webnovel

Chapter 36

" Guzel ada di atas " ujar Xavier saat melihat Shawn masuk kedalam ruangan nya bersama dengan Samuel dan juga Mike yang mengiringinya di belakang

" aku tau!! " sahut Shawn dengan nada datar, lelaki itu menuangkan minuman yang ada di atas meja lalu menenggaknya hingga tanpa sisa.

" dia juga bersama seorang lelaki kalau tidak salah di salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit mu, Mike " lanjut Xavier

" siapa? " tanya Mike yang memang tidak tahu

" dia dokter yang juga merawat mendiang Angel, benar kan? " sambung Samuel dan Xavier mengangguk

" Matthew!! " tebak Mike, Samuel dan Xavier serentak mengangguk

" Shawn..... " panggil Samuel pelan

" apa " sahut lelaki itu dengan malas

" apa kau tidak ingin melihatnya di atas? " tanya Samuel

" untuk apa? " bukannya menjawab Shawn justru bertanya dengan nada kesal

" bukannya Guzel sudah berjanji tidak akan datang ketempat ini lagi? " ujar Mike dengan penasaran

" beda ceritanya karena di sini Guzel menghadiri pesta ulang tahun putri tunggal Christoper " ucap Xavier setelah meneguk minumannya

" pesta itupun diadakan secara private karena Christoper sudah membooking ruangan VVIP dan di jaga ketat oleh pengawal nya jadi tidak sembarangan orang bisa masuk kedalam sana " lanjutnya

" pantes saja Shawn masih terlihat tenang " gumam Samuel tapi masih bisa di dengar oleh mereka semua

" Shawn apa kau ingin ikut aku turun kebawah? aku ingin merenggangkan otot karena seharian ini sibuk mengurus pekerjaan mu!! " ajak Samuel

" kau saja aku tidak ingin!!! " tolak Shawn

" Tunggu Sam!!! aku ikut " Mike beranjak menyusul Samuel yang sudah dulu pergi melangkah kan kakinya menuju dance floor.

" Aurora juga ada disana, Shawn " Shawn yang tadi hendak memejamkan matanya kembali membuka lebar matanya ketika mendengar ucapan Xavier

******

" GUZEL!!!!!!! "

Guzel yang baru saja keluar dari toilet tersentak ketika lengangnya ditarik kasar oleh Aurora hingga tubuhnya membentur tembok

" aku ingatkan padamu jauhi Matthew karena dia milikku!!! " kecam Aurora dengan tatapan tajamnya

" apa telinga mu tadi tidak dengar!!! aku dan Matthew hanya berteman " ucap Guzel tanpa sedikitpun rasa takut

" omong kosong!!! " bentak Aurora

" terserah padamu aku juga tidak butuh rasa percayamu!!! yang jelas aku dan Matthew hanya berteman!!! " sahut Guzel yang sudah jengah dan tidak ingin melayani Aurora.

Guzel menepis tangan Aurora yang masih mencengkeram lengannya kemudian berlalu pergi meninggalkan Aurora yang masih tersulut amarah.

" kenapa lama sekali? " tanya Matthew setelah Guzel kembali menghampirinya

" tadi toilet nya penuh " Guzel tersenyum canggung lalu melirik Aurora sekilas saat sepupunya itu juga menghampiri mereka

Suara tepuk tangan memenuhi seluruh ruangan VVIP itu setelah Carissa meniup lilin angka kemudian memberikan potongan kue pertamanya untuk kedua orang tuanya.

" Matthew ini aku ambilkan minuman untukmu " Aurora memberikan segelas minuman berwarna merah pada Matthew

" terimakasih tapi aku tidak haus " ucap Matthew, akan tetapi dia tetap mengambil minuman yang sudah dibawakan oleh Aurora karena tidak ingin membuat gadis itu berkecil hati

" Guzel dari tadi kau belum meminum apapun, ini untukmu saja " Matthew justru memberikan minuman itu pada Guzel

" tapi- " Guzel hendak menolak tapi Matthew tetap memberikan minuman itu pada Guzel

Aurora mendelik panik melihat minuman yang dia bawakan untuk Matthew justru diberikan pada Guzel.

" Matthew aku memberikan minuman itu untuk mu kenapa kau memberikannya pada Guzel " ujar Aurora yang berusaha menutupi kegugupannya

" tidak apa-apa aku berikan padanya karena Guzel sama sekali belum menyentuh apapun hidangan yang ada " balas Matthew.

" terimakasih " ucap Guzel sembari meneguk sedikit minuman itu kemudian tersenyum pada Matthew yang menatapnya hangat tidak perduli pada Aurora yang memandang nya sengit.

" sial!!! " batin Aurora menatap awas Guzel yang berdiri di sisi sebelah kanan Matthew

Guzel menikmati lantunan lagu yang di senandung kan oleh Carissa hingga tanpa sadar minuman yang ada ditangannya habis tidak tersisa.

" Matthew saat nya pesta dansa, ayo dansa bersamaku " tidak ingin mendapat penolakan dari Matthew, Aurora langsung menarik tangan lelaki itu bergabung dengan teman-temannya yang sedang berdansa di depan sana sedangkan Guzel tidak ambil pusing dengan tingkah Aurora yang begitu agresif.

Guzel mulai merasa tidak nyaman merasakan panas yang menjalar di tubuhnya karena tidak ingin menjadi pusat perhatian Guzel terus mencoba untuk tetap tenang dan biasa saja tapi semakin lama rasa bergelenyar aneh itu semakin dia rasakan, matanya menatap liar setiap lelaki yang berlalu lalang didepannya.

" sial!! ada apa dengan tubuhku " Guzel membekap tubuhnya sendiri yang semakin bergetar hebat kedua matanya menangkap Matthew yang masih berdansa dengan Aurora.

Tanpa menunggu Matthew lagi, Guzel bergegas pergi dari tempat itu dia berlari tunggang langgang tidak perduli banyak nya pasang mata yang melihatnya dengan tatapan aneh.

" kenapa rasanya semakin aneh sekali " gerutu Guzel semakin mempercepat langkahnya keluar dari gedung Night Club elit itu.

BUGHHH!!!!!

Karena tidak memperhatikan jalan dengan benar Guzel tidak menyadari kalau menabrak seseorang hingga tubuhnya terduduk di aspal

" maaf maaf maaf aku tidak sengaja " ujar Guzel dengan suara bergetar lalu kembali berdiri namun begitu Guzel mendongak kedua matanya terbelalak melihat siapa yang sekarang sedang berdiri menjulang tinggi didepannya.

" k-kau " lirih Guzel dengan tatapan yang bergairah melihat wajah tampan dan dingin itu ada didepan matanya

" apa yang terjadi? " tanya lelaki itu menatap Guzel dari ujung kaki hingga ujung kepala

" a-aku " suara Guzel mulai terasa nakal ditelinga lelaki itu

" tolong aku " lirih Guzel menatap Lelaki yang sudah menguasai seluruh hatinya ini

Guzel memeluk lelaki tampan itu dengan sangat erat mengubur semua rasa malunya dalam-dalam tidak perduli lelaki yang ada di dalam pelukannya itu akan menganggap nya nakal atau apalah itu yang jelas Guzel ingin melepaskan semua hasrat gairah yang sudah berhasil menguasai tubuhnya.

" tolong aku Shawn!!! " bisik Guzel dengan tatapan memohon saat Lelaki gunung es itu mengurai pelukannya

" sial!!! siapa yang sudah memberikan mu obat terkutuk itu " dengus Shawn dengan geram

Beruntung anak buah Shawn yang mengawasi Guzel dari jauh cepat menghubungi nya dan memberitahu kalau gadis itu keluar dengan terburu-buru, jika Shawn tidak cepat datang entah hal buruk apa lagi yang akan menimpa gadis malang itu.

Shawn menarik tangan Guzel lalu menyuruhnya masuk kedalam mobil tapi sebelum itu Shawn mengikat tangan Guzel agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dia ingin kan

" Shawn apa yang kau lakukan kenapa kau mengikat kedua tanganku seperti ini " seru Guzel yang tidak diterima diperlukan seperti maling

" diam dan tetap lah tenang jika kau ingin kita selamat!!! " ucap Shawn dengan ketus setelah duduk di kursi bagian kemudi

Shawn melajukan mobil sport miliknya meninggalkan area parkir Night Club elit milik Xavier. Selama dalam perjalanan Guzel terus menatap Shawn yang fokus mengemudikan mobilnya, tatapan Guzel sungguh tidak biasa bagi Shawn karena tatapan itu penuh dengan rasa memuja dan rasa ingin memiliki.

" Shawn kenapa rasanya semakin panas sekali " desah Guzel dengan tubuh menggeliat dan itu berhasil memancing hasrat Shawn sebagai lelaki normal.

" Shawn aku sungguh sudah tidak tahan!! " Guzel semakin meracau dengan sangat menyebalkan

" sebentar lagi kita sampai " ucap Shawn fokus pada jalan raya Sidney

Shawn tidak mungkin membawa Guzel kembali ke mansion dengan keadaan Guzel seperti sekarang karena itu akan membuat orang-orang disana curiga pada Guzel, terutama Arrabella. Guzel yang menyadari bahwa jalan yang mereka tempuh bukanlah ke mansion kembali menatap Shawn dengan gairah yang semakin memuncak.

" mau kemana kita " tanya Guzel dengan suara mendesah dan itu membuat benda pusaka milik dibalik celananya semakin mengejang

" apartemenku " jawab Shawn tanpa menoleh

Guzel sudah merasa frustasi karena apa yang dia inginkan belum dia dapatkan apalagi dengan kedua tangan yang terikat Guzel begini.