webnovel

TIGA GADIS BAR-BAR(JATUH CINTA)

Aranandira Putri Pratama, gadis manis yang berusia 26 tahun berprofesi sebagai wakil direktur di Perusahaan Sinar Group milik keluarganya. Ara memiliki sifat yang unik dan baik hati. Kinan Aurelie Pratama, Gadis Cantik yang berusia 23 tahun, ia berprofesi sebagai sekretaris di Perusahaan milik keluarganya. Kinan memiliki sifat yang bar-bar seperti kakaknya yaitu Aranandira dan juga memiliki sifat yang ambisius. Yasmin Alfiana Pratama, Gadis yang cerdas dan anggun. Usianya 18 tahun dia masih kuliah jurasan sastra. sifatnya pun tak kalah unik dari kedua kakaknya yaitu Ara dan Kinan. Keenan Athaya Anderson, Pria dingin, kaku dan cuek, ia berusia 28 tahun dan juga seorang Presdir di Perusahaan Anderson Company. Darren althaf wijaya, Dosen Killer yang jadi rebutan para mahasiswa di kampusnya, usianya 24 tahun dan sifatnya dingin dan cuek. Kenzo Junior Aberto, Pria Casanova dan tengil, dia seorang Presdir di Perusahaan Global Group. usianya 27 tahun dan dia sangat terobsesi dengan Kinan. Kisah ini berawal dari penolakan perjodohan yang dilakukan oleh orang tua ketiga gadis cantik itu dengan anak sahabatnya. Di sini, bermula dari Ara sang putri sulung dijodohkan dengan anak sahabat mommynya. Dia menolak perjodohan itu karena dianggap terlalu cepat dan dia juga tidak mengenal cowok yang akan dijodohkan. Tak sampai di situ, sang mommy juga akan menjodohkan Kinan dan Yasmin dengan anak sahabatnya. Ketiga gadis cantik itu sontak menolak perjodohan ini. Namun, sang mommy tetap kekeh untuk menjodohkan ketiga putrinya. Dan, alhasil membuat ketiganya pergi dari rumah. Ketiga gadis itu juga menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Di hari pertama berkuliah Yasmin telat dan tak beruntungnya lagi, dosen yang pertama kali mengajar di kelas adalah dosen yang terkenal paling killer seantero kampus, yaitu Darren Althaf Wijaya. Darren yang melihat kencantikan Yasmin mirip dengan cinta pertamanya,

Noviana_Gabriell · Urbano
Classificações insuficientes
30 Chs

Mengatur Strategi

Sebelum misi kabur di jalankan, mereka telah mengatur strategi untuk pergi masing-masing agar tidak ketahuan jika tanpa sengaja terpantau dalam cctv.

"Yasmin, ingat! kita akan bertemu di terminal bus. Kita bergantian pergi setelah 15 menit. Aku dan Kinan pergi bersamaan. Jelas kan bayi dugong?" tanya Ara pada Yasmin yang hanya mengangguk entah paham atau tidak.

Setelah berhasil keluar, mereka masih harus berhati-hati karena disekitar rumah ada banyak cctv yang memantau 24 jam.

Untungnya, mereka sudah memikirkannya matang-matang dan membeli beberapa pasang baju lusuh sebelum pulang tadi.

Yasmin yang pergi duluan mencoba berjalan sesantai mungkin seperti biasanya sambil mendengarkan musik karena di luar tembok samping tidak ada bodyguard yang berjaga.

Kondisi jalan yang mulai remang-remang membuat Yasmin was-was karena ia takut gelap, apalagi dia berjalan sendirian.

Yasmin yang sudah bertekad kabur pun mencoba meneguhkan hati dan menyemangati diri sendiri.

Sudah lebih dari 20 menit Yasmin berjalan, namun belum ada tanda-tanda dari kakak-kakaknya yang menyusulnya.

"Kak Ara sama Kak Kinan kok nggak sampai-sampai ya. Mana aku takut lagi sendirian," ucap Yasmin pada diri sendiri.

"Yasmin!"

Yasmin yang sedang berjalan pelan sontak terkejut, lantaran ada yang memanggilnya. Namun, ia sedang sendirian disana. Karena takut, Yasmin pun langsung berlari secepat yang ia bisa.

Ara dan Kinan yang melihat Yasmin langsung berlari setelah mereka panggil langsung mengejar.

"Hah, dapat juga kau bayi dugong!" ucap Kinan yang berhasil menggapai tangan Yasmin.

"Heh, Bayi Dugong. Kamu Kakak panggil malah lari. Gimana sih?" ucap Ara kesal karena lelah berlari mengejar Yasmin.

Yasmin yang tertangkap pun semakin ketakutan.

"Tolong! Tolong! Jangan tangkap aku!" teriak Yasmin.

"Kak Ara! Kak Kinan! Tolong, aku ketangkap huaa ... Aku nggak mau dinikahkan," teriak Yasmin.

"Kak-," belum sempat Yasmin teriak, mulutnya sudah dibekap oleh Ara.

"Heh, bayi dugong. Ini Kakak, ya salam. Malah teriak," kesal Ara. Yasmin yang mendengarnya pun langsung menoleh, dan betapa bersyukurnya dia tak tertangkap bodyguard.

"Dasar bayi dugong! Dipanggil malah teriak, capek tau lari-lari," ucap Kinan seraya menoyor kepala Yasmin.

"Ya maap, Kak. Aku kira kalian bodyguard hehe," ucap Yasmin dengan mengusap kepalanya.

"Masih baik kita nggak ketangkep gegara teriakan kamu, kalo mereka curiga bisa gawat kita. Bisa-bisa ketahuan, huft," kata Kinan.

"Udah-udah, sepertinya aman. Kita harus segera pergi dari sini," ucap Ara, dan diangguki oleh kedua adiknya.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan akan tetapi mereka masih waspada, untung saja Kinan sudah memindahkan semua uang dari kartu debit milik daddynya ke kartu miliknya pribadi.

"Kita harus secepatnya nyari taksi, soalnya sebentar lagi Daddy sama Mom akan pulang," ucap Kinan.

"Kamu betul Dek, kita harus secepatnya pergi dari sini, Kakak yakin para bodyguard itu sudah mengetahui kalau kita kabur," sahut Ara.

"Terus kita mau kemana dong?" tanya Yasmin dengan wajah polosnya.

"Ke sungai Amazon, ya tentu kita akan cari rumah kontrakanlah," ketus Kinan.

Ara hanya menghela nafasnya dia sudah lelah menghadapi kedua adiknya yang tidak punya akhlak itu, Mereka bertiga pun terus menelusuri jalanan yang sepi, sambil menyeret koper mereka masing-masing.

Dan akhirnya mereka sampai disebuah halte, Kinan mengajak kakak dan adiknya untuk istirahat karena dia sangat lelah bahkan kakinya agak lecet gara-gara loncat tadi.

"Sepertinya kita harus istirahat dulu Kak, aku sangat lelah dan kaki imutku juga agak lecet," ucap Kinan.

"Kak Kinan benar, aku juga sangat lapar jadi aku pengen makan dulu," sahut Yasmin yang sedang sibuk membuka ranselnya untuk mengambil makanan.

"Ya sudah, kita istirahat dulu tapi jangan lama-lama. Disini masih wilayahnya Daddy," ucap Ara yang ikut selonjoran sama kedua adiknya itu.

Yasmin pun memberi kakaknya minum dan snack, karena sudah waktunya makan malam. Dan cacing yang ada di perut mereka sudah pada demo untuk minta diisi.

" Wahh. Benar-benar tak diragukan lagi bayi dugong ini putri Mom Jia," ucap Kinan penuh apresiasi melihat chips sayuran yang diberikan Yasmin.

"Kamu cuma bawa ini Dek?" tanya Kinan yang tampak kurang puas.

"Sudah, makan saja! Setidaknya ada," jawab Ara tegas.

Kinan yang tak menyukai sayur dipaksa makan oleh keadaan. Apalagi tak ada minimarket disekitar mereka.

Ara yang sesekali melihat jam tangan mungilnya langsung menyuruh Kinan dan Yasmin agar bergegas.

"Kak, Kakak nggak mindahin uang dari kartu Daddy ke kartu Kakak langsung kan?" tanya Yasmin tiba-tiba sambil menunduk.

Ara dan Kinan terkejut dan bingung atas pertanyaan Yasmin yang tiba-tiba.

"Bayi dugong Kakak yang lemot. Kamu ingat kakakmu ini bodoh?" jawab Kinan.

"Kak Ara dan Kak Kinan sudah atur semua. Kamu tenang saja," jawab Ara meyakinkan Yasmin.

Yasmin pun langsung tenang mendengar jawaban para kakaknya. Karena Yasmin tak mau jika harus dijodohkan dengan om-om.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya mereka mendapatkan taksi. Di sepanjang jalan mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.

Mengulang bayangan dunia mereka yang sedang indah-indahnya runtuh seketika.

"Kak, bagaimana kehidupan kita kedepannya nanti?" tanya Yasmin yang masih gelisah.

Kedua kakaknya pun hanya saling menatap, bingung harus menjawab apa agar adik kesayangannya itu bisa tenang.

"Sudah, tak apa. Kehidupan kita akan baik-baik saja. Sama seperti sebelumnya," jawab Ara penuh keyakinan.

"Iya, nanti kita hanya akan memulai dari 0. Kita masih sama, hanya saja kita harus berusaha lebih keras dari sebelumnya. Tidak apa-apa, ada Kak Kinan sama Kak Ara yang bakal nemenin kamu terus kok." Sambung Kinan sambil menggenggam tangan kanan Yasmin.

Yasmin yang mendengar jawaban dari kedua kakaknya mulai tenang hingga berani menyandarkan kepalanya di bahu Kinan.

"Minggir Dek, kamu berat tau. Kalo nggak mau Kakak lempar kamu ke Antartika," ucap Kinan sambil menyingkirkan kepala Yasmin.

"Yaelah Kak, aku capek banget mana habis makan ngantuk," ucap Yasmin.

Kemudian Ara pun mengajak adiknya untuk kembali melakukan perjalanan, memang di daerah situ jarang sekali taksi makanya mereka harus berjuang untuk mencari taksi agar bisa pergi dari kawasan Daddynya.

"Nah, itu taksi. Syukurlah akhirnya kita dapat taksi juga," ucap Ara dengan wajah ceria.

Kinan dan Yasmin tak kalah heboh mereka sudah sangat lelah, lalu mereka pun menyetop taksi dan masuk ke dalam taksi, dan Ara memutuskan untuk menginap di sebuah hotel untuk satu malam saja karna besok mereka akan pergi dari kota kelahiran mereka.

Ara melihat adik-adiknya pada tertidur di taksi hanya tersenyum penuh makna, walaupun mereka suka adu mulut tapi mereka saling menyayangi dan melindungi satu sama lain. Ara tidak bisa tidur dia harus memikirkan kehidupan baru bersama adik-adiknya.