Ah, pikiran macam apa ini. Tak mungkin, jangan sampai lah, dia masih bocah, terlalu polos jika menyukai wanita sepertiku.
Aku menoleh kembali ke belakang, ternyata dia mengikutiku.
Dia menampilkan senyum, walau hanya samar-samar tak terlalu nampak. Tumben, batinku.
Bukankah tadi dia senyum lebar hingga, menampakkan gigi putihnya.
"Kamu ngapain ngikutin saya," ucapku padanya sambil menaikkan satu alis.
"Saya mau beli minum," ucapnya dingin. Lalu berlalu meninggalkanku.
Dasar aneh, gumamku.
Aku lalu melangkahkan kaki menuju tempat orang yang berjualan air minum. Sesekali melirik lelaki muda di sebelahku, dia nampak asik berbicara dengan orang lain.
Apa aku ada salah bicara, tanyaku pada diri sendiri.
Ah, sudahlah untuk apa memikirkannya.
"Laura!" teriak seseorang yang memekakkan telinga.
"Ya ampun Tiara, nggak usah teriak-teriak gitu. Lagian aku juga dengar kok," ucapku dengan kesal.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com