webnovel

TIGA GADIS BAR-BAR(JATUH CINTA)

Aranandira Putri Pratama, gadis manis yang berusia 26 tahun berprofesi sebagai wakil direktur di Perusahaan Sinar Group milik keluarganya. Ara memiliki sifat yang unik dan baik hati. Kinan Aurelie Pratama, Gadis Cantik yang berusia 23 tahun, ia berprofesi sebagai sekretaris di Perusahaan milik keluarganya. Kinan memiliki sifat yang bar-bar seperti kakaknya yaitu Aranandira dan juga memiliki sifat yang ambisius. Yasmin Alfiana Pratama, Gadis yang cerdas dan anggun. Usianya 18 tahun dia masih kuliah jurasan sastra. sifatnya pun tak kalah unik dari kedua kakaknya yaitu Ara dan Kinan. Keenan Athaya Anderson, Pria dingin, kaku dan cuek, ia berusia 28 tahun dan juga seorang Presdir di Perusahaan Anderson Company. Darren althaf wijaya, Dosen Killer yang jadi rebutan para mahasiswa di kampusnya, usianya 24 tahun dan sifatnya dingin dan cuek. Kenzo Junior Aberto, Pria Casanova dan tengil, dia seorang Presdir di Perusahaan Global Group. usianya 27 tahun dan dia sangat terobsesi dengan Kinan. Kisah ini berawal dari penolakan perjodohan yang dilakukan oleh orang tua ketiga gadis cantik itu dengan anak sahabatnya. Di sini, bermula dari Ara sang putri sulung dijodohkan dengan anak sahabat mommynya. Dia menolak perjodohan itu karena dianggap terlalu cepat dan dia juga tidak mengenal cowok yang akan dijodohkan. Tak sampai di situ, sang mommy juga akan menjodohkan Kinan dan Yasmin dengan anak sahabatnya. Ketiga gadis cantik itu sontak menolak perjodohan ini. Namun, sang mommy tetap kekeh untuk menjodohkan ketiga putrinya. Dan, alhasil membuat ketiganya pergi dari rumah. Ketiga gadis itu juga menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Di hari pertama berkuliah Yasmin telat dan tak beruntungnya lagi, dosen yang pertama kali mengajar di kelas adalah dosen yang terkenal paling killer seantero kampus, yaitu Darren Althaf Wijaya. Darren yang melihat kencantikan Yasmin mirip dengan cinta pertamanya,

Noviana_Gabriell · Urbano
Classificações insuficientes
30 Chs

Empat Sekawan

Setelah mengetahui ketiga putrinya kabur dari rumah, Daddy Heri langsung menyuruh anak buahnya untuk melacak keberadaan ketiga putri kesayangannya itu. Ada rasa sesal di hati Daddy Heri karena gara-gara ingin menjodohkan ketiga putrinya, tapi malah dia yang kehilangan putri kesayangannya.

Sedangkan Mom Jia terus saja menangis dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib putri-putrinya diluaran sana, apalagi putri bungsunya yang lemot dan polos itu.

"Dad, apa sudah ada kabar tentang putri kita?" tanya Mom Jia sambil menyeka air matanya.

"Belom, Mom. Mudah-mudahan Riko cepat memberi kabar baik, Daddy juga sudah mengadakan sayembara supaya putri kita cepat ditemukan," ucap Daddy Heri menenangkan istrinya.

"Mereka sudah makan belum, kehujanan apa tidak, dan mereka tidur dimana. Mom tidak bisa bayangin kondisi mereka," Mom Jia kembali menangis.

"Kita berdoa saja semoga putri-putri kita tidak kenapa-napa," ucap Daddy Heri.

Daddy Heri pun sebenarnya cemas tapi dia tidak mau membuat istrinya semakin bersedih, memang Daddy Heri tahu jika Kinan mengambil uang dari kartu debitnya setidaknya putrinya tidak terlantar.

"Darling, kamu makan dulu ya," ucap Daddy Heri.

"Aku tidak nafsu makan, Dad." ucap Mom Jia.

"Kalau Mom tidak makan, nanti malah Mom yang sakit," bujuk Daddy Heri.

Akhirnya Mom Jia pun makan walaupun sedikit, suasananya terasa sunyi tanpa adanya ketiga putrinya.

Rumah yang tadinya riuh penuh canda tawa dan pertengkaran kecil Ara, Kinan dan Yasmin kini seperti tak bernyawa.

Bahkan Mom Jia hingga kehilangan gairah untuk melakukan aktivitas apapun.

"Kalian dimana?" lirih Mom Jia sembari menatap sekeliling rumah.

Sedangkan Daddy Heri masih tampak sibuk menerima telepon menanyakan perkembangan pencarian ketiga putrinya.

"Bagaimana? Sudah menemukan petunjuk baru?" tanya Daddy Heri pada seseorang di telepon.

Tak lama kemudian, kepala keluarga Aberto, Anderson dan Wijaya beserta istrinya datang bertamu setelah mendengar kabar hilangnya ketiga putri Daddy Heri.

"Bagaimana? Ada perkembangan? Kami mau membantu mencari putri-putrimu," ucap Mr. Aberto.

"Belum," jawab Daddy Heri sambil menggeleng lesu.

"Hahaha, tak diragukan lagi. Putri keluarga Pratama memang sangat pandai semua," Ucap Mr.Wijaya disertai tawa kagum.

"Heri, mana dirimu yang tegas itu? Bisa-bisanya kamu dibuat ketar-ketir oleh ketiga putrimu yang kabur dari rumah?" ucap Mr. Anderson dengan senyum mengejek.

Daddy Heri pun hanya diam mendengar para sahabat karibnya mengejek. Karena Daddy Heri tahu betul mereka hendak membantu menghiburnya.

Setelah menanyakan detail kronologinya, mereka pun bergegas mengerahkan banyak orang agar bisa secepatnya menemukan Ara, Kinan dan Yasmin.

Sedangkan para istri dari tiga keluarga itu berusaha menghibur Mom Jia yang masih saja terlihat sangat sedih.

"Sudah, tak apa. Kami semua akan membantu mencari Ara, Kinan dan Yasmin," ucap Mrs. Wijaya.

"Iya, kamu tenang saja. Mereka itu anak yang hebat. Pasti mereka baik-baik saja,"

"Kita doakan agar mereka baik-baik saja. Sesungguhnya hanya Allahlah yang mampu menjaga mereka dengan baik," ajak Mrs. Anderson.

Perjodohan yang sudah mereka persiapkan matang-matang kini gagal karena Ara, Kinan dan Yasmin yang kabur.

Daddy Heri terduduk lesu di ruang tamu. Dia memijat pelipisnya, rasa pusing tiba-tiba datang begitu saja. Rasa resah dan khawatir terus menghantuinya.

"Kalian di mana girls?" gumam Daddy Heri.

Ada rasa sesal yang datang, sebab karenanya ketiga putrinya kabur dari rumah. Harusnya dia tak memaksakan perjodohan ini pada putri-putrinya.

"Sudahlah, kamu istirahat dulu sana. Aku sudah kerahkan orang-orangku untuk mencari ketiga putrimu," ucap Mr. Aberto.

Daddy Heri menghela napas, "Bagaimana aku bisa istirahat, aku saja tidak tau keadaan mereka di luar sana."

"Benar-benar di luar dugaan." Mr. Wijaya berdecak kagum.

"Keren." Satu kata yang keluar dari mulut Mr. Anderson.

Mr. Aberto hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua sahabatnya itu, bagaimana tidak. Di saat seperti ini bisa-bisa mereka berdua masih bisa bercanda.

"Dasar, sahabat nggak ada akhlak," celetuk Daddy Heri.

"Come On, Heri. Kamu harus percaya putri-putrimu baik-baik saja. Aku saja percaya, kalau calon menantuku pasti bisa mengatasi semuanya. Calon menantuku pasti melindungi adik-adiknya. Kamu harus percaya itu," ucap Mr. Anderson.

"Yups, aku juga percaya kalau calon menantuku pasti bisa. Meskipun sifatnya sangat polos dan bar-bar. Pasti kedua kakaknya akan melindungi menantuku," ucap Mr. Wijaya dengan bangga.

"Baiklah-baiklah, kalian berdua diamlah. Sekarang lebih baik kita bantu Heri cari ketiga putrinya," kata Mr. Aberto.

Meskipun Mr. Aberto terlihat tenang, sejujurnya dia juga sangat khawatir terhadap ketiga putri Daddy Heri terutama Kinan. Sebab Kinan adalah gadis yang manja dan bar-bar.Namun, dia juga harus percaya bahwa calon menantunya juga pasti bisa untuk mengatasi hal-hal yang tak diinginkan. Karna Mr. Aberto yakin kalau Kinan adalah gadis yang hebat dan tegas.

"Jadi, kita harus memulai dari mana untuk mencari ketiga putrimu?" tanya Mr. Wijaya mulai serius.

"Kalian tenang saja, aku sudah menyuruh putraku Kenzo untuk mencari Kinan serta. Ara, dan. Yasmin." sahut Mr. Aberto.

"Hei, baiklah. Aku akan menyuruh putraku untuk mencari calon istrinya juga," ucap Mr. Wijaya yang tidak mau kalah.

"Cih, aku pun akan menyuruh putra ku untuk mencari menantuku," sela Mr. Anderson yang tak mau kalah dengan kedua sahabatnya itu.

Daddy Heri terkekeh, " Ternyata, aku tidak salah milih besan." ucap Daddy Heri.

Memang empat sekawan selalu kompak dalam hal apa pun, Daddy Heri pun beruntung bisa menjadi besan dari ketiga sahabatnya itu. Dan Daddy Heri yakin kalau ketiga putrinya akan aman dengan putra dari ketiga sahabatnya.

Harapan dan doa pun tak hentinya memenuhi hati dan pikiran mereka. Memohon agar Ara, Kinan dan Yasmin baik-baik saja dan cepat ditemukan.

Waktu yang semakin malam mendesak Mrs. Aberto untuk mendekat pada suaminya dan berbisik.

"Her, kamu tenang saja. Malam ini kamu ajak Jia istirahat. Kita memerlukan energi lebih untuk melanjukan mencari putri-putrimu besok," ucap Mr. Aberto sambil menepuk bahu Daddy Heri.

Ketiga keluarga itu kompak berpamitan agar Mom Jia dan Daddy bisa beristirahat.

"Jeng, kami pamit dulu ya. Insya Allah besok kami kesini lagi. Jeng tenang aja, putra-putra kami juga akan membantu. Jeng nggak usah terlalu khawatir," ucap Mrs. Anderson.

"Istirahat yang cukup ya Jeng, jangan sampai sakit. Nanti ketiga putrimu bisa sedih jika tahu Jeng sakit," sambung Mrs. Wijaya.

Mom Jia hanya mengangguk pelan mendengar nasihat ketiga istri sahabat Daddy Heri.

Malam itu Mommy dan Daddy berusaha sangat keras untuk bisa tertidur. Karena setiap memejamkan mata, bayangan ketiga putri mereka terus muncul dalam pikiran mereka. Bahkan, Mom Jia hingga mimpi buruk tentang ketiga putrinya.

Mom Jia pun terbangun dari tidurnya, ia sangat merindukan ketiga putrinya.

"Kalian dimana sayang, maafin Mom yang sudah memaksa kalian untuk cepat menikah," gumam Mom Jia.