Pagi itu ega sangat bersemangat berangkat ke sekolah, ia selalu menjemput hesti di kost nya untuk berangkat bersama.
Sesampainya di sekolah ega segera memarkirkan motornya, jauh dari motor ama ataupun vigo.
Mereka segera menemui senior untuk meminta formulir ke ikut sertaan untuk sabtu depan mengikuti acara.
Saat sampai ia segera mengambil formulir itu.
Ega dan hesti terlihat sangat antusias untuk ikut.
Ega tidak mengetahui bahwa sejak tadi ama memperhatikannya dari tempat yang berbeda, karena melihat ega yang mengambil formulir ke ikut sertaan ama pun akhirnya juga ikut, ia pun mengambil formulir itu.
Ega yang mendapat tugas mengambil buku paket di kantor guru segera menuju kantor, di lorong sekolah ia berpapasan dengan ama yang berjalan ke arah lain, mereka tidak saling bertegur sapa, bahkan ega sengaja menundukkan kepala nya, meski begitu ekor mata nya jelas melihat bahwa ama memperhatikannya.
Setelah pulang sekolah ega menunjukkan formulir itu kepada orang tuanya, meminta izin dan tanda tangan orangtua nya.
Sedangkan hesti harus pulang ke rumah untuk meminta izin dari orang tuanya.
***
Pagi itu hesti belum datang juga padahal jam masuk tinggal 10 menit, ega segera menelfon temannya itu.
"Hes, kamu masuk sekolah nggak?" tanya ega
"Masuk, aku masih dijalan nih sebentar lagi turun dari angkot" jawab hesti
"Aduh bisa telat kamu nanti, ya sudah tunggu di depan gang ya aku jemput" kata ega berinisiatif menjemput temannya di ujung gang supaya memangkas waktu agar tidak terlambat.
Ega segera menuju tempat parkir nya,
"Astaga motor aku berada paling depan gimana aku ngambilnya" gumam ega
Ega memang selalu berangkat pagi supaya dapat parkir di depan, karena parkir di bagian belakang sangat panas, ia sangat menyayangi motornya, dan pulang menunggu sepi karena tidak mau bareng dengan yang lainnya karena ia belum fasih mengendarai motor.
Melihat ega yang kebingungan tidak bisa mengeluarkan motornya, ama yang baru datang dari kantin diluar sekolah segera menolong ega.
Sini aku bantuin kamu mau ngeluarin motor kan?"kata ama
Ega kaget karena tiba tiba ama datang.
"Iya" jawab ega menjauh dan menunggu di depan tempat parkir.
"Ini motornya, kamu mau kemana?" tanya ama lagi
"Aku mau jemput hesti, dia hampir terlambat yasudah aku tinggal dulu makasih ya" jawab ega tergesa gesa
"Ga,, hati hati" teriak ama lagi
Karena tergesa gesa ega tidak sempat mejawab, ia segera memacu motornya.
Ega segera menjemput hesti yang sudah turun dari angkot,
"Gaa,, " teriak hesti dan segera menghampiri sahabatnya itu.
Mereka segera menuju sekolah karena jika terlambat akan mendapat sanksi.
Ega memacu kendaraannya dengan cepat, untunglah mereka datang tepat waktu, ega segera memarkirkan motor nya dan mereka berlari menuju kelas.
"Huftt,,, untung aja nggak sampai telat bisa panjang urusannya" kata ega menghela nafas panjang
Ega dan hesti saling pandang dan tertawa bersama.
"Untung aja tadi dibantu ama ngeluarin motor dari tempat parkir" gumam ega sambil tersenyum.
Saat istirahat mereka segera mengumpulkan formulir itu kepada senior.
Sepulang sekolah ega kembali melihat ama dan vigo yang masih menjalankan hukuman membersihkan lapangan, ia tetap dengan ego nya tidak mau membantu ama bahkan tidak mau meminta maaf sebab karena dia lah mereka sampai berkelahi dan mendapat hukuman.
"Ga, kasihan deh ama terlihat lelah gitu mana ini panas banget" kata hesti
"Udah biarin, itu urusan mereka nggak usah ikut campur" jawab ega
"Ihhh jahat banget sih kamu, mereka gitu karena kamu ga" kata hesti mengingatkan
"Yaa enggaklahh mereka berkelahi karena emang dasar mereka tuh preman sekolah, udahlah nggak usah bahas mereka lagi" jawab ega ketus.
Meski sempat berkelahi kini ama dan vigo sudah terlihat baikan, mereka kompak membersihkan lapangan dan saling menolong.
Seminggu masa hukuman ama dan vigo sudah berakhir dan selama itu pula ega tidak pernah menemui mereka untuk meminta maaf.
Sepulang sekolah ega dan hesti sudah punya rencana untuk belanja bekal makanan yang akan mereka bawa saat acara ekstra kulikuler nanti.
Mereka mampir ke swalayan yang dekat dengan sekolah untuk belanja.
Malam hari waktu nya ega untuk belajar, adiknya yang usil mendekati ega yang sedang duduk membaca.
"Mbak?"
"Apa?!" kata ega
"Besok pagi anterin aku sekolah ya" pinta vika
"Nggak mau, minta bapak aja anterin kamu" jawab ega
"Tapi aku pengen mbak yang anter" rengek vika
"Emang apa beda nya sih?" tanya ega
"Yaa beda, kalau yang anter bapak kan naik mobil kalau yang anter mbak kan naik motor" jawab vika sambil senyum cengengesan
"Yaa kan malah enak naik mobil dek" jawab ega
"Sekali aja mbak, aku pengen berangkat sekolah naik motor, pliss" kata vika sambil memohon.
"Iyaa deh, tapi pagi harus siap ya!!" kata ega
"Asyiikkk, siapp mbak" jawab vika
"Udah sana tidur" pinta ega kepada adik nya itu
Vika segera menuju kamarnya untuk tidur, ia terpaksa menuruti kakak nya supaya besok kakak nya mau mengantarnya ke sekolah.
"Tumben tu bocah nurut ama gue, hahaha" guman ega sambil tertawa kecil
Ega melanjutkan belajar nya.
Tiba tiba ibu nya menghampiri nya dan menepuk pundak nya
"Nduk sabtu nanti kamu jadi ikut ekstra kulikuler?" tanya sang ibu
"Jadi buk, sudah aku siapkan semua bawaan aku buk" jawab ega
"Hati hati ya disana, jaga sikap dan perkataan, jangan sampai kejadian yang dulu terulang lagi" kata ibu lagi
"Iya buk, ibuk tenang aja kali ini kunjungannya ke sekolah modern kok buk, tempat nya juga nggak jauh dari kota " jawab ega menenangkan hati ibu nya.
Karena ekstra kulikuler yang dulu memang mengunjungi tempat terpencil dan ega mengalami hal mistis yang membuat ibu nya khawatir.
Pagi itu seperti biasa ega bangun jam 05.00 pagi, ia segera sembahyang dan mandi.
Setelahnya ia sarapan dan berdandan.
Ega dan vika sama sama sudah siap berangkat
"Ayuk dek cepet!" seru ega menunggu adik nya yang masih memakai sepatu.
"Ga, nanti hati hati di jalan ya" pinta ibu nya
"Iya buk" jawab ega
Tiba tiba vika meletakkan tas nya kembali dan melepaskan sepatu nya
"Buk, aku mau buang air besar" teriak vika sembari berlari ke kamar mandi
"Ehh" teriak ega
"Nihh bocah buang air nggak dari tadi" gumam nya kesal
Ia segera menelpon hesti untuk berangkat sendiri sebab ega masih harus mengantar adiknya berangkat sekolah, ditambah lagi adiknya yang tiba tiba ingin buang air besar dulu, pasti akan terlambat kalau harus kembali untuk menjemput hesti lagi.
"Ya ampun dek udah belum cepetan nanti mbak telat" teriak ega didepan pintu kamar mandi
"Iyaa mbak, ini udah kok" jawab vika
Akhirnya setelah beberapa saat menunggu vika keluar juga dari kamar mandi.
Ia segera merapikan kembali seragam dan sepatu nya kemudian segera menggendong tas nya lagi.
"Ga, hati hati nggak usah ngebut ya" kata ibu nya menasehati
"Iya buk" jawab ega
Ia segera memacu kendaraannya setelah berpamitan dengan ibu nya
"Kamu nih dek, buang air lama banget" Ega terus mengomel di sepanjang perjalanan
Vika hanya diam dan tidak mau melanggati omelan kakak nya, ia takut diturunkan ditengah jalan kalau berantem dengan kakak nya dijalan.