webnovel

Sebuah Ancaman

Editor: Wave Literature

Terlihat kapal terbang sepanjang 30 meter terbang di langit menuju Kota Water Rites.

Xiang Pang Yun dan lima orang ahli lainnya duduk di atas dek kapal sambil memperhatikan awan-awan yang melayang di sekitar kapal. Sesekali, ia melihat wilayah luas membentang di bawahnya. Dua orang pelayan mengendalikan dan mengarahkan kapal itu di udara.

"Dong Bo Xue Ying berusia 22 tahun?" Xiang Pang Yun tersenyum simpul. "Jika kau memang seorang Ksatria Legend, maka orang sepertimu sangat jarang kutemui."

Seorang pemuda berpakaian hitam terlihat berdiri di dekat tebing di Pegunungan Snowrock. Hanya dengan berdiri saja, para prajurit yang berjalan melewati pemuda itu merasa sedikit terancam. Sepertinya suasana hati pemuda itu sedang tidak baik. Biasanya pemuda tersebut akan mengeluarkan aura mengancam yang bisa dirasakan oleh orang-orang biasa.

Tiga penunggang kuda berlari ke arahnya.

"Kalian sudah datang," Xue Ying menoleh ke arah mereka.

Tiga penunggang kedua itu tahu bahwa tuan mereka sudah menunggu di luar kastil sejak lama. Ketua dari tiga penunggang kuda itu turun, memberikan tali kuda pada rekannya, dan berjalan ke arah Xue Ying.

"Tuanku," sapa penunggang kuda itu dengan sopan.

"Tuan Si An memberikan kabar apa?" tanya Xue Ying.

"Tuan Si An mengatakan bahwa tidak ada berita mengenai kematian Tuan Muda itu di antara para bangsawan di seluruh wilayah Kota Water Rites. Beliau sudah menyampaikan pesan ke Manor Dragon Mountain di Azure River. Beliau akan memberikan kabar terbaru sekitar tiga hari lagi," jawab penunggang kuda itu.

Xue Ying mengerutkan dahinya. Dia sebenarnya sangat berharap bisa mendapatkan informasi itu dengan cepat. Akan tetapi tuan Si An hanya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di dalam wilayah kota Water Rites. Xue Ying mengirimkan prajuritnya semalam untuk mengirimkan pesan untuk membantunya melakukan penyelidikan secepat mungkin. Mereka sudah menunggu jawaban dari Si An sampai sekarang. Namun tidak ada hasilnya. Si An perlu meminta informasi dari jaringan manor Dragon Mountain lainnya.

"Tiga hari," kata Xue Ying pada dirinya sendiri. "Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi. Terlepasan siapapun itu, aku tidak ingin mereka melukai Qing Shi."

Xue Ying sudah merawat adiknya semenjak adiknya masih balita. Hubungan persaudaraan mereka berdua sangat kuat. Demi adiknya, Xue Ying rela memasuki Jajaran Pegunungan yang Suram itu.

Terkadang dia heran mengapa beberapa orang rela berkorban untuk orang lain. Xue Ying lah yang membesarkan dan menjaga adiknya. Adiknya itu akan memanggilnya Kakak saat ia menggendongnya. Xue Ying ingat saat adiknya memeluk kakinya dan merengek minta dipeluk. Xue Ying juga ingat ketika adiknya hanya bisa menundukkan kepalanya ketika ia memberi nasihat.

Xue Ying sekarang mengerti. Sebuah hubungan yang sangat dalam dan kuat bisa melebihi hidup dan mati!

Inilah hubungan antara ia dengan adiknya.

"Tuan, Tuan Si An memberikan ini untuk Anda." Penunggang kuda itu mengeluarkan gulungan dari dalam jubahnya.

Xue Ying langsung kembali ke dalam kastil setelah menerima gulungan itu. Para prajurit yang berdiri di depan gerbang menganggukkan kepalanya sebagai penghormatan.

"Sampaikan perintahku bahwa untuk tiga hari kedepan, Qing Shi tidak diperbolehkan untuk keluar dari kastil ini!" perintah Xue Ying.

"Baik, Tuan," jawab semua prajurit itu.

Apakah Xue Ying akan memperbolehkan adiknya keluar setelah tiga hari? Ia akan mencari solusi masalah tersebut terlebih dahulu.

Xue Ying berjalan memasuki kastil sambil membuka gulungan pemberian Si An.

"Eh?" Xue Ying mengerutkan dahinya. "Gulungan ini tentang Ji Rong?"

Sebelumnya, Xue Ying meminta bantuan Dragon Mountain Manor untuk menyelidiki latar belakang Ji Rong. Namun, karena identitas pemuda bermata segitiga itu belum diketahui, Si An mengirimkan informasi mengenai Ji Rong terlebih dahulu.

"Oh…"

Xue Ying membaca informasi yang tertulis di dalam gulungan itu dengan teliti.

Ayah Ji Rong, Ji Wu Hai, sudah bekerja keras semenjak ia masih muda demi keluarganya. Ia sudah bekerja selama 20 tahun, hingga akhirnya ia sukses membangun bisnis keluarganya. Setelah itu, Ji Wu Hai menikah dan memiliki seorang putri bernama Ji Rong. Di masa kecilnya, Ji Rong hidup di keluarga yang kaya raya. Lalu, pamannya, yang menjalankan bisnis keluarga Ji Wu Hai justru malah berselisih dengan keluarga Ji Rong. Pamannya mengambil seluruh harta mereka dan mengusir mereka.

Karena mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi, orangtua Ji Rong akhirnya memutuskan untuk tinggal dengan keluarga ibunya, Klan Yan. Namun, hal tersebut membuat Ji Rong dan kedua orangtuanya merasa malu.

Mereka juga tidak diperlakukan dengan baik oleh Keluarga Yan. Mereka pun dikucilkan. Alhasil, Ji Rong hidup dalam kemiskinan. Masa kecilnya pun menjadi menyedihkan. Ayahnya sering mabuk-mabukan untuk melupakan kesedihannya.

Saat Ji Rong berusia 9 tahun, ayahnya bangkit dari keterpurukan dan memulai bisnis baru. Bisnisnya berjalan dengan sukses dalam satu tahun! Setelah kembali ke Kota Water Rites, kondisi keluarganya kembali seperti dulu lagi. Pamannya tidak bisa mengelola bisnis keluarga Ji Rong dan akhirnya jatuh miskin.

Xue Ying masih membaca gulungan itu. Informasi yang diberikan sangat rinci, bahkan mencakup semua peristiwa yang terjadi di dalam hidup Ji Rong.

"Setelah melakukan penyelidikan, didapatkan beberapa bukti yang mengarah pada kecurigaan bahwa Ji Wu Hai adalah pengikut iblis; begitu juga dengan istri dan putrinya. Penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan."

Mata Xue Ying terbelalak saat ia membaca tulisan tersebut.

Pengikut Iblis?

Manor Dragon Mountain sudah berusaha keras untuk menyelidiki masalah yang berkaitan dengan Dewa Iblis. Jika hal tersebut memang benar, mereka akan segera bertindak lebih lanjut. Sebenarnya, sebelum Xue Ying meminta bantuan, Manor Dragon Mountain tidak tahu sama sekali jika Ji Wu Hai adalah seorang Pengikut Iblis. Setelah Xue Ying meminta bantuan untuk menyelidiki latar belakang kekasih adiknya itu, Manor Dragon Mountain baru memutuskan untuk memerintahkan agen-agen terbaik mereka untuk menyelidiki seluruh latar belakang Ji Wu Hai.

Penyelidikan semacam ini sangat rinci dan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai jenis metode yang bisa mencakup semua aspek. Namun, sampai saat ini, informasi mengenai keluarga penyembah iblis itu hanya kecurigaan semata, dan masih memerlukan lebih banyak bukti .

Xue Ying terus membaca isi gulungan tersebut.

Di balik gulungan tersebut, penyelidik menuliskan beberapa informasi tambahan. Informasi tambahan tersebut mendukung spekulasi yang ada dengan memberikan beberapa bukti tambahan yang dikumpulkan oleh Manor Dragon Mountain.

"Kalaupun dia bukan Pengikut Iblis, Ji Wu Hai ini termasuk dalam generasi yang sangat kejam." Xue Ying terlihat sedikit terkejut. Setelah bangkit dari keterpurukan dan kembali memulai bisnis, Ji Wu Hai melakukan balas dendam pada orang-orang yang menyebabkan keluarganya menderita. Karena ia menutupi aksi balas dendamnya dengan sangat rapat, para penyelidik dari Manor Dragon Mountain tidak bisa mendapatkan semua informasi yang berkaitan dengan aksi balas dendam tersebut. Mereka baru mendapatkan hasil setelah melakukan beberapa kali percobaan.

"Bocah pengemis dibunuh di bawah perintah Ji Rong karena menabraknya?"

Semua hasil penyelidikan tersebut menyiratkan sesuatu yang berbahaya.

Bukan hanya Ji Wu Hai, istri dan putrinya juga bersikap kejam. Namun, mereka pintar menyembunyikan sifat mereka yang sesungguhnya. Para penyelidik Manor Dragon Mountain akhirnya bisa mengungkap kematian bocah pengemis itu setelah melakukan penyelidikan yang mendalam.

"Ini tidak bisa dilanjutkan," kata Xue Ying pada dirinya sendiri. "Aku tidak akan mengijinkan Qing Shi bersama dengan perempuan seperti itu."

Perempuan licik, pembohong, dan keji seperti itu tidak bisa disandingkan dengan adiknya, yang naïf dan polos. Bahkan ketika ada seseorang yang ingin membunuh Qing Shi, adiknya yang polos itu tidak akan berani berkutik.

Siang itu, Xue Ying duduk di atas atap kastil. Jiwanya tengah bersatu dengan alam, sehingga ia bisa merasakan situasi alam.

"Eh?" Tiba-tiba, Xue Ying membuka matanya dan menatap ke arah pintu gerbang kastil.

"Nona Ji Rong? Silakan masuk." Para prajurit itu menyingkir dan mempersilakan Ji Rong untuk memasuki kastil.

Gadis itu melewati pintu masuk sambil tersenyum, meskipun perasaannya tidak tenang. Biasanya, Qing Shi menemuinya di siang hari, namun hari ini pemuda itu tidak menemuinya sama sekali. Apakah ini karena pertarungan dengan Tuan Muda itu? Ji Rong memutuskan untuk datang ke kastil dan mencari tahu apa yang terjadi agar Qing Shi tahu bahwa gadis itu peduli dengannya.

"Ji Rong." Xue Ying berdiri di salah satu lorong kastil.

Gadis itu terkejut, namun ia kembali bersikap seperti biasa, "Kakak Xue Ying."

"Kau masih ingat pengemis yang kau bunuh enam tahun yang lalu?" tanya Xue Ying dengan nada dinginnya.

Jantung Ji Rong berdegup kencang. Bagaimana ia bisa tahu? Hanya ada beberapa orang yang tahu tentang itu.

"Kakak." Ji Rong menatap Xue Ying. Tatapan tajam pemuda itu membuatnya gugup. Ia merasa seperti seekor semut yang ditatap oleh seekor naga raksasa.

"Aku tidak peduli dengan masalahmu, namun lebih baik kau meninggalkan adikku," kata Xue Ying. "Aku akan memberimu waktu tiga hari. Dengan perangaimu yang licik itu, aku yakin bahwa kau bisa melakukannya dengan mudah. Akhiri hubunganmu dengan adikku secara baik-baik."

"Lebih baik kau menuruti perkataanku, kalau tidak, aku akan melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk dari apa yang bisa kau bayangkan," ujar Xue Ying.

Tekanan spiritual dan ancaman Xue Ying, yang mengetahui rahasianya membuat Ji Rong sangat ketakutan.

Qing Shi adalah bocah yang terlalu polos, namun kakaknya itu adalah orang yang sangat mengerikan. Jika ia tidak menuruti perkataan pemuda itu, pemuda itu akan membunuhnya. Ia harus tahu bahwa ia berdiri di depan seorang ahli menombak yang sudah membunuh seluruh Bent Blade Union dengan tombaknya saat usianya lebih muda dari Qing Shi.