webnovel

Tiba-tiba ke Dunia Lain (Indonesia)

Penerus Black Steel (Baja Hitam) termuda, Kitarou dan Destruction Witch (Putri Penyihir Kehancuran), Elizabeth Lou Felix IV. Mereka adalah musuh rival bebuyutan di antara kedua wilayah yang saling bertikai di medan peperangan. Hingga suatu hari kejadian misterius tiba-tiba menimpa mereka ketika dalam pertarungan hebat antara Black Steel dan Destruction Witch. Mereka tiba-tiba di panggil oleh seseorang ke Dunia Lain (isekai) di sana mereka harus bertahan hidup dan bersekutu untuk mencari cara agar bisa kembali kedunia asal mereka yang masih bertikai. Namun, hal tersebut tidak membuat perseteruan di antara mereka berakhir sampai di situ. Akankah mereka berhasil kembali ke dunia asal mereka? dan perseteruan di antara mereka berakhir? 100% Karya asli penulis Indonesia, berbentuk "Light Novel" sangat bagus untuk dibaca bagi semua audiens.

AuthorFantasy · Fantasia
Classificações insuficientes
20 Chs

Retrospection 01 - Harapan dan Impian sang Penerus «Black Steel».

BAB 1 ¦ Retrospection 01 - Harapan dan Impian sang Penerus «Black Steel».

Selama beratus-ratusan tahun, dunia telah terpecah belah antara Kekaisaran Shin, Path the Chastity (secara literal berarti "Jalan Kesucian"), dan Kedaulatan Felix, Paradise the Witch (secara harfiah berarti "Surga sang Penyihir"). 

Tanpa akhir dan tujuan yang jelas, tampaknya peperangan akan terus berlanjut selama beberapa abad lagi. Tanah air mereka masing-masing telah terlibat dalam perang yang berkelanjutan lebih dari seabad. Di Kekaisaran, para penyihir astral ditangkap tanpa belas kasih dan diperlakukan sebagai tawanan perang tanpa memandang jenis kelamin, harkat dan usia mereka—namun, terlahirlah Penerus Black Steel (secara harfiah berarti "Baja Hitam") termuda di zamannya yang mampu menciptakan perdamaian Path the Chastity, di tanah Kekaisaran Shin.

Penerus Baja Hitam, adalah seorang pemuda Ksatria cinta perdamaian yang membenci peperangan dan hanya tahu cara bertarung. Namun, Baja Hitam mempunyai ambisi besar dalam mengakhiri medan perang. Dengan pedang suci kembarnya «Claymore» Perak dan Hitam.

Sebelum, Kitarou Shin diwarisi sebagai Penerus Baja Hitam termuda. Pada awalnya, dia hanyalah seorang anak biasa yang hidup sendirian tanpa kedua orang tua sejak usia masih 7 tahun.

Ayahnya bernama "Kintarou Shin", seorang Ksatria "Black Steel" dengan pedang sucinya «Claymore» warna Hitam—sedangkan. Ibunya bernama "Sisbelia Chastity", seorang Putri Bangsawan dan Ksatria tangguh "Holy Swordman" yang telah banyak mengalahkan para penyihir dengan pedang sucinya «Claymore» warna Perak keemasan. Kedua pedang suci «Claymore» Perak dan Hitam merupakan pedang kembar (berbeda bentuk) dibuat spesifik secara diam-diam oleh Dewan Kekaisaran (para petinggi yang memiliki kekuasaan tertinggi terhadap Kekaisaran) untuk sepasang kekasih dan terpisah akibat peperangan hebat yang terjadi berabad-abad sebelumnya.

Kintarou Shin digambarkan sangat mirip dengan anaknya, dan mereka memiliki sejumlah persamaan.

Dikatakan bahwa Kintarou merupakan salah satu orang terhebat yang dihasilkan tanah Kekaisaran, dengan bakat alami yang sangat jarang ditemukan. Selain itu, Kintarou mengembangkan dan menciptakan teknik seni bela diri pedang yang tidak pernah ada sebelumnya. Selain itu, Kintarou merupakan pendekar pedang yang bertarung di garis depan. Dengan kemampuan teknik seni bela diri pedang dan vitalitas[2]nya, dia mampu mengalahkan para penyihir astral tanpa luka gores sedikitpun. Kemampuan teknik pedang membuatnya dirinya dijuluki sebagai "Black Steel" atau Si Baja Hitam karena salah satu teknik pedang yang sering digunakan mampu menebas dan melenyapkan kekuatan astral dalam sekali tebas dengan kecepatan 0,3 detik, dan memiliki keterampilan dalam vitalitas.

Sisbelia Chastity adalah Wanita Bangsawan yang berasal dari Negara Path the Chastity mencakup berbagai wilayah kekuasaan termasuk, tanah Kekaisaran. Di sisi lain, Sisbelia merupakan seorang Ksatria wanita sombong dan suka meremehkan bakat orang lain, alasannya karena dia merasa lebih kuat dan berpotensi. 

Sebagian besar masa muda Sisbelia penuh dengan pertempuran dalam perang. Hal ini membuatnya mencari sebuah "perdamaian" setiap hari. Pada usia muda dia dikirim ke tanah Kekaisaran dan terdaftar di Akademi.[1]

Di Akademi, Kintarou dan Sisbelia secara kebetulan pertemuan antara Black Steel dan Holy Swordman terjadi di tempat yang bersamaan.

Selain Kintarou yang merupakan ahli dalam seni bela diri pedang di tanah Kekaisaran, Sisbelia juga memiliki potensi yang tidak lebih atau kurang dalam keterampilan menguasai teknik pedang dan cara bertarung.

Ingin membuat kesan pertama yang kuat, dia menyatakan kepada seorang "Black Steel" bahwa dia menantang si Baja Hitam yang terbilang mahir dalam seni bela diri untuk saling beradu pedang dan membuktikan siapa yang terkuat di antara mereka.

Di masa mudanya, Sisbelia dan Kintarou merupakan rival atas seorang Ksatria pendekar yang melindungi kedamaian. Namun, sejak pertama kalinya Sisbelia tergerak dengan cara bertarung Kintarou dalam menghadapi musuhnya dengan serius, dan Kintarou terpikat oleh kecantikan sang Putri bangsawan. 

Setelah menginjak kedewasaan, mereka pada akhirnya, saling mencintai dan menikah. Setahun kemudian, mereka melahirkan seorang putra pertama yang dinamakan, Kitarou. 

Demi melindungi kedamaian Path the Chastity, dari para penyihir. Sisbelia dan Kintarou membulatkan tekadnya dan mewariskan kata-kata terakhir untuk anaknya—lalu meninggalkannya berangkat menuju medan pertempuran di Ibukota Kekaisaran. Namun, ketika perang besar itu terjadi.. sangat disayangkan hidup mereka berakhir bersama, setelah terbunuh oleh Ratu Destruction Witch (secara harfiah berarti "Ratu Kehancuran"), Annabelle Lou Felix III.

Sisbelia dan Kintarou telah menyadari dari awal, kalau mereka pasti tidak akan pernah kembali. Sebagai gantinya, mereka mengatakan sebuah kalimat terakhir pada anaknya (Kitarou) dan menyerahkan seluruh gelarnya sebagai penerus "Black Steel" termuda.

Ibu Kitarou, mendekati anaknya menurunkan lutut kakinya ke lantai secara perlahan, dan bersimpuh mengarah pada anaknya. Meletakkan kedua tangannya di antara bahu Kitarou. 

Wajahnya begitu manis bercampur aduk dengan kepahitan. Ibunya tersenyum kecil dengan tatapan memelas.

"Kitarou, kamu adalah anak yang kuat, baik, pemberani dan memiliki kepercayaan. Di tengah-tengah pergerakan dan kekacauan, pertahankan ketenangan di dalam dirimu. Kamu juga harus selalu berpikir positif, bukan berarti kamu harus mengabaikan situasi yang kurang menyenangkan, melainkan lebih ke menghadapi ketidaknyamanan dengan cara yang lebih positif dan produktif. Dan kamu harus optimis! Dan, rajin-rajinlah belajar agar masa depanmu nanti cerah. Dan...", pembicaraan terhenti sejenak, setetes air matanya jatuh melalui celah-celah pipi. 

Kedua matanya terpejam, seakan-seakan menahan emosinya untuk beberapa waktu kedepan. Tekanan emosi intens yang dikeluarkan melalui tangisan juga menyebabkan napas memendek. Saluran udara antara hidung dan paru-paru menyempit dan mengalami perubahan.

Dengan sangat berat perasaannya, Ibu Kitarou tersengguk memaksakan untuk melanjutkan kata-katanya.

"Dan... kamu harus mandi 3 kali sehari, ... makanlah yang banyak selagi ada dan cepat tumbuh besar. Dan... satu hal lagi, jika kamu sudah besar nanti, jangan terlalu pilih-pilih gadis yang nanti kamu sukai, ya? Cukup satu saja." Ibu Kitarou tersenyum pahit.

Kitarou yang baru saja menginjakkan usianya tujuh tahun, tidak terlalu memahami apa yang dikatakan ibunya itu. Dia hanya mendengarkan melalui tatapan polos dan lembut seakan tidak merasakan emosi apapun.

Perlahan Ibunya Kitarou melepaskan genggaman tangan di atas bahu anaknya. Sempat tersenyum kecil, lalu berdiri sembari melemparkan pandangan ke arah Suaminya.

"Mah, setidaknya ayah juga ingin mengatakan hal yang sama dengan ibumu. Dan sedikit menambah saja. Kitarou, kamu akan menjadi dinding bagi tanah Kekaisaran. Namamu itu, Kitarou, mengartikan sebagai seorang pemberani dan pantang menyerah atas kepercayaannya. Kamu nanti akan menjadi generasi Black Steel selanjutnya. Jadi, percayalah pada dirimu sendiri dengan jalan yang kamu ingin tempuh. Ingatlah bahwa harapan dan impian yang ingin kamu raih itu, pasti akan terwujud suatu hari nanti. Sebagai kedua orang tua, ayah dan ibumu juga memiliki suatu harapan dan impian besar terhadap dirimu. Ayah sangat yakin, sebagai penerus Black Steel kalau anakku ini pasti bisa mewujudkan harapan dan impiannya itu. Dan satu hal lagi, jadilah anak yang penurut dan baik mematuhi peraturan jika berhadapan langsung dengan Dewan Kaisar. Karena dia merupakan orang yang agak galak keras kepala, dan terlalu mengerikan...", pembicaraan terhenti, ketika suara dentuman terdengar jelas dari luar. "Mungkin, sudah waktunya." Lanjut Kintarou, sembari menatap ke arah jendela luar.

Kedua orang tua itu masih terlihat muda (sekitar 20 tahun keatas) mengambil seragam pertempuran Kekaisaran berwarna hitam garis tipis biru dan putih perak yang ditenun dengan serat logam emas. Mereka segara mengambil dan memasangnya. 

"..." matanya terbuka lebar, membeku. 

Kitarou hanya bisa diam terpaku. Sambil menyadari keberadaannya sebagai seorang anak normal yang selalu mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya dan hidup dalam dunianya sendiri tanpa mengenal peperangan. 

"Ibu? Ayah!?"

Hatinya seakan tergoyah ketika melihat kedua orang tuanya membelakangi dirinya dengan penutup properti seragam pertempuran Kekaisaran, yaitu Jubah putih bergaris tipis biru di sertai desain elegan «Mega mendung»[1] dan masing-masing pedang digantung di sabuk pinggulnya—memiliki kesan bahwa mereka adalah seorang Ksatria pendekar. Dalam satu kibasan jubah, bersamaan mengeluarkan suara "bush" seperti angin yang baru menghembus di udara. Mereka melompat keluar melalui jendela berpintu dua yang terbuka lebar menghadap Ibukota.

Sebelum melompat keluar dari jendela yang terbuka, Kintarou dan Sisbelia sempat mengucapkan kalimat yang merupakan ini adalah kata-kata terakhir mereka.

"Maafkan kami.. ya, Kitarou? Mungkin setelah ini, banyak orang yang akan membenci dirimu." Kata Sisbelia dengan raut di jidatnya sedikit berkerut.

"Ayah sangat yakin, kalau kamu nanti akan melakukan sesuatu demi dunia ini." Kintarou mengatakan kalimat itu dengan sangat meyakinkan pada anaknya.

Untuk sesaat suara Detusan!—dari senapa mesin mekanik dan suara—Mendebar! saling membentrok dengan bunyi ledakan yang terjadi secara bersamaan. Ledakan yang berlokasi di kawasan Ibukota itu mengguncangkan seluruh kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warga.

Sebuah ledakan yang menyebabkan gelombang tekanan di tempat lokal di mana ia terjadi. Dikategorikan ledakan sebagai deflagrasi jika gelombang tersebut adalah subsonik dan detonasi jika gelombang tersebut adalah supersonik (gelombang kejut). 

Debar!—Kepulan asap berwarna oranye membumbung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Itu adalah lokasi bendungan penyimpanan «Amonium nitrat»[3] Kekaisaran yang stabil dalam larutan padat, cair, atau padat. Namun, itu bisa menjadi kurang tahan terhadap ledakan atau inisiasi karena adanya kontaminasi atau pada paparan suhu tinggi, misalnya terkena api atau panas radiasi.

Adapun aspek yang dapat menyebabkan amonium nitrat menjadi kurang stabil dan berisiko lebih besar meledak antara lain paparan terhadap  kontaminan klorida dan logam (kromium, tembaga, kobalt, dan nikel), penurunan pH, atau peningkatan keasaman.

«Explosive flames» ledakan api merupakan salah satu sihir astral terbentuk dari elemen api yang datang berasal dari langit dikelilingi oleh lingkaran sihir berwarna merah kilat bercahaya. Menimbulkan bola api besar di langit. Hal ini menyebabkan penguapan material di sekitarnya, menghasilkan ekspansi yang cepat terhadap amonium nitrat.

Dalam satu kibasan jubah, bersamaan mengeluarkan suara "bush" seperti angin yang baru menghembus di udara. Mereka melompat keluar secara bersamaan melalui jendela yang terbuka lebar berpintu dua menghadap Ibukota.

Saat itu, Kitarou Shin tidak mengetahui kabar bahwa kedua orang tuanya telah tiada. Karena di usianya yang sekarang, Kitarou Shin tidak diperbolehkan untuk mengikuti wajib Militer.

Selama tujuh tahun terakhir, Kitarou Shin hidup sebagai anak yang mandiri, dan selalu mengurung dirinya di dalam rumah tanpa kedua orang tuanya. Hal itu bukanlah kehendak dari Kitarou sendiri, melainkan itu merupakan nasehat yang pernah ditinggalkan dari kedua orangtuanya agar tidak terlalu mengenal dunia luar.

Kitarou adalah seorang anak yang baik dan penurut. Dia selalu mematuhi peraturan dan nasehat dari kedua orang tuanya. Karena hal itulah, membuat dirinya terbiasa dengan cara kehidupannya sebagai anak normal. Namun, impian dan harapan yang dipercayakan kepadanya, membuat dirinya berpikir dunia reformasi adalah hal utama yang harus dia lakukan sebagai Penerus Baja Hitam.

Dengan langkah pertamanya, Kitarou tumbuh dengan potensi luar biasa yakni merupakan buah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Setelah pemikiran dan tujuannya cukup matang, Kitarou memberanikan dirinya untuk menemui Dewan Kaisar (Para petinggi kekuasaan).

Berlanjut...

[1] Akademi (lembaga pendidikan tinggi).

[2] Vitalitas (cara bertahan hidup).

[3] Amonium nitrat (padatan putih seperti kristal yang dibuat dalam jumlah besar di industri).

Note; selalu berikan dukungan pada Authornya, dengan cara memberikan «vote» kalian. Agar si Author lebih bersemangat dalam melanjutkan ceritanya!

Malam yang indah, di sini ZoelZack.

Kali ini adalah Retrospection atau Retrospeksi atau secara harfiahnya "Sorot balik" hanya menceritakan monolog dari seseorang.

untuk chapter 4, mungkin bakal rilis minggu depan. Jadi, bersabarlah. pastinya tetap kasih dukungannya dengan cara memberikan pendapat kalian tentang cerita ini.

Salam hangat, ZoelZack.

AuthorFantasycreators' thoughts