"Iya, iya," ujar Bima seraya tersenyum-senyum membayangkan semewah apa keseharian Jodi di rumahnya sendiri.
"Nggak itu aja," kata Rezqi. "Perusahaan NPF—"
"NPF?" ulang Akhirali, Rezqi mengangguk. "Furniture mewah itu, ya?"
"Iya," ujar Rezqi. "Juga punya mereka."
"Waah…" kagum Bi Ayu lagi. "Kaya banget dong mereka?"
"Ya pasti dong, Bu," kikik Bima.
Sementara Arjuna dan Shinta hanya diam saja karena percakapan itu belum mampu untuk mereka cerna, sesekali mereka ternganga-nganga melihat sang ibu terkagum-kagum.
"Yang NPF menjadi langganan penting bagi perusahaannya papi si Dinda."
"Aah," Akhirali mengangguk-angguk. "Wajar keknya. Perusahaan papi si Dinda suplier bahan baku kayu-kayu jati kek gitu, kan?"
"Iya, Niang," angguk Rezqi lagi. "Si Ambar pernah cerita kan, kalau dia dapat tawaran besar buat melatih karyawan sebuah perusahaan?"
"Jangan bilang itu kakaknya si Jodi juga?" kata Akhirali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com