webnovel

Bersaing dengan Wanita Kaya Raya untuk Memperebutkan Batu Giok (3)

Editor: Wave Literature

Tong Lu merapatkan bibirnya erat-erat. Harapannya seolah pupus begitu saja. Hatinya bagaikan hancur berkeping-keping. Dia hanya memiliki uang 10 juta Yuan saja. Entah bagaimana dia mampu untuk bersaing dengan wanita kaya raya berkulit putih mulus bak porselen itu, namun dia juga tidak rela untuk melepaskan peninggalan ibunya yang telah dicarinya selama bertahun-tahun itu. Barang berharga yang mengingatkannya pada mendiang ibunya itu kini berada di depan matanya, jadi bagaimana mungkin dia dapat melepaskan batu giok itu begitu saja.

Akhirnya Tong Lu mengumpulkan segenap keberaniannya dan bangkit berdiri. Dia berjalan ke depan Xu Jing dan menundukkan kepalanya dengan penuh hormat, katanya dengan memelas, "Nona Xu, batu giok itu sangat berharga bagiku. Apakah Anda bisa merelakannya untukku?"

Namun bukan Xu Jing namanya jika mengalah begitu saja. "Saya rasa tidak akan ada gunanya jika Anda memohon pada orang lain akan sesuatu yang Anda inginkan. Jika Anda dapat menawar lebih tinggi lagi, maka batu giok itu akan menjadi milik Anda. Namun jika tidak, bukankah hal itu jelas menunjukkan bahwa Anda tidak layak untuk memilikinya?" ucapnya sambil menatap Tong Lu dengan angkuh.

Sejak kecil, Xu Jing telah dididik dengan didikan kelas atas, oleh karenanya, dia memiliki pembawaan yang bermartabat dan tenang. Cara bicaranya tetap terdengar anggun walaupun sebenarnya dia sedang menyakiti hati seseorang dengan perkataannya yang tajam tersebut. Dengan santai dia menyeruput anggur merahnya, lalu tersenyum melihat ekspresi gadis yang ada di hadapannya itu.

"Betul sekali. Nona, asal tahu saja, Xu Jing merupakan calon nyonya besar dari penerus Leng Group. Dia bisa saja mengeluarkan berapapun nominal yang dia inginkan untuk mendapatkan batu giok tersebut. Sebaiknya nona jangan berani-berani menyinggung perasaannya jika Anda masih ingin tinggal di negara ini kedepannya," ujar seorang gadis muda yang duduk di sebelah Xu Jing, berusaha memperingati Tong Lu.

Tong Lu menggertakkan giginya menahan segala perasaan yang bergejolak dari dalam dirinya. Dia sama sekali tidak ingin bersaing dengan wanita kaya raya ini, namun batu giok itu merupakan peninggalan satu-satunya dari mendiang ibunya. Melihat batu giok itu akan menjadi milik orang lain, sama saja seperti melihat kenangan akan mendiang ibunya dirampas secara paksa dari dirinya.

Leng Group? Jadi Nona Xu adalah calon pendamping Leng Yejin? Bukankah artinya dia adalah calon iparku? Gumam Tong Lu begitu mendengar tentang Leng Yejin.

Sebulan yang lalu, Tong Lu dipaksa untuk bergabung dengan keluarga Leng. Saat itulah dia baru mengetahui bahwa mendiang suaminya adalah anak yang tidak sah dari keluarga terpandang. Setelahnya, dia mengetahui bahwa Shanshan memiliki seorang paman yang bernama Leng Yejin. Pria itu tampaknya yang disebut-sebut sebagai penerus perusahaan keluarga berskala nasional, Leng Group. Walaupun demikian, orang-orang di keluarga Leng tampak tidak menyambutnya dengan baik. Mereka terus-terusan mengabaikan keberadaan dirinya, namun di sisi lain tidak memperbolehkan dirinya dan Shanshan meninggalkan tempat itu. Sedangkan untuk Leng Yujin sendiri, dia belum pernah sekalipun melihat bagaimana perawakan pria muda itu.

Banyak orang yang berkata bahwa Leng Yujin sangat sibuk sehari-harinya. Segala yang berurusan dengan keluarga Leng dan perusahaan, semuanya harus sepengetahuannya. Jika pria itu tidak sangat sibuk, mungkin saja Tong Lu sudah dikenalkan dengan Xu Jing, sehingga wanita itu mau merelakan batu giok itu untuknya, mengingat mendiang suaminya yang telah tiada.

Tong Lu mulai putus asa sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mencoba peruntungannya dengan memberitahukan identitasnya pada wanita kaya raya tersebut. "Nona Xu, sebenarnya aku…" 

Belum sempat Tong Lu menyelesaikan kalimatnya, Xu Jing sudah terlebih dahulu memotong perkataannya dengan tidak sabaran, "Kalau kamu ingin membawa pulang batu giok itu, naikkan saja nominal penawarannya. Jangan membuang-buang waktu seperti ini. Aku paling benci dengan orang-orang seperti Anda yang tidak tahu diri seperti Anda." Ucapannya terdengar ketus dan tidak peduli.

Tong Lu mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya. Dia tidak bisa lagi menaikkan nominal penawaran tersebut karena tidak memiliki uang lebih dari nominal yang diajukannya tadi. Sangat terlihat raut keputusasaan pada wajahnya saat ini, matanya pun terlihat redup dan lesu. Dia telah kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan batu giok itu. Dan tidak ada jalan lain yang dapat ditempuhnya kecuali berusaha menerima kenyataan yang ada.

Di sekitar Tong Lu terdengar suara ejekan dan bisikan-bisikan yang tidak ada hentinya. "Kan sudah aku katakan sebelumnya. Jangan coba-coba mau menyaingi Nona Xu. Memangnya sedang bermimpi? Bagaimana mungkin ada orang yang dapat menandingi harta wanita itu."

Sindiran demi sindiran terdengar menusuk telinga Tong Lu. Dia mencoba untuk mengabaikannya, akan tetapi suasana hatinya saat ini sangat sulit untuk menjadi tenang. Dia bukannya kesal karena bisikan-bisikan itu ataupun uangnya yang tidak cukup, melainkan menyalahkan dirinya sendiri bagaimana dia tidak berhati-hati sehingga sampai menghilangkan benda berharga tersebut. Bahkan sekarang dia tidak mampu menebus kembali batu giok itu. Entah apa yang harus diperbuatnya jika ibunya kecewa padanya dari atas sana.

Tiba-tiba, dari atas panggung terdengar sebuah suara dari pembawa acara yang menyadarkan Tong Lu dari lamunannya. "Siapa lagi yang ingin menawar? Dua puluh juta satu kali... Dua puluh juta dua kali..." ucap pembawa acara itu mulai menghitung sampai ketiga, jika tidak ada lagi yang ingin menawar, maka batu giok itu akan resmi jatuh ke tangan Xu Jing sebagai penawar tertinggi.

Namun, siapa yang menyangka jika tiba-tiba terdengar sebuah suara lantang dari belakang ruangan. "Aku akan membelinya dengan harga seratus juta Yuan!" 

Sontak hal itu menimbulkan kegaduhan dan ribut-ribut pada peserta lelang tersebut. Orang-orang yang awalnya begitu hening melihat perselisihan antara Xu Jing dan Tong Lu, kini mulai berbisik-bisik satu dengan yang lainnya.

Seratus juta Yuan? Siapa yang begitu angkuhnya sampai berani menawar dengan nominal yang sebesar itu? Apakah aku baru saja berhalusinasi? Batu giok tua seperti itu, mana mungkin dinilai seharga seratus juta Yuan? Batin Tong Lu keheranan.

Seluruh orang yang berada di ruangan lelang tersebut terlihat sibuk mencari-cari dari mana sumber suara tersebut. Ketika seorang pria melangkah ke arah panggung, semua mata terlihat terpaku ke arah pria tersebut. Seorang pria dengan wajah maskulin yang mengesankan, melangkah dengan penuh percaya diri ke arah panggung. Kakinya yang begitu jenjang secara otomatis menambah ketampanannya yang luar biasa. Seperti matahari yang menyilaukan, membuat semua orang yang berada di dekatnya seolah berubah menjadi abu.

Di belakang pria itu, tampak diikuti oleh puluhan pria berjas hitam. Pria-pria itu semuanya berwajah angkuh dan tegas seperti tuan mereka, seolah-olah tertular aura dari tuan mereka yang berjalan di depan.

Ternyata dia orangnya! Leng Yejin, penerus mega perusahaan Leng Group!