webnovel

Seperti mimpi

Antara menjadi orang baik dan menjadi seorang pria, Arya memilih yang pertama.

Novi memang wanita yang sangat cantik, dan Arya pernah mengaguminya diam-diam di dalam hatinya. Jika beberapa cerita indah bisa terjadi dengan Novi, Arya akan sangat senang.

Namun, awal ceritanya tidak bisa menjadi begitu absurd.

Arya selalu ingat bahwa setiap kali dia kembali dengan tubuh lelahnya, cahaya kuning muda dan makanan lezat di kamar Novi memberinya kenyamanan.

Arya menggigit lidahnya dengan keras, berjuang untuk bangun, dan mendorong Novi menjauh.

"Kakak, aku tidak bisa melakukan ini."

Novi yang mabuk menatap Arya dengan mata kaburnya, "Arya, apa kamu tidak suka pada kakak?"

"Aku suka." Arya mengangguk, "Tapi … "

"Hatimu begitu besar. Arya, selama aku menikah, aku selalu saja berusaha keras untuk memuaskan orang lain. Aku tidak pernah dibiarkan untuk membuat pilihan untuk diriku sendiri. Kali ini, aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan sendiri, kali ini saja." Novi tersenyum, berlinang air mata, bangkit, dan berjalan menuju kamar mandi, "Aku akan mandi dulu."

Novi memasuki kamar mandi, dan Arya jatuh ke dalam pertikaian psikologisnya lagi.

Memikirkan kelembutan masa lalu Novi dan wajah senyum yang manis milik Nata, Arya tiba-tiba menjadi sangat khawatir, karena takut hal seperti itu akan bisa menghancurkan perasaan yang begitu sederhana dan indah.

Arya menyalakan sebatang rokok, memikirkan senyum pacarnya, Mita di benaknya, dan akhirnya membuat sebuah keputusan yang sulit.

Arya meninggalkan rumah Novi dan kembali ke kamar sewanya di sebelah.

Pintu ditutup dengan keras, dan Arya mulai terkesiap.

Menyalakan keran, air dingin sangat menenangkan dirinya saat ini.

Novi memang sangat baik, dan Arya sangat menyukainya, tetapi Arya tidak bisa menjanjikan apa pun padanya.

Arya tidak tahan untuk menyakiti siapa pun.

Novi, Nata, dan pacarnya Mita …

Dengan diberikan sebuah kesempatan yang begitu indah … Akankah dia menghilangkannya begitu saja?

Apakah dia akan menyesalinya? Tidak akan …

Arya sedang berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit yang gelap, kebingungan di dalam hatinya masih sulit untuk ditenangkan.

Pada saat ini, pikirannya penuh dengan penampilan cantik dari Novi.

Dia tidak tahu berapa lama, dan cahaya bulan yang sejuk mulai bersinar melalui jendela ke dalam kamar yang kecil itu.

Cahaya bulan yang sepi akhirnya sedikit menenangkan Arya.

Berbaring di tempat tidur kecilnya dan melirik cahaya bulan, Arya menghela nafas dan dengan lembut menutup matanya.

Di kejauhan, suara derit pintu yang terbuka terdengar, menyebabkan Arya dengan cepat membuka matanya, dan seluruh tubuhnya menjadi tegang.

Suara langkah kaki yang berdesir semakin dekat dan muncul di depan kamar Arya.

Pintu kamar Arya didorong dan terbuka.

Sosok yang ramping seperti bunga teratai muncul di dalam kamar yang sempit dan kecil milik Arya.

Cahaya bulan dari luar jendela sangat cerah, udara di malam pertengahan musim panas ini sangat panas, ada suara jangkrik dan serangga tak dikenal yang mulai berkicau di kejauhan, dan di kejauhan, suara klakson mobil samar terdengar ke dalam telinga Arya, dan Arya mendengarkannya. Suara yang kacau dan bising dari dunia luar membuatnya merasa untuk pertama kalinya bahwa dunia ini begitu indah.

Kemudian … suara dunia luar menghilang diam-diam, tidak ada lagi suara yang masuk ke telinga Arya, seluruh dunia tampak sunyi, dan Arya tertidur dengan manis.

Saat fajar, Arya membuka matanya.

Novi tidak tahu sejak kapan, sudah diam-diam pergi dari kamar Arya.

Arya berbaring di tempat tidur, mengenang kejadian yang sangat indah sebelumnya, dan dia menghela nafas dengan malas, meregangkan pinggangnya, mengeluarkan ponsel dan melihat jam, senyum tipis muncul di sudut mulutnya.

Ini semua seperti mimpi.

Rasanya seperti memiliki mimpi yang indah. Ketika dia membuka mata, sudah tidak ada jejak mimpi itu, tapi … kenangan yang tak terlupakan itu masih membekas di benak Arya.

Ini adalah pertama kalinya Arya diperlakukan dengan lembut oleh dunia.

Ini adalah pertama kalinya Arya merasakan kelembut dari seluruh dunia, dan untuk pertama kalinya mendapatkan pengalaman yang begitu indah, mau tak mau dia akan terus menantikannya di masa depan.

Di masa depan, dia percaya bahwa hidup akan penuh dengan keindahan dan kerinduan, dan masa depan akan cerah. Di masa depan, dia harus bisa menikmati hidup. Tentu saja, sambil menikmati hidup, dia tidak boleh menjadi orang jahat yang dibutakan oleh harta dan kekuasaan. Dengan kekuatan dan hati nurani yang baik, dia harus menjadi orang yang baik dan penuh kasih sayang. Seorang pemuda yang baik dengan energi positif dan berguna bagi masyarakat!

Tiga hari kemudian, perkuliahan akan segera dimulai, dan Mita sudah akan kembali.

Saatnya untuk berani dan melangkah lebih jauh setelah menjalin hubungan dengan begitu lama.

Arya bangkit dan masuk ke kamar mandi, pada saat ini, ponselnya berdering.

Itu adalah Elen.

"Pak Arya, di mana kamu?"

"Aku di tempat kosan." Kata Arya dengan santai.

"Oke, aku akan segera menjemputmu." Elen berkata, "Sesuai dengan keinginanmu, aku telah mengatur pertemuan antara kamu dan walikota Metroplex. Setelah pertemuan, kamu akan memeriksa markas pusat Unicorn Real Estate dengan dia, dan kemudian … Orang-orang dari Sub-biro Investigasi Ekonomi akan segera menetap di Unicorn Real Estate untuk menyelidiki masalah ekonomi Reyna Baskara dan Noval Baskara."

"Oke!" Arya mengangkat semangatnya dan mengangguk.

Saatnya untuk menunjukkan dirinya yang sebenarnya!

Dunia pernah membencinya, berbohong kepadanya, memfitnahnya, menipunya, dan mempermalukannya! Apa yang harus dilakukan?

Mereka yang harus menanggungnya, jangan biarkan mereka bisa menghindarinya.

Arya akan melihat sebuah kesempatan dan menampar mereka sampai mati!

Tidak mau memberinya uang hasil jerih payahnya, kan? Memfitnah Arya dengan tuduhan mencuri dan merampok, bukan? Bersikap acuh tak acuh dan kejam untuk memaksanya berada dalam situasi putus asa dan melompat dari gedung, kan?

Arya ingin melihat bagaimana ekspresi kedua bersaudara itu ketika mereka melihatnya!

Ketika Arya masih membayangkan semuanya, Elen sudah bergegas.

Semua jenis sarapan lezat ditempatkan di depan Arya.

Ketika Arya sedang makan, Elen mengeluarkan berbagai pakaian untuk dipilih oleh Arya.

Elen dengan sungguh-sungguh membantu Arya berpakaian rapi, Arya masuk ke dalam mobil Mercedes-Benz S500 yang pintunya sudah dibukakan oleh pengawal.

Tanpa celah, Arya duduk di dalam Mercedes Benz, dan bersama dengan Elen, menuju The Unicorn Building dan mobil berlari kencang sepanjang jalan.

"Mobil ini sangat nyaman." Kata Arya.

"Ini adalah model yang sangat rendah dari semua mobil milikmu." Elen berkata dengan ringan, "Harganya tidak terlalu tinggi, dan mobil ini sangat sampah, tetapi mobil ini adalah yang terbaik untuk kamu gunakan hari ini, jadi gunakanlah saja."

Mobil bermerek seperti ini dikatakan sangat sampah … Arya kembali dikejutkan oleh kata-kata Elen.

Itu benar, Arya yang sekarang adalah orang yang berada di puncak rantai makanan!

Arya tiba-tiba merasakan kekuatannya yang tak terkalahkan ketika dia berada di dalam mobil.