webnovel

Jalan-jalan(Part 2)

Ara melanjutkan perjalanannya menuju stand es krim. Dia memilih abai dengan keberadaan si beruang kutub toh juga dia tidak akan mengenali, pikirnya.

Satu sisi, Keenan yang tengah mengantre hanya menghela napas betapa ramainya stand es krim ini. Memang, di sini es krimnya sangat enak makanya banyak yang berminat.

"Kalo bukan karena Mom, mana mau aku antre. Lama lagi," gumam Keenan.

Keenan tidak sengaja menangkap sosok yang mirip kucing kecilnya, yaitu Ara. Dia menajamkan penglihatannya memastikan bahwa dia benar-benar Ara, dan iya memang dia adalah Ara.

"Ah, rupanya kamu di sini juga kucing kecil," ucap Keenan tersenyum tipis.

Sedangkan yang tengah dilihat pun ikut merasa.

"Lihatin siapa sih, dia? Aneh. Tau ah," ucap Ara.

Tiba waktunya Ara yang mendapat giliran. Dia memesan dua cup es krim rasa cokelat sesuai kesukaan Ara dan Yasmin, serta satu cup es krim rasa pisang sesuai kesukaan Kinan.

Saat akan membayarnya, Ara mengernyit heran. Ternyata es krim itu gratis. Ara hanya ber'Oh' ria saja. Dalam pikirnya terbesit jika beruang kutub itu yang sudah membayarnya.

"Sudah kuduga," ucap Ara saat melihat Keenan menatapnya dari kejauhan dengan tersenyum tipis. Ara ikut tersenyum di balik cadarnya.

"Thanks," lirihnya, lalu dia melenggang menuju tempat kedua adiknya.

Ara melihat adiknya seperti orang hilang karena terlalu lama menunggu, membuat Ara terkekeh.

"Ini es krimnya." ucap Ara sambil menyodorkan dua buah es krim.

Dengan cepat Yasmin dan Kinan mengambil Es krim dari tangan sang kakak, sedangkan dari kejauhan Keenan tersenyum tipis melihat kekompakan kakak dan adik itu.

Entah kenapa dia sangat tertarik dengan kucing kecilnya itu, padahal selama ini dia tidak pernah jatuh cinta dengan wanita kecuali Mommynya. Bahkan, jodoh pun orang tuanya yang mencarikan untuknya.

Kembali ke trio gesrek, ponsel Kinan berbunyi lalu Kinan mengambil ponselnya dan membaca pesan.

(Honey, kamu dimana. Aku datang kerumah kamu tapi sepi)

Kinan begitu malas dengan ocehan Kenzo, dia ingin menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan kedua saudaranya. Kinan pun memilih mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggu.

"Siapa Kak? Kakak nggak mau es krimnya? Ya sudah, biar aku yang makan punya Kakak,"ucap Yasmin sambil mengambil es krim Kinan.

Kinan yang mengetahui akal bulus adiknya itu sengaja pura-pura melihat sesuatu yang begitu menakjubkan dan menyuruh Yasmin untuk melihatnya juga. Apalagi di setiap meja food court terdapat mayones dan saos sambal.

"Dek, mau Kakak suapin nggak?" tanya Kinan pada Yasmin yang perhatiannya masih teralihkan.

Yasmin pun mengangguk setuju dan membuka mulutnya. Sedang Kinan tersenyum mendapati adiknya yang masuk kedalam perangkapnya.

"Yeksss, ini apa Kakkkk," tanya Yasmin sambil memuntaahkan benda dalam mulutnya pada tisu.

Yasmin yang tak menyukai mayones langsung kesal dengan kelakuan kakaknya yang iseng itu.

"Cih, menyebalkan. Bukankah kau tau jika aku ini terlalu mencintai mayones miskah," ucap Yasmin dengan kesal.

Kinan hanya tertawa puas melihat Yasmin yang sedang kesal. Yang mana berarti misinya berhasil.

"Hei, salahkan saja mayones yang nangkring disitu. Aku hanya ingin melindungi es krimku dari adik laknat sepertinya," jawab Kinan sambil tertawa.

Tanpa mereka sadari, suara tawa Kinan menarik perhatian orang-orang disekitar mereka. Bahkan ada yang mendekat pada Ara menawarkan bantuan untuk membuang kedua adiknya yang urat malunya sudah putus itu.

"Permisi Mbak, dari tadi saya liat mbaknya tertekan sekali. Kalo boleh, saya ingin membantu membuang kedua orang itu ke tong sampah terdekat mbak," ucap seorang pengujung yang duduk di meja sebelah Ara.

"Ah, terima kasih loh Mas. Kalo bisa buang ke Amazon aja Mas. Saya juga empet liat mereka berdua," jawab Ara sekenanya.

Yasmin dan Kinan yang mendengar obrolan Ara pun langsung terdiam. Karena mereka tak mau jika mereka dibuang ke Amazon.

"Hei, Kakak durjanaku yang paling galak sejagat raya. Jika kamu membuang kami, kamu akan sangat kesepian pastii," Kinan menimpali dengan tatapan garangnya.

Ara tertawa melihat adiknya cemberut, setelah makan mereka memutuskan untuk nonton, memang sudah lama juga mereka tidak nonton bioskop. Namun, sialnya Yasmin malah mengajak mereka nonton animasi seperti anak kecil.

"Kenapa harus animasi," gerutu Kinan.

"Sudahlah, Kak Kinan jangan berisik cepat bagi uangnya aku akan membeli tiket," ucap Yasmin dengan entengnya.

"Untung sayang," ucap Kinan sambil memberikan uang kepada Yasmin.

Belum juga Yasmin membeli tiket tiba-tiba Ara melihat daddynya yang sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"What the hell, itu Daddy." ucap Ara panik.

Kinan dan Yasmin pun terkejut melihat daddynya berada disitu. Dengan cepat Kinan mengajak kakak dan adiknya pergi untuk bersembunyi.

"Kenapa Daddy ada disini? Apa Daddy sudah tahu keberadaanku," batin Kinan yang merasa heran karena dia sudah menghapus semua jejak agar daddynya tidak bisa menemukan mereka.

"Kak, aku sangat merindukan Daddy," ucap Yasmin dengan wajah sendunya.

"Tidak hanya kamu Dek, Kakak pun sangat merindukan Daddy," batin Ara yang bisa melihat daddynya dari jarak jauh.

"Kamu yang sabar ya, tunggu Daddy membatalkan perjodohan kita, baru kita bisa pulang," ucap Ara memeluk adik bungsunya.

Hati Kinan sakit melihat si bungsu sedih tapi mau bagaimana lagi, dia juga tidak mau menikah muda karena dia yakin cinta pertamanya akan kembali.

"Dek, habis ini kamu sama bayi dugong pergi dari sini, ya. Usahakan jalannya biasa aja, jangan sampai terlihat mencurigakan. Kalian ngerti, kan?" tanya Ara.

"Iya, kak," ucap keduanya.

"Terus Kakak gimana?" sambung Kinan.

"Iya, Kak Ara gimana? Kenapa nggak bareng aja, sih, nanti biar bisa bareng-bareng," ucap Yasmin sedikit khawatir.

Ara tersenyum, "Kamu tenang aja, nanti Kakak nyusul. Kita ketemu di lobby, oke?" Kinan dan Yasmin mengangguk, walau sebenarnya berat meninggalkan Kakaknya sendirian. Namun, harus bagaimana lagi memang sudah risikonya begini.

Kinan dan Yasmin beranjak meninggalkan Ara. Mereka berdua berjalan seolah tidak ada apa-apa, meski hatinya ketar-ketir lantaran takut ketahuan Daddynya.

"Sorry, Dad," gumam Kinan saat melewati Daddy Heri.

"Daddy," lirih Yasmin.

Keduanya melenggang begitu saja menuju lobby.

Sedangkan Ara, dia langsung mengikuti sang adik. Namun, naasnya,

Bruk.

Daddy Heri tidak sengaja menabraknya, hingga menyebabkan ponsel milik Dad nya jatuh. Sontak saja Ara langsung mengambilnya dan memberikan ponsel itu kepada Dad nya.

"Ah, maaf, Mbak. Saya tidak sengaja," ucap Daddy Heri. Ara hanya menganggukkan kepala, lalu segera pergi sebelum Dad nya mengetahui dirinya. Dia saja menunduk, tidak berani menatap sang Daddy.

"Terima kasih," ucap Daddy Heri setelah Ara melenggang.

"Maaf, Dad. Ara rindu," lirih Ara dengan air mata yang menetes. Buru-buru dia berjalan cepat ke lobby, dia tidak ingin kedua adiknya menunggu lama, bahkan khawatir.

"Kalian di mana, girls. Perasaan tadi aku melihat kalian ada di sini, tapi kenapa tidak ada," gumam Daddy Heri.

"Mungkin halusinasiku saja," sambungnya lalu beranjak meninggalkan tempat ini.