bawah tanah. Dan bebaskanlah mereka. Jika perlu jangan sampai dirimu tertangkap oleh anak buah ayahmu. Ibu hanya bisa memberikan pesan singkat ini kepadamu. Berharap pesan Ibu bisa tersampaikan," lirih Wenyld mulai menghilang.

"Ibu!" ucap Ewald dan Ceonred serempak.

"Kuharap kita bisa bertemu di waktu berbeda nak. Aku sayang sama kalian!"

Semakin lama, tubuh Wenyld mulai menghilang. Ewald dan Ceonred memanggil ibunya. Tetapi, jiwanya terangkat ke atas. Dewa Ila telah memerintahkan malaikat untuk menarik rohnya ke atas.

Tiba-tiba, kedua bola mata Ewald dan Ceonred mulai terbangun begitu saja. Tarikan napas panjang dari mulutnya. Tidak percaya dengan apa yang barusan mereka rasakan. Saat itulah Ewald dan Ceonred mulai beraksi. Sesaat setelah membangunkan mereka, kedua putranya mulai beraksi. Secara mengendap-endap, membuka sebuah kunci. Lepaslah para monster yang terkurung di sana. Membalaskan dendam yang selama ini Ewald dan Ceonred pendam. Ayahnya, Diligent Prince Waldwin kerasukan. Menjadi seorang Demon Lord. Merasa sakit hati atas perlakuan kedua putranya terhadap dia, Diligent Prince Waldwin membunuh mereka. Menjadikan kedua putra sebagai Jenderal terkuat. Serta membujuk manusia untuk ikut bersamanya.

Ajakan-ajakan itu berupa mendapatkan kekuatan lebih, mendapatkan kejayaan dan lain-lain. Setiap kali diajak, berakhir menjadi pondasi yang kuat. Yang semula hanyalah benteng semata, berubah menjadi istana. Diligent Prince Waldwin juga melepaskan monster campuran yang tidak ada di buku sihir manapun. Berencana untuk menduduki Unknown Origin sekaligus melawan Demon Lord Azmat.

Ketika menjelaskan secara panjang lebar kepada Reynold dan Issac, keduanya tidak bereaksi sama sekali. Sebaliknya, mereka berjalan ke arah berlawanan sambil mencengkram senjata masing-masing.

"Apa yang kalian lakukan? Ingin menantangku?"

"Justru aku berterima kasih sudah menceritakan itu kepadamu. Semakin panjang lebar, maka kekuatan kita semakin pulih," ucap Reynold menyeringai.

"Brengsek kalian berdua!"