webnovel

TRUTH OR DIE

Cinta sepenuh hati dan membiarkan cinta yang lain bertepuk sebelah tangan terkadang bisa menjadi ancaman bahaya. let's play TRUTH OR DIE with me :)

meandyou_1419 · Terror
Classificações insuficientes
3 Chs

CHAPTER 1

Malam itu hujan lebat membasahi setiap sudut kota yang mengharuskan mereka berdua Berteduh menunggu hujan reda. Mereka berdua memilih Berteduh menunggu hujan reda di sebuah halte terletak di bagian alun-alun kota. Di kediaman diri melamun menatap kearah langit, tiba tiba terasa sebuah pelukan lembut di perutnya. Alvano menatap bingung kepada yang memeluknya.

"Wahh tumben nih kenapa ya" tanya Alvano dengan nada meledek.

Tiba-tiba mendarat sebuah cubitan di perutnya yang sangat kuat, perih, pedes denyut jadi satu.

" Awwww.....sakit" Sentak alvano merespon cubitannya

"Peluk balik ngapa"

tatap chia kesal.

"haha kedinginan ya, yaudah sini aku peluk"

Balas alvano sambil memeluk dirinya yg sedari tadi berada di sampingnya. Tak lupa Sambil mengusap perlahan kepalanya gadis yang memeluknya. Biar seperti ala-ala film romansa. Haha.

Terlihat terukir senyum tipis yang enggan di sembunyikan dri bibir chia. Terasa pelukan yg semakin erat yang membuat alvano susah bernafas.

"R-renggangin d-dikit, aku susah nafas" pintah alvano terbatah-batah

Perlahan chia renggangin pelukannya seraya menatap wajah alvano.

"Iya iyaa, maaf hehe"

"Kamu kedinginan banget ya sampe meluk aku erat jadi gak bisa nafas aku nya"

"Hmm dingin banget malah" Jawab chia.

Alvano menatap ke langit dan kelihatan nya hujan sudah reda.

"Sepertinya hujan sudah reda, kita langsung pulang yuk, nanti kemaleman, ntar kamu dimarahi sama org tua kamu" Ucap alvano.

" Enggak, aku mau disini aja. Gimana kalo kita mandi hujan " jawab chia sambil menatap kearah langit

Alvano pun mengerutkan keningnya. karna tak setuju.

"Heh, bocah,susaah banget di bilangi,

Masalahnya ini udh malem, lain kali aja kita mandi hujan, lagian besok kita harus ke sklh LG, tadi kan tujuannya mau ngambil buku tugas kan? " jawab alvano Sambil berdiri

"Yudh ayok kita pulang dah malem nih "ajak alvano

"T-tapii aku ngga bawa payung. Kita pulang jalan aja ya sambil mandi hujan, hehe"

Kata kata yang barusan saja diucapkan oleh chia membuat alvano bingung.

"Lah? Nih anak pikun apa amnesia? Coba kamu lihat tu di depan, kan itu motor ku"

Jelas alvano sambil menunjuk ke arah motor yg terparkir di depan mereka.

"Kita naik motor aja ya, biar cepat sampe nya. Lagian rumah kamu jauh dari sini. NO KOMEN, AKU GK MENERIMA PENOLAKAN".

"Iss Iyauda deh. Tapi janji kapan kapan harus mandi hujan " balas chia sambil mengacungkan jari Kelingking nya ke arah alvano.

Alvano pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan chia

"Iya iya janji, kita pulang dulu ya, lagian baju kita lumayan basah tadi kena hujan, nanti kita bisa masuk angin" Sambil membuka jaket yang digunakannya

" Lah, kok di buka jaketnya?? Tanya chia kepada alvano

"Nih kamu pake jaketnya biar Gak kedinginan"

Jawabnya sambil menyodorkan jaket ke chia

"Tapi aku udh pake jaket.emmm....Gpp deh buat nutup kepala, hehe" Ucap chia sambil mengenakan jaket yang alvano berikan.

Alvano tersenyum licik . sambil buka resleting tas ransel yang sedang di tentengnya.

"Kenapa senyum-senyum? Apa itu di tas? Jangan macem-macem ya!"

Tanya chia kesal.

"Wlekk aku ada jaket lagi yg lebih tebel "

Ledek alvano sambil memakai jaket.

Chia membalasnya dengan mendaratkan sebuah pukulan ke arah lengan alvano.

"Ck..sialan, au ahh mau mandi ujan aja"

Timpalnya kesal sambil membuka lagi jaket nya yang tadi alvano berikan.

Alvano langsung menahan tangan chia agar tidak membuka jaketnya

"Ck, aku bilang pake ya pake, nurut ya"

Pinta alvano dengan tatapan tajam ke wajah chia.

" Iyaudah, kupake lagi nih.ayoo Buruan pulang ntar di kira akunya di culik"

Mereka pun berjalan kearah motor alvano, yang di guyur hujan sejak sebelum magrib tadi. Hitung-hitung cuci motor geratis.

alvano menyalakan mesin motor dan bergegas mamacu gas sepeda motornya agar tidak banyak membuang-buang waktu.

Mereka berdua berkendara di bawah rintik gerimis yang perlahan mulai reda, melewati setiap sudut jalanan kota yg di hiasi lampu" warna warni yg menambah kesan malam yang amat melekat pada kota tempat mereka tinggal. Alvano meliriknya sebentar dari kaca spion. Melihat sosok gadis yang meringkuk kedinginan di balik punggung nya.

Ingin berharap chia lebih, bukan hanya menjadi seorang sahabat sejak kecil. Tetapi alvano tidak ingin merusak persahabatan mereka hanya karna keegoisan hati dan perasaan alvano. Setidaknya alvano dan chia masih bisa bertemu dan bersama-sama menghilangkan penat dari kehidupan yang tak tau kemana arah dan tujuannya.

Ya, mereka bersahabat sejak mereka kecil, rumah mereka bersebelahan. Mereka berdua sering bermain bersama.

Tapi suatu ketika ada urusan kerjaan orang tua nya chia yang mengharuskan chia dan keluarganya pindah. Mereka berdua pun terpisah cukup lama. Dan bertemu kembali di SMA yang sama.