Dua kotak besar yang dibawa oleh beberapa prajurit diletakkan di depan Raja Julies. Kemudian dengan perintahnya, para prajurit membuka kotak tersebut.
Kemudian dua senjata yang terlihat sangat mendominasi. Salah satunya adalah sebuah tombak sepanjang 2 meter dengan ukiran naga dan yang lainnya adalah sebuah kapak raksasa berwarna merah cerah.
Tombak tersebut diberi nama sesuai pemilik sebelumnya yaitu Bollone. Tombak sepanjang 2 meter tersebut telah menemani Bollone dari seorang petualang biasa menjadi pahlawan hebat bagi kerajaan dan menjadi salah satu dari 3 sosok paling dikagumi.
Tombak itu ditempa dari tulang naga yang dia temui secara tidak sengaja pada petualangannya di hutan, setelah dibentuk sebagai tombak, aura naga yang sangat mendominasi selalu membuat musuh ketakutan hanya dengan melihatnya.
Kemudian, ketika berbagai kota di kerajaan menderita akibat serangan mayat hidup, Bollone dan dua sahabatnya bergegas pergi dan dengan sengit melawan mayat hidup di berbagai kota.
Prestasinya yang sangat membanggakan itu menjadikan Bollone sebagai panutan bagi para petualang saat ini.
Berbeda dari tombak Bollone, kapak raksasa memiliki cerita lain.
Nama kapak raksasa itu adalah Gartner, sesuai nama penempa kapak tersebut. Dia menghabiskan beberapa tahun hingga akhirnya mahakarya paling membanggakannya itu lahir, akan tetapi tidak ada yang tertarik pada kapak tersebut karena besar dan beratnya.
Bertahun-tahun lamanya kapak tersebut terus terpajang tanpa ada seseorang yang membawanya pergi. Tidak ada yang tertarik pada senjata buatannya karena semua orang lebih tertarik untuk menggunakan pedang atau tombak dan senjata lain ketimbang kapak besar seperti itu.
Hingga suatu hari ketika di penghujung usianya, Gartner melihat seorang pria bernama Gallian datang dan melihat kapak tersebut dengan antusias, tapi Gallian mengurungkan niatnya untuk membeli karena dia merasa pasti kapak itu sangat mahal, uangnya tidak akan cukup untuk membeli.
Melihat ada yang tertarik pada kapak buatannya, Gartner dengan murah hati memberikannya secara percuma dan berharap Gallian bisa memanfaatkan kapak itu dengan bijaksana.
Gallian sangat senang dan dengan mudah menerima pemberian Gartner.
Beberapa tahun kemudian, legenda seorang pria dengan kapak raksasa yang sangat ikonik melegenda dalam kerajaan. Galian, Bollone, dan seorang pendekar pedang berjuang menumpas bencana mayat hidup dan berhasil menyelamatkan banyak kota-kota.
Saat ini, hampir dibanyak tempat patung mereka bertiga dibangun untuk diingat semua orang atas jasa yang pernah mereka lakukan. Termasuk di lorong yang sebelumnya Budi lewati juga memiliki patung mereka bertiga.
Namun, sampai saat ini hanya satu senjata yang sudah mendapatkan pemiliknya, sedangkan kapak Gartner dan tombak Bollone masih tanpa pemilik.
Bukannya tidak ada yang berniat untuk memilikinya, tapi prasyarat yang diberikan untuk penerus senjata itu terlalu keras. Setidaknya orang yang ingin mendapatkan senjata itu harus bisa mengerahkan setengah dari kekuatan senjata tersebut, dan ini bukan hal yang mudah.
Terbukti dari masih kosongnya pemilik kedua senjata itu.
Di sisi lain, Budi yang mengawasi situasi kembali berpikir untuk menebak apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
Kali ini kapak dan tombak, apakah mereka ingin aku menggunakan salah satu dari dua senjata itu untuk bertarung? Tidak mungkin, dua senjata itu terlihat sangat berat.
Tapi Budi memikirkannya, apakah akan ada keajaiban seperti dia tiba-tiba bisa memiliki kekuatan untuk bertarung menggunakan senjata itu ketika menyentuhnya, lagipula ini adalah dunia dengan sihir, kan? Keajaiban seperti ini seharusnya tidak sulit untuk terjadi.
Dengan pemikiran itu Budi melangkah dan mencoba untuk mengangkat tombak dari dalam kotak.
Tapi, tombak itu tidak bergerak sedikit pun.
Sial! ini sangat berat!
Jelas orang-orang di sekitar melihat situasi ini dan tahu apa artinya.
Pahlawan ini sangat tidak bisa diandalkan.
Bisa dikatakan hasil ini juga dapat dikatakan sangat mengejutkan, meskipun bukan dalam aspek positif.