webnovel

Membantu Membuat Kue

Pagi hari ini, Ara terbangun lebih dulu. Dia harus berangkat lebih dulu, sebab tokonya mendapat orderan yang cukup banyak. Ada seseorang yang memesan kuenya untuk acara.

"Ah, untung masih jam lima," gumamnya terbangun setelah shalat subuh.

Segera dia bangun dan membuat sarapan. Kali ini dia hanya membuatkan roti yang diolesi selai saja. Lebih praktis pikirnya.

Ara segera bersiap untuk ke tokonya. Tak lupa dia menuliskan sesuatu di meja makan.

[Kakak harus ke toko dulu soalnya kata Mita ada pesanan cukup banyak, kalian sarapan ini aja, ya. Nanti siang kita makan di luar.]

Ara berangkat ke tokonya dengan taksi online. Namun, ditengah perjalanan tiba-tiba berhenti begitu saja.

"Kenapa, Pak?" tanya Ara.

"Maaf, Mbak, sepertinya mogok. Saya coba cek dulu, ya," ucap sopir diangguki oleh Ara.

Ara melihat hari mulai siang. Gusar, lantaran pasti kedua karyawannya kewalahan.

Dari kejauhan, Keenan melihat seseorang yang dia kenal. Matanya menyipit, memastikan siapa seseorang itu.

"Kucing kecil," gumam Keenan.

'Ada apa dia di tempat sepi seperti ini?' batin Keenan.

Dia segera menancap gas menuju arah Ara.

"Astaghfirullah," kaget Ara saat ada mobil yang tiba-tiba berhenti tepat di depannya.

"Woy, seenak saja berhenti di depan saya," kesal Ara membuat Keenan yang ada di dalam mobil terkekeh gemas.

"Bahkan saat marah kamu masih tetap cantik, kucing kecil," gumam Keenan.

Ara pun mengetuk pintu mobil Keenan karena dia tidak suka dengan pengendara yang ugal-ugalan.

"Woy, buka!" teriak Ara.

Keenan pun dengan santainya membuka kaca mobilnya, sedangkan Ara mematung karena ternyata pemilik mobil itu adalah Keenan.

"Sial, kenapa aku harus bertemu dengan beruang kutub ini," batin Ara.

"Sedang apa kau disini?" tanya Keenan.

"Anu, itu aku sedang mencari taksi. Soalnya taksi yang aku tumpangi mogok," ucap Ara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Naik," ucap Keenan.

Ara yang tidak tahu maksud Keenan pun merasa bingung, sedangkan Keenan semakin gemas dengan tingkah Kucing kecilnya itu.

"Naik atau aku tinggal," ucap Keenan lagi.

"Naik kemana?" tanya Ara dengan polosnya.

"Naik ke mobilku dong, ya kali aku suruh kamu naik pohon," ketus Keenan.

"Siapa tahu kan," gumam Ara pelan namun masih di dengar oleh Keenan.

"Buruan," ucap Keenan.

"Iya-iya sebentar, tidak sabaran amat nih beruang kutub," gerutu Ara.

Ara pun masuk ke dalam mobilnya Keenan lalu Keenan melajukan mobilnya menuju ke toko kue Ara.

Sedangkan, di mansion Kinan yang baru saja bangun langsung bergegas mandi dan setelah itu seperti biasa dia mencari keberadaan kakak sulungnya.

"Kak Ara!" panggil Kinan.

"Kemana perginya Kak Ara, tumben sekali tidak ada di dapur," lanjut Kinan.

"Honey, kamu ngapain ada di dapur?" tanya Kenzo.

"Kepo," jawab Kinan acuh.

Kenzo mengernyitkan alisnya dia heran dengan sikap Kinan. Biasanya Kinan bersikap manis dengan dirinya.

"Honey, kamu sedang datang bulan kah," ucap Kenzo.

"Tidak, aku sedang mencari Kak Ara jadi jangan menggangguku," ketus Kinan.

"Hei, kamu kenapa marah-marah. Apa aku punya salah sama kamu honey," ucap Kenzo menarik tangan Kinan.

"Lepasin, aku mau sarapan dan kau pergi mandi," ucap Kinan.

Kenzo mengingat kesalahan apa yang sudah diperbuat sampai kekasih hatinya marah seperti itu. Sedangkan, Kinan mengambil kertas yang ada di meja makan dan membacanya.

"Jadi, Kak Ara sudah ke toko, apa aku bantuin Kak Ara aja kan kasihan," ucap Kinan.

"Kak Kinan dipecat kakak ipar kah?" tanya Yasmin yang tiba-tiba muncul.

Kinan yang terkejut langsung mengetuk dahi Yasmin menggunakan sendok. Kinan sangat gemas dengan adiknya yang lemot itu.

"Bayi dugong, mana berani Kenzo pecat pegawai yang paling berharga di perusahaannya," jawab Kinan sambil memakan roti selai.

Yasmin yang masih kesakitan masih saja mengelus dahinya.

"Tega-teganya Kakak menyakiti dahi malangku ini," ucap Yasmin cemberut.

"Diamlah, kamu terlalu berisik," sahut Kinan sambil menyumpalkan sepotong roti pada mulut Yasmin.

Yasmin semakin kesal namun memilih Tak melakukan apapun. Karena ia tahu tak akan ada gunanya jika berdebat dengan kakaknya.

"Dek, nanti kamu kuliah jam berapa? Kakak mau ke toko kue bantuin Kak Ara," tanya Kinan dengan raut serius.

"Siang Kak, Yasmin ikut yaaa daripada gabut," jawab Yasmin sambil memakan roti selai nanas kesukaannya.

Kinan pun hanya menanggapinya dengan anggukan. Sedang Kenzo yang sudah selesai bersiap-siap bingung melihat Kinan yang belum bersiap-siap.

"Honey, kamu kok belum siap-siap?" tanya Kenzo lembut.

"Aku hari ini izin ya, aku mau bantuin Kak Ara di toko. Katanya ada pesanan super banyak hari ini. Bolehkan Honey," izin Kinan dengan puppy eyes andalan.

Kenzo yang melihat monster betinanya begitu imut pun tak dapat menolak. Kinan yang berhasil mendapatkan izin langsung berlari bahagia ke kamarnya untuk bersiap-siap ke toko kue.

"Kakak ipar, apa kau tidak terlalu memanjakan Kak Kinan?" tanya Yasmin yang masih belum selesai sarapan.

"Tidak. Kamu anak kecil tahu apa memangnya," jawab Kenzo sambil berlalu setelah mengambil roti selai miliknya.

"Ish! Menyebalkan," dengus Yasmin sambil melihat Kenzo yang hendak berangkat ke kantor.

Tak selang berapa lama, Kinan memanggil Yasmin yang masih sarapan.

"Dek! Ayo buruan!" Teriak Kinan dari ruang tamu.

"Sebentar Kak!" sahut Yasmin tak kalah nyaring.

Yasmin yang baru saja selesai sarapan langsung lari tunggang-langgang menuju kamarnya mengambil keperluan kuliahnya karena Yasmin malas jika harus pulang dulu nanti.

"Lama banget, sih," gerutu Kinan.

"Sabar elah, Kak," ucap Yasmin.

"Kamu mau pindahan, Dek?" tanya Kinan dengan sedikit terbahak, membuat Yasmin mencebik.

Kinan dan Yasmin segera ke toko kue, mereka berdua ingin membantu kakaknya. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di sana.

Saat sampai di sana, bukannya melihat kakaknya sibuk dengan alat-alat dapur. Mereka malah melihat pemandangan yang cukup mencengangkan, yang mana Ara dan Keenan tengah bermain tepung.

"Astaga," pekik Kinan membuat Yasmin mengernyitkan dahi.

"Apa sih, Ka-. Ya ampun, tolonglah aku yang masih kecil dan imut ini," gumam Yasmin dengan nada yang dramatis.

Keduanya langsung masuk, bisa-bisa pesanan tak selesai-selesai jika Ara dan Keenan bermesraan.

Di sisi lain, Ara dan Keenan terus saling colek tepung tanpa ada yang mengalah.

"Dasar beruang kutub, rasakan ini," ucap Ara sambil mengoleskan tepung ke pipi Keenan.

"Hei, kucing kecil. Rasakan ini juga," ucap Keenan tak mau kalah. Sampai deheman seseorang menghentikan aktivitas keduanya.

"Ehem!"

"Mau sampai kapan begitu? Sampai sore? Pantesan nggak selesai-selesai, kalian malah uwu-uwuan," ledek Kinan.

"Heh, mana ada begitu, Kakak lagi bikin kue juga," dalih Ara.

"Ah, Ara, saya harus segera ke kantor," pamit Keenan diangguki oleh Ara.

"Thanks." Keenan hanya tersenyum tipis. Kinan dan Yasmin melongo dibuatnya, sejak kapan beruang kutub bisa tersenyum, pikir mereka.

"Udah-udah, kalian mau bantuin Kakak 'kan? Ayo cepat," ucap Ara yang sedangkan Kinan dan Yasmin mencibir ucapan Ara. Dari tadi kenapa tak segera membuat kue, malah berdua-duaan dengan beruang kutub. Untungnya, dua karyawannya tengah di luar.

Setelah drama di dapur, Ara, Kinan, dan Yasmin segera menyelesaikan pesanan kue yang banyak itu. Meskipun banyak dan melelahkan, tetapi mereka bersyukur lantaran usaha yang mereka bangun dari nol bisa berjalan dengan lancar.

Ara dan Kinan awalnya menyuruh dua karyawannya untuk mengantarkan pesanan, tetapi karena toko yang sedang ramai. Akhirnya, Ara dan Kinan sendiri yang mengantarkan pesanan. Sedangkan Yasmin, gadis lemot itu sudah berangkat ke kampusnya lima belas menit yang lalu.