webnovel

Chapter 07

Profesor Elijah Read berjalan cepat menuju ruangan Tristan Carr. Akan tetapi, beliau sedang menemui seseorang di dalamnya. Sehingga Profesor Read tidak dapat menemuinya. Beliau berganti arah. Derapan langkah kakinya berjalan cepat, melewati para siswa dari koridor bergandeng.

Membawa sebuah buku berisikan pelajaran tentang sihir. Berjalan menapaki setiap lantai yang dia pijak. Profesor Read tidak mempedulikan orang-orang berlalu lalang berjalan arah berlawanan. Profesor Elijah tidak bertatap muka orang lain. Terus melangkah, berpura-pura tidak mendengar apapun. Suara hiruk pikuk para siswa. Disusul dengan para pengajar dan staf yang bertugas, membatasi pergerakan siswa untuk kemari.

Sesampainya di sana, Profesor Elijah telah sampai di dalam ruangannya sendiri. Pintu terbuat dari kayu telah di cat ulang setiapp tahunnya. Pohon yang dia pilih berupa Clus. Orang baru pertama kali akan mencium aroma wangi seperti kue coklat dalam keadaan sudah matang. Begitu sudah keempat kali, bau itu akan menghilang dengan sendiri. Beliau berjalan lima kali langkah. Menekan pintunya sendiri dalam kode angka Epuni. Mengetik lima digit 8-4-1-3-0. Setelah itu, pintunya terbuka bersuara decitan. Disambut dengan dua golem yang membungkukkan badan. Makhluk itu diciptakan berdasarkan hasil penemuan yang dilakukan keluarga Read. Dan hanya mereka yang bisa menggunakan dengan baik. Apabila ada orang lain yang dapat menguasainya, mereka punya hak untuk merekrut atau menghancurkan golem tersebut. Bagaimana pun juga, Profesor Read tidak ingin ada orang yang masuk ke dalam ruangan kecuali kepentingan darurat. Dan beliau akan menjawab pertanyaan yang terlontar dari Issac.

Ruangan yang ditempati Profesor Read cukup luas dan dipenuhi eksperimen-eksperimen sihir. Dimulai dari teleportasi, penggunaan mekanisme golem dan beberapa alat sihir semacam penggunan bola meriam sihir berukuran miniatur. Serta berbagai macam prototype di atas meja. Sampai saat ini, belum ada seorang pun yang menyentuhnya. Corak dindingnya berwarna biru langit. Menggambarkan simbol misterius. Sebuah ukiran berbentuk lingkaran, dengan tanduk tiga. Terdapat juga gambaran titik di bagian tengah. Lengkap dengan tulisan tangan dari seseorang bernama Will Ashton. Seorang pelukis sekaligus peneliti dan tokoh idola bagi Profesor Read. Kekagumannya atas simbol menggambarkan puluhan ribu sihir yang dikembangkan secara berabad-abad. Sampai sekarang, belum ada yang memecahkan misterius tersebut.

Langkah kaki Profesor Read melewati hasil penemuannya. Membuka sebuah bola berisikan buku rahasia. Berisikan ilmu sihir hitam. Selain itu juga, tangan kanan merogoh sesuatu. Sebuah kepingan berbentuk layang-layang menggembung. Ketika jari telunjuk menyentuh bagian ujung, benda itu melayang. Memancarkan sebuah tempat bernama Aeckland Stronghold. Beliau mengacungkan tongkat pada layang-layang. Energi sihir tersebut menyerap hingga tidak tersisa. Mulutnya tidak bersuara. Kedipan mata sembari menadahkan tangan kiri. Tongkatnya diayunkan. Menyarungkan kembali sambil menaruh di atas meja.

Ada suara ketukan berupa pintu dari luar. Diketuk sejumlah lima kali. "Masuklah!" terang Profesor Read bernada tinggi.

Decitan pintu dari luar telah terbuka. Menunggu kedatangan Issac sendiri. Pemuda berambut perak berjalan santai. Mengeluarkan tongkatnya disertai menyentuh ke tulang hidung. Kemudian, menurunkan secara cepat. Profesor Read sudah menebak isyarat itu. Menandakan bahwa dia telah melakukan 'sesuatu'.

"Sendirian?"

"Betul. Saya sendirian menuju kemari. Memangnya kenapa?" tanya Issac keheranan.

Profesor Read duduk di atas kursi. Mengenakan kacamatanya sambil memperhatikan sekelilingnya. Melotot tajam pada Issac dan mengisyaratkan pada pemuda berambut perak untuk duduk di kursi. Dia pun menerima tawarannya. Saat duduk, suasana di antara mereka agak canggung. Professor Read sedang sibuk mengecek benda berbentuk layang-layang. Issac nampaknya memicingkan kedua bola matanya. Kedua alis diturunkan. Tidak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya. Sebuah benda berbentuk layang-layang di udara, tanpa menggunakan sihir sama sekali. Termasuk Issac melongo melihat hasil temuan yang dilakukan oleh Profesor Read. Pemuda berambut perak selalu berpikir, beliau fokus pada pengembangan golem dibandingkan ilmu sihir lainnya. Terlihat pergerakan golem mulai terbatas. Suara keras berasal dari kaki golem, menghidangkan teh manis untuk Issac. Dia menerima pemberian darinya. Jemari-jemarinya menyentuh telinga cangkir. Di bawahnya, terdapat piring kecil dari porselen. Menyeruput hingga menyisakan tiga perempat dari hidangan teh. Aromanya begitu menenangkan. Jantungnya berdegup pelan. Merasakan ketenangan selama beberapa detik sebelum meminumnya kembali.

"Nah beritahu aku. Apa yang kau ketahui tentang Aeckland Stronghold?" tanya Profesor Read tanpa basa-basi.

Ketenangan tersebut mulai terusik. Issac tersendak mendengarnya. Pemuda berambut perak terbatuk-batuk ketika Aeckland Stronghold disebut oleh Profesor Read.

"Sebenarnya, saya menemukan Aeckland Stronghold saat berada di sebuah pintu masuk. Lebih tepatnya hanya sekilas saja Profesor."

"Dan kau tahu itu berdasarkan—"

"Orang tua saya," potong Issac berbohong berusaha menyembunyikan kebenaran mengenai Unknown Origin.

Pemuda berambut perak menunjukkan secarik kertas yang dia ingat beberapa waktu silam. Tepat saat dirinya berada di Aeckland Stronghold. Dari penggambaran yang detail, membuat Profesor Read bergumam panjang. Gigi bagian atas menggigit bibirnya. Memiringkan bibir ke kiri.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu. Tapi kau harus ingat. Tidak boleh memberitahukan ini kepada siapapun."

Respon dari Issac berupa anggukan. Pemuda berambut perak juga tidak berminat untuk memberitahukan kepada siapapun kecuali Reynold. Karena dia satu-satunya yang mengetahui Unkown Origin itu sendiri.

~o0o~

Kisahnya dimulai saat Diligent Prince Waldwin berperang melawan pasukan Iblis di dalam dungeon Unknown Origin. Selama 30 tahun silam, Pangeran itu berhasil menumpas setiap wilayah yang ada di sana hingga tidak tersisa sedikit pun. Bahkan, Diligent Prince Waldwin mengorbankan banyak pasukan demi terwujudnya cita-cita. Yaitu mengalahkan pasukan iblis dan menjadi seorang pahlawan bagi Azucec. Sebuah kerajaan yang hancur akibat Demon Lord Azmat. Diligent Prince Waldwin memiliki perawakan seperti seorang pangeran yang balas dendam. Berambut pendek pirang, memiliki janggut tipis dan kumis tebal. Ke mana-mana membawa pedang, mengenakan jubah merah dan selalu menaiki seekor kuda mistis bertanduk dua. Serta pelana yang dipakai memanjang sampai menutupi seluruh badannya. Diligent Prince Waldwin berencana untuk menghancurkan pasukan iblis dengan kemampuan sihir mereka.

Namun, pasukan mereka semakin melemah. Satu persatu tumbang tanpa persediaan makanan. Akhirnya, Diligent Prince Waldwin mengambil keputusan berani. Yaitu memanggil para monster dengan memadukan antara makhluk hidup dan mitologi. Diligent Prince Waldwin memanggil para ilmuwan dan ahli sihir untuk mengembangkan pasukan terkuat. Untuk memudahkan pasukan yang tersisa dalam menghadapi Demon Lord Azmat. Dengan mengandalkan sebuah jaring yang dilengkapi sihir permanen seperti anti lepas dan rusak, setiap pasukan diperintahkan oleh Diligent Prince Waldwin untuk berburu mereka. Apabila nyawa mereka dalam bahaya, diperbolehkan untuk mundur sebisa mungkin.

Di sisi lain Wenyld Matriach of Scales adalah seorang wanita berambut coklat lurus dengan kulit selembut sutra. Memancarkan kecantikan yang tiada tara. Tidak ada seorang pun yang mendekatinya karena dia merupakan istri dari Diligent Prince Waldwin. Selain itu, kemampuan berupa penglihatan masa depan dan penunjuk jalan adalah nilai plusnya. Tidak ada yang meragukan akurasi munculnya para monster.

Pada mulanya, pasukan mereka menangkap makhluk-makhluk mitos dari yang relatif aman sampai berbahaya. Akan tetapi, semakin lama, semakin berkurang.

Diligent Prince Waldwin sempat mengorbankan kedua anak dan istrinya. Wenyld, Matriach of Scales adalah korban pertama tumbal bagi Diligent Prince Waldwin. Dia mencampuradukkan ilmu sihir dengan dia tanpa sepengetahuan anak-anaknya, Ewald dan Ceonred. Diligent Prince Waldwin terus melakukannya tanpa henti. Siksaan demi siksaan terus diperbuat, hingga akhirnya Wenyld menghembuskan napas terakhir mereka. Sebelum meninggal, dia mengutuk Diligent Prince Waldwin karena sudah menghancurkan keluarganya. Dan dia membalaskan dendam kepada suaminya. Anak-anaknya melihat peristiwa dengan penuh horor. Mereka tidak menyangka bahwa seorang Ayah yang dibanggakan, tega melakukan tindakan kejam itu.

Pada malam harinya, Ewald dan Ceonred bermimpi buruk. Berjumpa dengan roh ibunya. Wenyld mengatakan bahwa ada sebuah kunci, di mana tersimpan puluhan monster yang belum dijadikan bahan eksperimen. Saat itulah Ewald dan Ceonred mulai beraksi. Sesaat setelah membangunkan mereka, kedua putranya mulai beraksi. Secara mengendap-endap, membuka sebuah kunci. Lepaslah para monster yang terkurung di sana. Membalaskan dendam yang selama ini Ewald dan Ceonred pendam. Ayahnya, Diligent Prince Waldwin kerasukan. Menjadi seorang Demon Lord. Merasa sakit hati atas perlakuan kedua putranya terhadap dia, Diligent Prince Waldwin membunuh mereka. Menjadikan kedua putra sebagai Jenderal terkuat. Serta membujuk manusia untuk ikut bersamanya.

Ajakan-ajakan itu berupa mendapatkan kekuatan lebih, mendapatkan kejayaan dan lain-lain. Setiap kali diajak, berakhir menjadi pondasi yang kuat. Yang semula hanyalah benteng semata, berubah menjadi istana. Diligent Prince Waldwin juga melepaskan monster campuran yang tidak ada di buku sihir manapun. Berencana untuk menduduki Unknown Origin sekaligus melawan Demon Lord Azmat.

~o0o~

Mendengar kisah singkat dari Profesor Read, Issac bergumam panjang. Suara gumaman terdengar di telinga beliau. Pemuda berambut perak melirik sekitarnya. Mencoba memahami penjelasan darinya. Kemudian, Issac mulai angkat bicara.

"Agak tragis juga."

"Benar. Kau pasti berpikir, Diligent Prince Waldwin itu orang baik bukan?"

"Tidak juga. Mengingat anda sudah menjelaskan kisah tersebut, saya mulai tertarik dengan Aeckland Stronghold."

Profesor Read terkejut mendengarnya. Pemuda berambut perak mulai tertarik dengan sesuatu yang tidak biasa. Selama ini, beliau berpikir bahwa kemampuan Issac tidaklah menonjol. Profesor Read menyipitkan kedua bola matanya. Memperhatikan setiap detail dari wajah Issac. Sorot kedua bola mata dan pupil lurus tanpa melirik sekitar. Sempat pemuda berambut perak melirik di dalam ruangan. Tetapi itu wajar, karena dia baru pertama kali kemari. Serta beliau tidak menaruh curiga. Hingga Aeckland Stronghold disebut. Suasana mulai menegang. Kedua telapak tangan dari Issac digenggam erat. Jemari-jemarinya diputar-putar. Memastikan dirinya untuk berkata jujur. Akan tetapi, Profesor Read menaruh curiga. Beliau membuka kacamatanya. Menatapnya sampai puas.

Saat hendak menelusurinya, tiba-tiba suara ketukan dari pintu luar. Ketukannya sangat keras. Profesor Read menghela napas kasar.

"Masuk!"

Suara decitan pintu terdengar dari pintu luar. Terlihat Kris muncul dengan napas terengah-engah. Profesor Read menggaruk-garuk dengan ekspresi wajahnya kesal. Melotot tajam padad Kris karena telah mengganggu diskusi dengan Issac.

"Ada apa?"

"Kepala Sekolah memanggil para pengajar. Termasuk anda, Profesor Read."

"Baiklah! Aku segera ke sana."

Kris meninggalkan ruangannya. Pergi tanpa mengatakan permisi. Profesor Read mendengus kesal. Beliau beranjak dari kursi. Mengayunkan tongkat ke samping kanan. Menunjukkan sesuatu pada Issac. Yaitu sebuah buku berisikan ilmu sihir hitam.

Sementara itu, para pembuli mengikuti Issac dari belakang. Sewaktu berada di tengah jalan, sebuah jalan telah menanti mereka. Seperti benda magnet yang hendak menarik dirinya. Salah satu pembuli tidak sengaja menyentuh sebuah pintu menuju dungeon Unknown Origin.