Tak butuh waktu yang lama kini Salafa sudah terlelap pulas, Iska terus menatap wajah Salafa lalu mengelus kepalanya.
"Maafkan aku ya, karena aku kau sampai terluka seperti ini. Aku juga sudah memaafkanmu, tapi alasanmu meninggalkanku waktu itu masih menghantuiku." ucap Iska.
"Aku juga minta maaf, karena aku pernah membenci dan merasa kecewa padamu." lanjut Iska lagi.
Karena Salafa sudah tertidur lelap, kini Iska juga merasakan kantuk karena belum cukup waktu tidurnya.
"Aku ngantuk sekali, pumpung Salafa tidur lebih baik aku juga tidur." ucap Iska.
Akhirnya Iska tidur di sebelah Salafa dan memegang tangan Salafa, sedangkan di sisi lain Zea masih setia menunggu Riko yang belum sadarkan diri.
"Haduuh Riko, sampai kapan aku harus di sini. Kerjaan kantor begitu banyak, ayo bangunlah dan mulai bekerja." keluh Zea pada Riko yang belum membuka matanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com