Kini, tiga gadis cantik itu sudah berdiri di depan bangunan yang menjulang tinggi seperti pohon kelapa tapi masih kurang tinggi. Dengan koper di tangan masing-masing, mereka berjalan menuju bangunan yang sering disebut hotel itu. Iya, untuk semalam saja mereka menginap di sini.
Yasmin yang masih setengah sadar pun hanya berjalan mengikuti kedua kakaknya, sampai suara Kinan menghentikan jalan mereka.
"Kakak yakin, kita bermalam di sini?" tanya Kinan.
"Iya, mau ke mana lagi memangnya?" ucap Ara.
"Iya juga sih, tapi aku takut orang suruhan Daddy tau kalo kita ada di sini."
Ucapan Kinan membuat Ara bimbang, apakah tetap menginap di hotel atau tidak. Yang pasti saat ini mereka hanya butuh tempat istirahat sebelum mereka melanjutkan perjalanan mereka esok harinya.
Yasmin hanya diam, karena dia juga bingung harus bagaimana lagi. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengikuti ke mana kakaknya pergi.
Ditengah kebimbangan, Ara terpikir sebuah nama dan bergegas menghubunginya untuk membantu.
[Vyo, bisa bantuin aku bookingin kamar hotel nggak? Aku lagi ada perjalanan bisnis, perusahaan lupa buat bookingin. Tolong ya Vy,]
Sudah lebih dari 5 menit Ara menunggu balasan dari Vyona.
[ Aku sekarang di depan Hotel Tiara, tolong yang bednya king size. Yang bayar aku aja Vy,]
[Oke, done ya Ra. Selamat istirahat, jangan capek-capek Ra.]
[Oke thanks Vy, siap. Ada Kinan kok yang suka ingetin.]
Masalah kamar hotel pun sudah teratasi. Dan mereka bertiga bergegas untuk istirahat karena hari yang sudah larut juga badan mereka sudah kelelahan.
Setibanya di kamar mereka langsung membersihkan diri bergantian dan mencoba tidur dengan tenang untuk mempersiapkan diri mereka melanjutkan perjalanan pelarian.
Namun Yasmin yang masih mengantuk langsung tertidur setelah menyentuh bantal. Benar-benar seperti koala yang selalu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur dan bermalas-malasan.
"Kak, besok kita mau naik apa? Kita nggak mungkin bisa naik pesawat. Pasti Daddy sudah suruh orang cari kita Kak," tanya Kinan lesu.
Ara pun tampak ragu menjawab adiknya. Pasalnya, bandara sudah pasti di blokir oleh Daddy karena ketiga putrinya menghilang sekaligus.
"Menurutmu bagaimana jika naik bus atau kereta?" tanya Ara pada Kinan yang juga tengah bimbang.
"Sepertinya akan lebih aman jika naik bus Kak. Jika kereta, ada banyak cctv di stasiun. Dan sudah pasti akan sangat mudah untuk ketahuan," jawab Kinan setengah yakin.
Ara pun langsung paham dan meminta Kinan lekas tidur dan jangan memikirkan apapun. Karena yang utama sekarang ini adalah mengistirahatkan badan dan pikiran mereka yang sudah kelelahan.
Paginya, mereka mendapat service room sarapan. Dan setelah mandi jugak bersiap, mereka langsung melahap sarapan hingga tak bersisa.
Gunakan topi kalian masing-masing. Di hotel ini juga terpantau cctv di setiap koridor dan lobby.
"Yasmin, Kinan, kita akan pergi naik bus. Jadi usahakan kita tetap waspada. Karena Daddy pasti sudah menyuruh banyak bodyguard untuk mencari kita di seluruh kota," jelas Ara setengah berbisik.
"Dan untuk kemungkinan terburuk yang memaksa kita berpencar, kita akan bertemu di.."
Kinan tidak tega meninggalkan Yasmin berjalan sendirian, akhirnya dia pun mengajak adiknya untuk ikut bersama dirinya. Tak lupa Kinan menyuruh Yasmin untuk memakai masker dan kaca mata.
Mereka berdua pun menuju ke terminal dimana yang sudah direncanakan, Kinan terus saja menggenggam tangan Yasmin, kalau tidak bisa-bisa bayi dugong itu tersesat dan pastinya akan menyulitkan ke dua kakaknya.
"Kakak, dimana Kak Ara?" tanya Yasmin.
"Kita tunggu saja, kamu jangan banyak omong dulu bayi dugong," ucap Kinan.
"Oh, oke Kak," ucap Yasmin menurut karena mencari aman supaya kakaknya tidak marah.
Setelah menunggu selama 20 menit akhirnya Ara menemukan kedua adiknya itu, lalu dia pun memesan tiket bus tapi menggunakan nama samaran. Agar tidak ada yang curiga, seusai membeli tiket mereka pun naik bus.
"Ingat, jangan lepas masker kalian. Karena ini masih belum aman," ucap Ara memberi peringatan kepada kedua adiknya.
"Oke siap," ucap Kinan dan Yasmin secara bersamaan.
Tak butuh waktu lama busnya pun berangkat, mereka bertiga bernafas lega karena sudah aman.
"Maafkan kami Dad, Mom. Tapi kami pergi karena kami tidak mau dijodohkan dengan pria pilihan kalian," gumam Kinan dalam hati.
Mereka bertiga terdiam larut dalam pikiran mereka masing-masing, sebenarnya mereka tidak tega meninggalkan kedua orang tuanya. Tapi mereka juga tidak mau menikah muda apalagi menikah dengan pria yang tidak mereka cintai.
Kinan dan Ara saling tatap karena mendengar suara dengkuran halus, lalu Ara pun menepuk keningnya ketika melihat adik bungsunya sudah terlelap tidur.
"Ya salam, bisa-bisanya dia tertidur," ucap Ara.
"Adik Kakak tuh," celetuk Kinan.
"Adik kamu juga kalo kamu lupa," ketus Ara membuat Kinan cengengesan.
Ini adalah pengalaman pertama mereka naik bus. Selama ini, mereka selalu membawa mobil pribadi saat bepergian. Jadi, tak heran jika mereka kurang nyaman dalam bus.
Udara yang panas, saling berdesakan, dan bau dari bus itu yang kurang nyaman membuat mereka harus susah payah menahan semuanya.
"Kak Ara, AC nya nyalain dong. Panas, nih," ucap Yasmin dengan mata terpejam membuat Ara geleng kepala.
"Heh, bayi dugong. Ingat ini di mana? Bangun, ngelantur mulu nih anak," ucap Ara.
"Yasmin, ada snack nih," ucap Kinan membuat mata Yasmin terbuka lebar.
"Mana snack, Kak? Mana?" tanya Yasmin.
"Di supermarket." ucap Ara dan Kinan secara bersamaan.
"Dih, menyebalkan sekali," gerutu Yasmin.
"Makanya, jadi orang tuh jangan jadi tukang tidur," ucap Kinan.
"Aku sangat mengantuk, Kak. Lagian kenapa panas sekali," keluh Yasmin.
"Yasmin, kamu harus membiasakan hidup sederhana." ucap Ara.
"Tau tuh, bayi dugong. Tapi bener juga sih kenapa AC nya tidak dingin," sahut Kinan yang langsung mendapatkan jitakan dari kakaknya.
"Bercanda kali Kak, sensi amat kayak kodok lagi beranak," ucap Kinan sambil mengelus keningnya.
Ara pun melotot membuat Yasmin dan Kinan langsung terdiam, setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya mereka pun sampai kota tujuan.
"Kita mau kemana lagi Kak?" tanya Yasmin.
"Kita ke sewa hotel satu malam lagi, besok baru kita nyari tempat tinggal." ucap Kinan.
"Baiklah, kita cari hotel terdekat saja." ucap Ara.
Mereka pun baik taksi sambil mencari hotel, karena hari sudah malam jadi mereka akan istirahat terlebih dahulu.
10 menit kemudian, mereka menemukan hotel lalu Ara memesan satu kamar tapi yang family time. Setelah sampai kamar mereka bertiga langsung tepar dan terlelap tidur tanpa mandi terlebih dahulu. Karena naik bus bagi mereka sangat melelahkan bahkan kaki mereka sedikit bengkak. Bahkan barang-barang mereka belum dirapikan sama sekali.